Nur Sholeh

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Implementasi Model Higher Order Thinking Skill (HOTS) Dalam Evaluasi Program Pembelajaran Bahasa Arab

Implementasi Model Higher Order Thinking Skill (HOTS) Dalam Evaluasi Program Pembelajaran Bahasa Arab

A. Latar Belakang

Pembelajaran dapat diartikan dalam arti sempit sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman. Kata pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial. Pembelajaran dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik dikelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Fungsi evaluasi yaitu: (1) Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling. (2) Memberikan informasi kepada pihak pimpinan Sekolah/Madrasah, guru mata pelajaran, dan orang tua peserta didik tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah

Taksonomi di dasarkan pada asumsi, bahwa program pendidikan dapat di pandang sebagai suatu usaha mengubah tingkah laku siswa dengan menggunakan beberapa mata pelajaran. Guru dapat mencapai tujuan pembelajaran dan peserta didik dapat menguasai kompetensi yang telah ditetapkan dengan melalui proses pembelajaran. Tujuan atau kompetensi tersebut biasanya sudah dirancang dalam perencanaan pembelajaran yang berbentuk tujuan pembelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator. Peserta didik dapat diketahui sudah sejauh mana mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi tertentu, maka seorang guru perlu melakukan tindakan evaluasi. Proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah, menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom, yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pemerintah mengharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan penerapan Higher Order Thinking Skill (HOTS) atau Keterampilan Bepikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative), kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama (collaboration) dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal yang disampaikan pemerintah yang menjadi target karakter peserta didik itu melekat pada sistem evaluasi kita dalam ujian nasional dan merupakan kecakapan abad 21. Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan sebagai upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 2018 telah terintegrasi Penguatan Pendidikan Karakter dan pembelajaran berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS).[1]

B. Pembahasan

1. Pengertian Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program berikutnya. Dalam bidang pendidikan ditinjau dari sasarannya, evaluasi ada yang bersifat makro dan ada yang bersifat mikro. Evaluasi yang bersifat makro sasarannya adalah program pendidikan, yaitu program yang direncanakan untuk memperbaiki bidang pendidikan. Evaluasi mikro sering digunakan di tingkat kelas. Jadi sasarannya adalah program pembelajaran di kelas dan yang menjadi penanggungjawabnya adalah guru untuk sekolah dan dosen untuk perguruan tinggi (Djemari Mardapi, 2000:2). Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti, sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.

Gronlund dan Lin seorang pakar evaluasi pengajaran (1985: 5) mengemukakan definisi evaluasi sebagai berikut : Evaluation is a systematic process of collecting, analizing, and interpreting information to determine the extent to wich pupils are achieving intructional objctives. Evaluation answers the question “how good?”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan menganalisis dan menafsirkan data-data untuk menentukan apakah seorang siswa dipandang telah mencapai target pengetahuan atau ketrampilan yang dirumuskan dalan tujuan pembelajaran.

2. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data atau informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas sistem penilaiannya. Sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Ruang Iingkup Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar ini meliputi konsep penilaian, penilaian otentik, ketuntasan belajar, penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan, penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan, pemanfaatan dan pelaporan hasil belajar.[2]

Popham, ( Popham, W.J. 1995. Allyn and Bacon, L.L.& Antonio, E. M.. 1998: 3) mendefinisikan assessment dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menetukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel, mendefinisikan assessment sebgagai proses yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sitem institusi (“process that provide information about individual students, about curriculum or programs, about institutions, or about entire systems of institutions.” (Stark, J.S. & Thomas, A. , Simon& Schuster 1994 : 46).

Komite Studi Nasional tentang Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA, menyatakan bahwa : “Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary data useful to decision makers in selecting among alternatives”. Yang artinya yaitu: Evaluasi merupkan suatu proses atau kegiatan, pemilihan, pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana suatu tujuan program, prosedur, produk, atau strategi yang dijalankan telah tercapai, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan serta dapat menentukan beberapa alternatif keputusan untuk program selanjutnya. Dalam pembelajaran terdapat empat komponen utama yaitu tujuan, materi metode dan evaluasi. Dilihat dari segi prosesnya setiap pembelajaran terdiri atas tiga tahapan yaitu perncanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapaun tujuan evaluasi menurut Sukardi, terdapat minimal enam tujuan evaluasi yang terkait dengan belajar mengajar, antara lain: (1) Menilai ketercapaian (attainment) tujuan. (2) Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. (3) Sebagai sarana (means) untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. (4) Memotivasi belajar siswa. (5) Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. (6) Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum. Tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh informasi yang akurat dan obyektif tentang suatu program. Informasi tersebut dapat berupa proses pelaksanaan program, dampak hasil yang dicapai, efisiensi serta pemanfaatan hasil evaluasi yang difokuskan untuk program itu sendiri, yaitu untuk mengambil keputusan: apakah dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan. Selain itu juga dipergunakan untuk kepentingan penyusunan program berikutnya maupun penyusunan kebijakan yang terkait dengan program.

