RINDU MENULIS

Tidak banyak orang yang tahu, tentang sesuatu yang melanda diriku, selain diriku sendiri. Demikian juga tidak ada yang sekedar berbasa-basi untuk sekedar mencari tahu dimana keberadaanku saat ini, karena memang aku bukanlah penulis hebat yang mampu menghasilkan karya berupa buku yang diterbitkan, baik secara mandiri maupun antologi.

Walaupun tanpa adanya empati dari seorang sahabat terdekat sekalipun, namun aku tidak boleh larut dalam kondisi yang menyebabkan diriku tidak produktif. Aku merasakan sudah banyak waktuku yang terbuang, terbuang dengan begitu saja tanpa adanya sebuah karya. Jujur muncul kerinduanku untuk menulis, menuliskan semua pengalaman hidup, bahkan sampai pada sebuah obsesi yang kumiliki.

Disaat kerinduan untuk menulis ini muncul, tiba-tiba saja sebuah nada dering di Smartphone-ku berbunyi. Rupanya ada kiriman pesan WhatsApp (WA) dari grup GBL namanya, yaitu sebuah grup Gerakan Budaya Literasi yang sengaja dibentuk untuk mewadai para penulis khususnya masyarakat Sidoarjo dalam mengembangkan budaya gemar membaca dan mengekspresikannya dalam sebuah karya berupa tulisan. Di grup GBL ini tempat berkumpulnya penulis-penulis hebat, seperti M. Khoiri yang lebih keren dipanggil EMCHO, Tirto, Yusron Hadi, Bunda Lita, Bunda Lilik dan masih banyak nama-nama yang lainnya.

Pesan yang dikirim EMCHO dalam artikel yang berjudul “Tidak punya ide menulis” kubaca belum sampai tuntas, karena aku sendiri sedang menulis kudapan yang memiliki ide hampir sama dengan beliau. Kutata kembali kata demi kata, kurajut kembali semangat menulis yang mulai pudar dari diri ini. Kucoba lagi dan kucoba lagi untuk bangkit dari keterpurukan serta rasa malas yang mulai menjangkiti diriku. Kucoba semangati lagi diri ini dengan melihat kedepan, kalau mereka bisa mengapa aku tidak. Kubangun kembali niatan untuk menulis, dan kali ini aku lebih mantapkan lagi dengan menulis tanpa melihat siapa-siapa, aku hanya ingin menulis karena aku tidak mau hidupku sia-sia tanpa produktifitas.