Siang yang terik, tergesa Ammar menarik langkah panjang, menaiki tangga rumah panggung tua milik keluarga sembari melompati dua hingga tiga anak tangga. Meluangkan waktu mengunjungi amak di jam sibuk seperti ini bukan hal yang mudah bagi seorang eksekutif muda yang baru bergabung dengan sebuah perusahaan property ternama di kotanya. Kabar gembira yang akan disampaikannya pada amak membuatnya tak sabar untuk melihat ekspresi amak yang sudah sekian lama mendamba seorang menantu.

Bagaimana tidak, dari keempat putranya yang dibesarkannya seorang diri sejak berpulangnya sang suami 15 tahun yang lalu dengan penuh kepenatan, yang kini sudah terbilang mapan belum seorangpun yang menunjukkan tanda akan menghadiahkan menantu padanya, apalagi cucu. Tak lelah amak menyampaikan harapannya, namun dengan cara yang halus menghiba sebagaimana tindak keseharian amak yang penuh kelembutan dan sabar. Duh amakku sayang para putramu ini bukan tak ingin membuatmu bahagia.

Begitu tiba di ruang tamu Ammar disambut gembira ketiga kakaknya yang sudah tiba lebih awal. “InsyaAllah amak dalam minggu ini kami akan membawakan empat menantu sekaligus untuk amak.” Ucapan si sulung membuat amak ternganga, tak bisa ungkapkan rasa. “ Kami telah berjanji akan mempersunting istri jika si bungsu juga sudah siap menjadi seorang kepala keluarga .” Amakpun hanya berlinang air mata.