Pelaksanaan penilaian di Madrasah Tsanawiyah (MTs) mengacu pada Standar Penilaian Pendidikan dan peraturan penilaian lain yang relevan dari pemerintah. Berkaitan dengan penilaian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut: (1) Penilaian yang dilakukan oleh guru hendaknya tidak hanya penilaian atas pembelajaran (assessment of learning), melainkan juga penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as learning), (2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar (KD) pada Kompetensi Inti (KI), yaitu KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. (3) Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian yang membandingkan capaian peserta didik dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan. Hasil penilaian seorang peserta didik, baik formatif maupun sumatif, tidak dibandingkan dengan hasil peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi yang ditetapkan merupakan ketuntasan belajar minimal yang disebut juga dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM), (4) Penilaian dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, artinya semua indikator diukur, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dan yang belum dikuasai peserta didik, serta untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar ini diperuntukkan bagi: (1) Guru sebagai rambu-rambu dalam meren canakan dan melaksanakan penilaian, mengolah hasil penilaian, memanfaatkan dan menindakianjuti hasil penilaian, serta membuat laporan hasil belajar peserta didik (rapor); (2) Pihak madrasah sebagai rambu-rambu dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian akhir dan ujian madrasah, mengolah hasil penilaian/ujian, memanfaatkan dan menindakianjuti hasil penilaian/ujian; (3) Kepala Madrasah sebagai salah satu bahan untuk menyusun dan melaksanakan program pembinaan melalui supervisi akademik; (4) Pengawas sebagai salah satu bahan untuk menyusun dan melaksanakan program pembinaan melalui supervisi akademik; dan (5) Orang tua dalam memahami sistem dan mekanisme penilaian serta laporan hasil belajar peserta didik. Analisis konteks sasaran lingkup penilaian hasil belajar sebagaimana dalam lampiran Keputusan Dirhen Pendis nomor 5162 tersebut diketahui bahwa:

a. Evaluasi konteks ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan.

b. Evaluasi input diarahkan untuk mengetahui input, baik dari segi sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.

c. Evaluasi proses di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kelancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.

d. Evaluasi hasil atau product. Penilaian diharapkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir (untuk diperbaiki atau dimodifikasi, ditingkatkan, atau diberhentikan).

e. Evaluasi outcome atau lulusan. Pelaporan hasil evaluasi diperuntukkan kepada kepala sekolah, guru dan orangtua peserta didik serta bagi pengawas dalam rangka pembinaan supervisi akademik lebih lanjut.

Objek evaluasi program pembelajaran yaitu evaluasi masukan pembelajaran yang menekankan pada penilaian karakteristik siswa, keadaan, dan sarana prasaran pembelajaran serta hal lainnya yang menyangkut tentang pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran menekan pada cara mengajar, media dalam pembelajaran, strategi pembelajaran, dan sebagainya. Dalam perkembangannya penilaian tidak hanya mengukur hasil belajar, namun yang lebih penting adalah bagaimana penilaian mampu meningkatkan kompetensi peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penilaian perlu dilaksanakan melalui tiga pendekatan: (1) penilaian sebagai assessment of learning, yaitu penilaian terhadap hasil belajar; (2) assessment for learning, yaitu penilaian untuk mendorong atau mengoptimalkan proses pembelajaran, dan (3) assessment as learning, yaitu penilaian sebagai bagian dari proses pembelajaran yaitu sebagai alat perbaikan proses pembelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Pasal 2 dinyatakan bahwa penilaian pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas; 1) Penilaian hasil belajar oleh Pendidik; 2) Penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan; dan 3) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Dalam rangka penguatan mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab di madrasah sebagaimana KMA Nomor 165 Tahun 2014, maka penilaian oleh Pendidik, Satuan Pendidikan dan Pemerintah pada madrasah dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Komponen

Penilaian

Pendidik

Satuan Pendidikan

Pemerintah

Bentuk Penilaian

• Penilaian Harlan

• Penilaian tengah semester

§ Penilaian akhir semester

§ Penilaian akhir tahun

§ Ujian Madrasah USBN

• Ujian Nasional

• UAMBN

Aspek yang dinilai

Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan

Pengetahuan dan Keterampilan

Pengetahuan

3. Prinsip – Prinsip Penilaian Hasil Belajar

Bagi seorang guru penting hukumnya untuk mengetahui dan memahami prinsip – prinsip evaluasi untuk dijadikan sebagai petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna merealisasikan evaluasi dengan cara yang benar.

Menurut Ainin, Tohir dan Asrori (2006: 12), prinsip – prinsip evaluasi dalam program perencanaan pembelajaran antara lain : a). Menyeluruh, b). Kesinambungan, c). Berorientasi pada tujuan, d). Objektif, e).Bermakna, f). Sesuai dengan kurikulum, g). Mendidik. Sedangkan menurut Slameto (2001: 16) sebagaimana dikutip oleh Sukardi dikemukakan bahwa evaluasi harus minimal mempunyai tujuh prinsip yaitu: (a) Terpadu, (b) Menganut cara belajar siswa aktif, (c) Kontinuitas, (d) Koherensi dengan tujuan, (e) Menyeluruh, (f) Membedakan (diskriminasi), (g) Paedagogis.

Adapun prinsip –prinsip tersebut merupakan hal-hal yang harus dipegang oleh seorang pendidik agar dalam melakukan evaluasi nantinya sudah terarah sehingga dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prinsip sehingga tujuan evaluasi akan tercapai. Dalam melakukan penilaian hasil belajar agar hasilnya dapat diterima oleh semua pihak, maka kegiatan penilaian harus merujuk kepada prinsip-prinsip penilaian, sebagai berikut:[3]

a. Sahih

Agar penilaian sahih atau valid, yaitu mengukur apa yang ingin diukur, maka harus dilakukan berdasar pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.

b. Objektif

Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu, perlu dirumuskan petunjuk teknis penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas.

c. Adil

Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, gender, golongan dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata harus disebabkan oleh berbedanya capaian hasil belajar peserta didik pada kompetensi yang dinilai.

