Jembatan Rizki (92)
#Tantangan Menulis Gurusiana hari ke 92
Jembatan Rizki
Lelahku memandang kotaku
Sedih, haru, bercampur tangis
ini sudah beberapa kali ku lihat
Lumpuh, luluh dikarna keganasan api
Oh kotaku mengapa ?
Mengapa terjadi seperti ini
Serentak, berderet, menghancurkan bangunan
Turut ku berduka untuk kotaku
Hanya Tuhan yang tahu
Hikmah dari musibah ini
Ruko dan pasar sebagai jembatan rezeki
Bersih tak tersisa
Kini pijakan mana
Sebagai pengais rezeki
Kotaku Sintang tetaplah
Aman, damai dalam lindungannmu
Rizki Bridge
I'm tired of looking at my city
Sad, emotional, mixed with tears
I have seen this several times
Paralyzed, melted by the ferocity of the fire
Oh my city why?
Why did it happen like this
Simultaneously, lined up, destroying buildings
I mourn for my city
Only God knows
Lessons from this disaster
Shophouse and market as a bridge of sustenance
Nothing left clean
Now where
As a source of sustenance
My city of Sintang remains
Safe, peaceful under its protection
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi.
Alhamdulillah
Aamiin
Salam literasi juga