d. Terpadu

Berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran

e. Terbuka

Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas dan dapat diketahui oleh siapapun yang berkepentingan. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak yang dinilai yaitu peserta didik dan pengguna hasil penilaian berhak mengetahui proses dan acuan yang digunakan dalam penilaian, sehingga hasil penilaian dapat diterima oleh semua pihak.

f. Menyeluruh dan berkesinambungan

Penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. Sistematis

Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti Iangkah-langkah baku.

h. Beracuan Kriteria

Penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi menggunakan acuan kriteria. Artinya untuk menyatakan seorang peserta didik telah kompeten atau belum bukan dibandingkan terhadap capaian teman-teman atau kelompoknya, melainkan dibandingkan terhadap kriteria minimal yang ditetapkan. Peserta didik yang sudah mencapai kriteria minimal disebut tuntas, dapat melanjutkan pembelajaran untuk mencapai kompetensi berikutnya, sedangkan peserta didik yang belum mencapai kriteria minimal wajib menempuh remedial.

i. Akuntabel

Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya.

4. Ruang Lingkup Evaluasi

Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan objek evaluasi itu sendiri. Jadi, jika objek tersebut tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran dapat ditinjau dari berbagai perspekttif, yaitu domain hasil belajar, sistem pembelajaran, proses dan hasil belajar, serta kompetensi.

Menurut Benyamin S. Bloom, dkk hasil belajar dapat dikelompokan ke dalam tiga domain ,yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Adapun rincian domain tersebut, antara lain:

1) Domain kognitif (cognitive domain). domain ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:

a) Pengetahuan (knowledge) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja yang dapat di gunakan, antara lain: mengidentifikasi, membuat garis besar, menyusun daftar dll.

b) Pemahaman (comprehension) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut siswa memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan dan dapat memanfaatkannya. Kata kerja yang dapat digunakan antara lain menjelaskan, menyimpulkan, memberi contoh dll.

c) Penerapan (application) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menggunakan ide-ide umum, metode, prinsip, dan teori dalam situasi yang baru dan konkret. Kata kerja yang digunakan diantaranya mengungkapkan, mendemonstrasikan, menunjukkan dll.

d) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam komponen pembentuknya. Kata kerja yang digunakan diantaranya menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan dll.

e) Sintesis (synthesis) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasilnya bisa berupa tulisan, rencana atau meanisme. Kata kerja yang digunakan diantaranya menyusun, menggolongkan, menggabungkan dll.

f) Evaluasi (evaluation) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasaran kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan diantaranya menilai, membandingkan, menduga dll.

Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir, kompetensi dalam mengembangkan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif menurut Bloom merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi 6 tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi

Tabel 1. Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom.

PROSES KOGNITIF

DEFINISI

C1

L

O

T

S

Mengingat

Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan

C2

Memahami

Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar

C3

Menerapkan/Mengapli

kasikan

Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa

C4

H

O

T

S

Menganalisis

Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan

C5

Menilai/Mengevaluasi

Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar

C6

Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru

2) Domain afektif (affective domain) yaitu internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian darinya dalam membentu nilai dan tingkah laku.

Domain afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan, yaitu:

a) Kemampuan menerima (receiving) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kata kerja yang digunakan diantaranya menanyakan, memilih, menggambarkan dll.

b) Kemampuan menanggapi atau menjawab (responding) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik tidak hanya peka terhadap suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan peserta didik untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata kerja yang digunakan diantaranya membaca, mengemukakan, mendiskusikan dll.

c) Menilai (valuing) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menilai suatu objek, fenomena atu tingah laku secara konsisten. Kata kerja yang digunakan diantaranya melengkapi, menerangkan, mengusulkan dll.

d) Organisasi (organization) yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik menyatukan nilai yang berbeda, memecahkan masalah. Kata kerja yang digunakan diantaranya mengubah, mengatur, membandingkan dll.

e) Menjadi pola hidup yaitu kemampuan seseorang untuk menerapkan setiap yang dipelajari dalam tindakan sehari-hari.

Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah afektif yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif menjadi 5 kategori, yaitu seperti pada tabel di bawah.

Tabel 2. Ranah Afektif

PROSES AFEKTIF

DEFINISI

A1

Penerimaan

Semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik

A2

Menanggapi

Suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

A3

Penilaian

Memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.

A4

Mengelola

Konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.

A5

Karakterisasi

Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Domain psikomotor (psychomotor domain) yaitu kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan gerak tubuh atau bagiannya. Kata kerja yang digunakan harus sesuai dengan kelompok keterampilan masing-masing, yaitu:

a) Meniru merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur, mnyesuaikan, dan sebagainya.

b) Memanipulasi merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini adalah menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.

c) Pengalamiahan merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar, memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.

d) Artikulasi merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan sebagainya.

Berdasarkan taksonomi Bloom di atas, maka kemampuan peserta didik dibagi menjadi dua, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah. kemampuan tingkat rendah terdiri atas pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi, sedangkan kemampuan tingkat tinggi meliputi analisis, sintesis, evaluasi dan kreatifitas.

Tabel. 3 Ranah Psikomotorik

PROSES PSIKOMOTOR

DEFINISI

P1

Imitasi

Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang

P2

Manipulasi

Manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, peserta didik dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.

P3

Presisi

Presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”.

P4

Artikulasi

Artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.

P5

Naturalisasi

Naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).

5. Pengembangan Higher Order Thinking Skill (HOTS) Dalam Model Pembelajaran Bahasa Arab

HOTS sebagai critical thinking didefinisikan sebagai keterampilan memberikan keputusan (judgment) menggunakan alasan yang logis dan ilmiah. Ini mencakup berfikir kritis dan metakognitif. HOTS sebagai problem solving didefinisikan sebagai keterampilan mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah yang bersifat ill structured. Ini mencakup problem solving itu sendiri (Brookhart, 2010). Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi. a. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya. b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar. c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif. d. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Desain model pembelajaran HOTS tampak pada gambar berikut:

Menurut beberapa ahli, definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya dari Resnick (1987) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk menggarisbawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom. Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).[4]HOTS yang dimaksud disini mencakup keterampilan menganalisa (analyzing), mengevaluasi (evaluating), mencipta (creating), berfikir kritis (critical thinking) dan penyelesaian masalah (problem solving). Indikator keterampilan menganalisa, mengevaluasi dan mencipta didasarkan pada teori yang dipaparkan Anderson & Krathwohl (2001), sedangkan keterampilan berfikir kritis dan penyelesaian masalah didasarkan pada teori yang dijelaskan oleh Brookhart (2010). Higher Order Thinking Skills atau disingkat dengan HOTS didefinisikan sebagai tingkatan berfikir dimana proses yang dilakukan lebih dari sekedar mengulang informasi atau fakta. Sedangkan dalam taksonomi Bloom hasil revisi Anderson & Krathwohl (Moore & Stanley, 2010), HOTS dispesifikkan ke dalam tiga dimensi berfikir yang terdiri dari Analyzing, Evaluating dan Creating.[5] Belajar berpikir kritis tidak langsung seperti belajar tentang materi, tetapi belajar bagaimana cara berpikir kritis dalam penggunaanya untuk memecahkan masalah. Keterampilan berpikir peserta didik dapat dilatihkan melalui kegiatan dimana peserta didik diberikan suatu masalah dalam hal ini masalah berbentuk soal yang bervariasi.

a. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge

Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. Kemampuan berpikir yang masih rendah tidak sesuai dengan kebutuhan abad 21, yaitu salah satunya membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Osman, Hiong & Vebrianto, 2013; Turiman et al., 2012). Kemampuan berpikir tingkat tinggi menurut Heong, et al (2012) sangat diperlukan peserta didik karena dapat membantu peserta didik untuk menghasilkan ide-ide sehingga dapat memecahkan masalah pada pembelajaran atau tugas individu, menurut Chatib (2012) kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat membantu peserta didik untuk mencapai hasil akhir yang berkualitas dan membantu peserta didik untuk memahami suatu informasi. Kemampuan berpikir peserta didik yang masih rendah perlu ditingkatkan menuju kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan cara meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik sampai pada kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta berdasarkan Taksonomi Bloom terevisi. Peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran aktif yang berpusat pada peserta didik dan didasarkan pada konstruktivisme (Limbach & Waugh, 2010; Yilmaz, 2008). Model pembelajaran yang didasarkan pada konstruktivisme dan pembelajaran aktif yang dapat mengakomodasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) (Afandi, 2011; Sastrawati, et al., 2011; Magsino, 2014; Wulandari & Surjono, 2013). Model Problem Based Learning dapat memaksimalkan kemampuan peserta didik untuk mengkonstruksi definisi konsep melalui gagasan, ide, pengalaman dan fakta yang diaplikasikan dalam pencarian suatu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi (Wikanso, 2013). Hal senada juga dinyatakan oleh Magsino (2014) bahwa model Problem Based Learning dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Tahap-tahap model Problem Based Learning, yaitu: meeting the problem, problem analysis and learning issues, discovery and reporting, solution presentation and reflection, overview integration and evaluation (Tan, 2003). Meeting the problem dapat meningkatkan kemampuan menganalisis (C4) melalui kegiatan mengidentifikasi fenomena yang dihadirkan dan merumuskan pertanyaan. Problem analysis and learning issues dapat meningkatkan kemampuan mencipta (C6) melalui kegiatan perencanaan penyelidikan dan menentukan jawaban sementara dari permasalahan illstructure, serta meningkatkan kemampuan menganalisis (C4) melalui kegiatan membedakan informasi yang penting dari informasi yang tidak penting untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang telah ditentukaan. Discovery and reporting dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi (C5) melalui kegiatan memeriksa dan mengkritik ketika peserta didik melaporkan hasil penemuan yang telah dilakukan kepada masing-masing anggota kelompok dalam kegiatan diskusi. Solution presentation and reflection dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi (C5) melalui kegiatan tanya jawab mengenai solusi pemecahan masalah. Overview, integration and evaluation dapat meningkatkan kemampuan mengevaluasi (C5) melalui kegiatan mengevaluasi proses pencarian solusi permasalahan dan meningkatkan kemampuan mencipta (C6) melalui kegiatan penarikan kesimpulan (Anderson dan Karthwohl, 2010; Khofifatin dan Yonata, 2013; Magsino, 2014; Tan, 2003).

Berdasarkan kurikulum 2013, disebutkan bahwa pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, dan kerjasama dilakukan secara seimbang dengan pengembangan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Kurikulum 2013 ini, merupakan suatu kebijakan baru pemerintah dalam program pendidikan yang diharapkan mampu menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia ke depan.[6]

Kompetensi bahasa Arab pada satuan pendidikan di madrasah mencakup keterampilan mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Mendengar berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat buku pelajaran) berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Berbicara berarti mengungkapkan berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) melalui berbagai teks lisan yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks tulis yang memiliki tujuan komunikatif, struktur teks, dan linguistik tertentu.

Keterampilan dalam berbahasa merupakan kewajiban yang harus dimiliki oleh siswa setelah belajar bahasa Arab. Mendengar berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi,penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Berbicara berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif, mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Membaca berarti memahami berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan dialog monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif,mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi, penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan. Menulis berarti mengungkap berbagai makna (antar-perseorangan, pendapat, buku pelajaran) dalam berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk deskriptif, naratif,mencertiakan kegiatan, prosedur, laporan, pokok berita, anekdot, eksposisi,penjelasan, diskusi, komentar, dan tinjauan.

Inti dari proses pembelajaran adalah terciptanya keaktivan model pembelajaran, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan pendidik berperan sebagai fasilitator.[7] HOTS sebagai transfer didefinisikan sebagai keterampilan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dikembangkan dalam pembelajaran pada konteks yang baru, sesuatu yang belum diajarkan sebelumnya. HOTS sebagai transfer mencakup analyzing, evaluating, creating, berfikir kreatif, berfikir logis dengan dirangkum menjadi menganalisa, mengevaluasi dan mencipta, sedangkan dua keterampilan lainnya sudah termasuk di dalamnya (Brookhart, 2010).

Untuk menguji keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal untuk menilai hasil belajar dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam taksonomi Bloom, baik pada soal pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Di dalam pembelajaran khususnya dalam bahasa Inggris, dinyatakan bahwa kemampuan peserta didik bukan hanya untuk menguasai sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, berarti peserta didik harus selalu diajak untuk belajar dengan menggunakan proses berpikir untuk menemukan konsep-konsep tersebut.

b. Pengembangan Model HOTS Dan Instrumen

Higher Order of Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif. Berfikir tingkat tinggi merupakan kemampuan berfikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite), menemukan, menganalisis, mencipta, merefleksi dan berargumen. Berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan analitis dan refleksif. Berfikir kreatif yang sifatnya orisinil dan reflektif. Hasil dari keterampilan berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan diantaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan menentukan efektifitasnya. Berfikir kreatif meliputi juga kemampuan menarik kesimpulan yang biasanya menelorkan hasil akhir yang baru.

Pengembangan model HOTS dalam bahasa Arab memerlukan berbagai kriteria baik dari segi bentuk soalnya maupun konten materi subjeknya. Ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal dalam hal ini guru untuk menulis butir soal yang menuntut berpikir tingkat tinggi para siswa, yakni materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku sesuai dengan ranah kognitif Bloom pada level analisis, evaluasi dan mengkreasi, setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus) dan soal mengukur kemampuan berpikir kritis. Soal HOTS selayaknya meminimalisir kemampuan mengingat kembali informasi (recall), tetapi lebih mengukur kemampuan. Teknik pengembangan soal didasarkan pada prinsip kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi:

a. Creativity Thinking and Innovation

Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan mengimplemen tasikan ide-ide mereka secara kreatif baik secara mandiri maupun berkelompok.

b. Critical Thinking and Problem Solving

Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis, menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti, argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara luas melalui pengakajian secara mendalam, serta merefleksikannya dalam kehidupan seharihari.

c. Communication

Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan gagasan secara efektif menggunakan media lisan, tertulis, maupun teknologi.

d. Collaboration

Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok dalam memecahkan permsalahan yang ditemukan, yaitu transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, menelaah ide dan informasi secara kritis.

Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut berpikir tingkat tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam. Suatu tes bahasa dapat kita ketahui macamnya, ada 3 yaitu tes diskret, integratif dan pragmatik.

a. Tes Diskret

Menurut Oller (1979) sebagaimana dikutip oleh Ainin, Tohir dan Asrori (2006,70), tes dikret ialahsuatu tes yang hanya menekankan satu aspek kebahasaan pada satu waktu, artinya yang diukur adalah tunggal atau satu komponen saja. Tes ini dilatarbelakangi oleh pandangan stuktural dalam kajian kebahasaan (Dwiwajono, 1996 ). Dalam kajian sruktural, hakikat bahasa itu terdiri atas beberapa komponen yang saling terpisah.

b. Tes Integratif

Tes integratif merupakan penggabungan dari bagian-bagian yaang terkecil pada sstu butir tes. Tes ini dapat dikatan sebagai koreksi terhadap kelemahan yang ada dalam tes diskret. Menurut Nurgiantoro (1988), dikutip oleh Ainin, Tohir dan Asrori (2006, 74), yang termasuk tes integratif baik yang menyangkut aspek kebahasaan maupun ketrampilan bebahasa adalah menyusun kalimat, menafsirkan wacana yang singkat yng dibaca dan didengar, memahai bacaan yang dibaca atu didengar, menyusun sebuah alinea berdasarkan kalimat-kalimat yang disediakan.

c. Tes Pragmatik

Jenis tes pragmatik sangat beragam. Oller mengemukakan bahwa bntuk tes bahasa pragmatiik yaitu dikte, tes close, pemahaman parafrase, jawaban pertanyaan, berbicara atau wawancar, menulis, bercerita, dan terjemahan. Indikator Tes Bahasa Arab Berbasis Kompetensi meliputi empat aspek ketrampilan kemahiran bahasa, yaitu: (1) Tes Kemahiran Menyimak meliputi berbagai indikator pencapaian komppetensi, yaitu: a. Melafalkan ulang kata yang diperdengarkan, b. Mengidentifikasikan bunyi, c. Membedakan bunyi yang mirip, d. Menentukan makna kata melalui gambar, e. Menentukan makna kalimat melalui gambar, f. Merespon ujaran berupa kalimat melalui gerak, g. Memahami teks sederhana dalam bentuk dialog, h. Memahami teks sederhana dalam bentuk narasi. (2). Tes Kemahiran Berbicara meliputi berbagai indikator pencapaian kompetensi, yaitu: a. Menggunakan bentuk ungkapan baku, b. Memperkenalkan diri, c. Menceritakan gambar tunggal, d. Menceritakan gambar berseri dengan panduan pertanyaan, e. Menceritakan gambar berseri tanpa panduan, f. Menceritakan pengalaman dengan panduan, g. Mendeskripsikan objek dan wawancara. (3). Tes Kemahiran Membaca, meliputi berbagai indikator pencapaian kompetensi, yaitu: a. Membaca dengan lancar, cermat dan tepat, b. Menentukan arti kata kosa kata dalm konteks kalimat tertentu, c. Menemukan makna tersirat dalam teks, d. Menemukan ide pokok dalam paragraf, e. Menentukan ide penunjang dalam paragraf, f. Menghubungkan ide – ide yang terdapat dalam bacaan, g. Mensarikan/menyimpulkan ide pokok bacaan, h. Mengomentari dan mengkritisi isi bacaan. (4). Tes Kemahiran Menulis, meliputi berbagai indikator pencapaian kompetensi, yaitu: a. Mengurutkan kata menjadi kalimat, b. Menyusun kalimat berdasaran gambar, c. Menyusun kalimat berdasarka kosa kata, d. Mengurutkan kalimat menjadi paragraf, e. Mendeskripsikan objek atau gambar tunggal berdasarkan pengalaman, f. Menyusun paragraf berdasarkan pertanyaan.

C. Penutup

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi pada pembelajaran tidak hanya melihat hasil tetapi juga evaluasi proses sama pentingnya. Evaluasi proses itu dilaksanakan oleh pendidik untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan peserta didik dalam memahami proses belajar yang telah dilaksanakan. Sedangkan evaluasi hasil pembelajaran adalah evaluasi secara keseluruhan yang diukur dari tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Penilaian evaluasi proses dapat diukur dengan menggunakan penilaian angket, catatan anekdot , refleksi dsb. Penilaian evaluasi proses dapat berupa tes secara lisan atau tulisan.

Kegiatan penilaian dalam evaluasi tidak hanya dilaksanakan pada akhir kegiatan program, tetapi sebaiknya dilakukan sejak awal, yaitu dari penyusunan rancangan program, pelaksanaan program dan hasil dari pelatihan program. Penilaian hasil program tidak cukup pada hasil jangka pendek (output) tetapi dapat menjangkau hasil dalam jangka panjang (outcome and impact program). Ada berbagai macam model evaluasi program. Model mana yang akan digunakan tergantung pada tujuan maupun kemampuan evaluator.

Penyusun berharap bahwa penulisan makalah ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai pentingnya evaluasi dalam segi proses maupun hasil dalam pembelajaran. Dan juga untuk kita sebagai calon pendidik semoga dapat menerapkan evaluasi dalam pembelajaran dengan baik agar membantu peningkatan kualitas pendidikan saat ini.

Daftar Pustaka

David R. Krathwohl,2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview Theory in to Practise

Djemari Mardapi, (2008),Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: MitraCendekia

Ebel, R.L. & Fisbie, D.A.(1986).Essential of educational measurement.New Jerseey: PrenticeHall, Inc.

Farida Yusuf Tayibnapis.(2000).Evaluasi program.Jakarta.Rineka Cipta.

Hasan Baharun, 2007. Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek (Konsep, Prinsip, Model, Pendekatan dan Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum PAI, Yogyakarta: Cantrik Pustaka

Nana Sudjana & Ibrahim.(2004).Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nana Sudjana. (2011). Penilaian Hasil Proses Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Naugle.(2005). Kirkpatrick’s evaluation model as a means of evaluating teacher performance.http://www.findarticles.com/p/articles.

Oriondo, Oriondo, L. L. & Antonio, E. M.D. 1998, Evaluating educational outcomes (Test,measurement and evaluation). Manila: Rex Book Store

Rofiah, E., Aminah, N. S., & Ekawati, E. Y. (2013). Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Fisika pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (2), 17-22.

Sastrawati, E., Rusdi, M., & Syamsurizal. (2011). Problem-Based Learning, Strategi Metakognisi, dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa. Tekno Pedagogi, 1 (2), 1-14.

Tan, O. S. (2003). Problem-Based Learning Innovation. Singapore: Cengange Learning Asia Ltd.

Widoyoko, Eko Putro. (2015). Evaluasi Program Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Yoki ariyana MT, dkk., 2018. Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi, Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan,

http://www.umpwr.ac.id/download/publikasi ilmiah /Evaluasi Program Pembelajaran. pdf

Lampiran RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

8.3.1

Satuan Pendidikan : M Ts NU I’anatuth-Thullab

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Kelas/Semester : VIII / Genap

Materi Pokok : مهنة الطبية

Maharah : الحوار

Tahun Ajaran : 2018-2019

Alokasi Waktu : 3 x 2 JP @ 40 menit ( 2 x Pertemuan )

A. KOMPETENSI INTI

KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama Islam

KI.2 Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI.3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di madrasah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

NO.

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.

1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Arab sebagai

bahasa pengantar komunikasi internasional dan bahasa

pengantar khazanah keislaman yang diwujudkan dalam

semangat belajar.

2.

2.1 Menunjukkan perilaku jujur dan percaya diri dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosial sekitar rumah dan sekolah.

2.2 Menunjukkan perilaku motivasi internal (intrinsic) untuk pengembangan kemampuan berbahasa.

2.1.1. mengembangkan prilaku jujur, percaya diri, rasa ingintahu, komunikatif, santun dan tanggungjawab

3

3.1 Mengidentifikasi bunyi kata,frasa dan kalimat bahasa Arab yang berkaitan dengan

مهنة الطبية baik secara lisan maupun tertulis

3.2. Memahami kata, frase, setruktur jumlah ismiyah pada teks tertulis topik مهنة الطبية

3.3. Memahami makna,isi dan gagasan dari kata, frase, kalimat teks حوار : مهنة الطبية sesuai topik dengan memperhatikan ketepatan setruktural teks dan unsur bahasa yang tepat

· Melafalkan bunyi huruf, kata, frase, dan kalimat bahasa Arab yang berkaitan dengan مهنة الطبية

· Menulis kata,frase dan kalimat yang telah didengar tentang مهنة الطبية

· Mengidentifikasi kata,frasa dan kalimat tentang مهنة الطبية

· Menjelaskan/menjawab soal-soal terkait isi qiro’ah dengan tepat

4

4.1. Mendemonstrasikan ungkapan informasi lisan dan tulisan sederhana topik مهنة الطبية

Dengan ketepatan setruktural teks dan unsur bahasa yang benar dan sesuai konteks

4.2 Menunjukkan contoh ungkapan sederhana untuk menyatakan, menanyakan dan merespon tentang قراءة : مهنة الطبية dengan memperhatikan struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai dengan konteks

· Menyebutkan kata,frasa dan kalimat yang telah didengar tentang مهنة الطبية

· Mengajukan pertanyaan secara tertulis tentang قراءة : مهنة الطبية

· Melakukan dialog/ bercakap monolog sesuai konteks secara berpasangan

· Menyusun karangan sederhana terkait topik dengan kata-kata pilihan yang disediakan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melaksanakan rangkaian pembelajaran, siswa diharapkan dapat :

1. Melafalkan bunyi huruf, kata, frase, dan kalimat bahasa Arab yang berkaitan قراءة مهنة الطبية

2. Mengidentifikasi makna kata, isi gagasan teks tertulis sesuai topik dengan ketepatan setruktural teks yang tepat dan sesuai konteks

3. Menjawab soal-soal tadribat terkait isi teks lisan atau tertulis dengan tepat

4. Bercakap, merespon informasi terkait isi teks dialog dengan benar

5. Menterjemah dan merangkai kalimat acak dengan tepat

D. Materi Pembelajaran

اقرأ جيدة !

عِنْدَ الطَّبِيْب

اُنْظُر إِلَى الْمَرِيْض، هُوَ يَشْكُو بِأَلَم شَدِيْد، عِنْدَهُ أَلَم شَدِيْد فِي رَأْسِهِ وَفِي مَعِدَتِهِ . وَيَشْعُر بِهذَا اْلأَلَم مُنْذُ ثَلاَثَةِ أَيَّام، وَقَدْ تَنَاوَلَ بَعْضَ اْلأَقْرَاص وَلَمْ تَنْفَع . فَذَهَبَ إِلَى عِيَادَةِ الدُّكْتُوْر مَرْوَان. هُوَ طَبِيْب مَعْرُوْف فِي الْمَدِيْنَة .

طَلَبَ الدُّكْتُوْر مِنَ الْمَرِيْض أَنْ يَسْتَلْقِيَ عَلَى السَّرِيْر لِيَفْحَصَهُ وَيَكْشِف عَنْ مَرَضِه.

وَبَعْدَ إِتْمَامِ الْفَحْصِ كَتَبَ الدُّكْتُوْر مَرْوَان لَهُ وَصْفًا طِبِّيًا وَطَلَب مِنْهُ أَنْ يَشْتَرِيَهُ فِي الصَّيْدَلِيَّة.

وَقَالَ : عِنْدَكَ زُكَام وَإِنْفَلُوِيْنْزَا وَاِلْتِهَاب فِي مَعِدَتِك سَيَزُوْل أَلَمُك فِي وَقْتٍ قَرِيْب بَعْدَ تَنَاوُلِ اْلأَدْوِيَة، إِنْ شَاءَ الله فَالدَّوَاء اْلأَوَّل عَلَى شَكْلِ الْحَبَّات وَالثَّانِي عَلَى شَكْلِ اْلأَقْرَاص، وَالثَّالِث الدَّوَاءُ السَّائِل .

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Scientifik

2. Model Pembelajaran : Kooperatif Discovery Learning

3. Metode Pembelajaran : Qiro’ah wattarjamah, Demonstrasi, Diskusi, Penugasan

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media dan Alat peraga

a. Laptop dan LCD

b. Gambar, poto kegiatan siswa di madrasah

2. Sumber Belajar

a. Buku Paket dan LKS Bahasa Arab

b. Kamus.

c. Lingkungan sekitar: nama dan lokasi lingkungan sekolah.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Pendahuluan (10 menit)

a. Guru mempersiapkan kondisi fisik dan psikis siswa untu fokus belajar

b. Guru memberikan appersepsi dan mengaitkan materi dengan lingkungan belajar

c. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif apa kegiatan siswa mulai bangun tidur sampai berangkat sekolah

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan dicapai.

e. Guru membagi siswa menjadi 3 - 4 kelompok (terdiri dari 4 - 5 siswa )

f. Setiap kelompok berdiri berbaris dengan jarak 1 m setiap siswa ( kelas menjadi 3 - 4 baris )

g. Guru melatakkan 3- 4 set kartu kecil didalam kotak yang berbeda (diletakkan dimeja belakang).

b. Kegiatan Inti (90 menit)

a) Mengamati

a. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan mendapat Lembar kerja

b. Secara klasikal, peserta didik mengamati sebuah tayangan video tentang beberapa kegiatan yang dilakukan siswa baik di madrasah maupun di rumah

c. Seiring dengan tayangan video guru membacakan kalimat ( 2-3x )yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di video kemudian meng”klik” pause sampai selesai tayangan video. Siswa mendengarkan pelafalan materi ajar dari guru. Peserta didik secara lisan menanyakan kosa kata / mufradat yang belum diketahui yang ada dalam teks, lalu Siswa mengelompokkan/mencatat kosakata yang belum diketahui. Guru memberikan penjelasan tentang kosakata yang ditanyakan siswa

b) Eksplorasi

a. Guru mendesain 5-10 pertanyaan tentang mufrodat sesuai topik yang diprogramkan. Siswa menyimak bacaan guru dan secara individu menulis kata atau kalimat yang di dengar kedalam Lembar Kerja

b. Guru membentuk kelompok kecil 4-6 diminta mencari pasangan untuk merangkai kata acak berdasarkan benar-salah,

c. Siswa diberi waktu untuk berdiskusi dan menjawab soal tadribat

d. Siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menterjemahkan kata atau kalimat yang sudah ditulis (berdasarkan ingatan ketika mengamati video) dengan saling menghargai pendapat orang lain

e. Siswa mengumpulkan informasi dari nara sumber untuk mengidentifikasi setruktur kalimat isim masdar, dan jumlah fi’liyah, lalu kelompok diminta memberikan tanggapan dan koreksi untuk setiap jawaban, sambil berkeliling setiap kelompok saling menilai hasil LK, guru menilai jawaban, merefleksi dan memberikan reward atas kinerja kelompok terbaik.

c) Discoveri/Active learning

a. Siswa yang berdiri paling belakang pada masing-masing kelompok mendapat giliran mengambil 1 kartu yang berisi tulisan didalam kotak ( kotak A untuk kelompok A dan kotak B untuk kelompok B dst) kemudian diberi waktu beberapa menit untuk mengamati dan menghafalkan mufrodat yang tertulis di kartu dan meletakkan kartu di samping kotak dengan posisi terbalik (Information shourch)

b. Guru menunjukkan teks berbahasa Arab secara langsung menggunakan media komputer (LCD), untuk memberi stimulus kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Peserta didik memperhatikan guru memodelkan membaca teks baik pelafalan ataupun intonasi bacaan. Peserta didik berlatih membaca teks dengan suara keras. Peserta didik diminta mencari berbagai sumber menjawab soal atau lembar kerja dan saling menilai dengan bimbingan guru..Peserta didik menemukan informasi tersurat dan tersirat yang terdapat dalam teks.

c. Peserta didik menemukan hubungan antara isi teks dengan pengalamannya sehari-hari. Peserta didik menyimpulkan isi teks.

d) Mengkomunikasikan

1. Peserta didik membaca teks dengan suara keras di depan kelas.

2. Peserta didik menceritakan kembali isi teks di depan kelas secara sederhana.

3. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terkait dengan isi teks secara singkat.

c. Penutup (10 menit)

1. Guru mengecek ulang pemahaman peserta didik tentang topik dan memberikan konfirmasi

2. Guru bersama-sama peserta didik membuat konklusi tentang materi yang baru dipelajari.

3. Guru meminta peserta didik untuk memberikan refleksi (bisa berupa kesan, pesan, kritik, saran perbaikan) terhadap sistem pembelajaran yang baru saja berlangsung.

4. Guru memberitahukan kepada peserta didik tentang keterampilan berbahasa Arab yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

G. Penilaian

a. Ranah yang dinilai: Sikap dan Performansi berbahasa Arab (maharah Qira’ah)

b. Teknik Penilaian : Observasi dan Performansi

c. Instrumen : Lembar observasi sikap dan performansi (maharah Qira’ah).

d. Instrumen Penilaian

1) Sikap Spiritual

No

Butir KD yang Dinilai

Indikator

Jumlah butir instrumen

1

Mensyukuri Anugerah Tuhan

Membiasakan membaca karangan berbahasa Arab baik di dalam atau luar kelas.

1

Menunjukkan siakap antusiasme, motivasi dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab di kelas.

1

Selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru bahasa Arab.

1

Kriteria Penilaian:

a. Rentangan Skor

Skor

Kreteria

Kualifikasi

4

Selalu melakukan (≥ 3.5)

Sangat baik

3

Sering melakukan ( 2,5 s.d 3,4)

baik

2

Kadang-kadang/jarang melakukan (1,5 s.d 2,4)

cukup

1

Tidak pernah melakukan (≤ 1,4)

kurang

b. Lembar Observasi Teknik Penskoran

Kelas : VIII

Semester : 2

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Waktu Pengamatan:

KD yang diamati : Mensyukuri Anugerah Tuhan

Indikator Sikap : Lihat pada uraian di atas.

No

Nama

Skor Sikap Spiritual

Jumlah

Skor Akhir

Kualifikasi

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

1

3,5

2

3,5

9

(9:12)x 4= 3

baik

2

4

3

4

11

(11:12) x 4= 3,7

Sangat baik

2) Sikap Sosial

No.

Butir KD yang Dinilai

Indikaator

Jumlah butir instrumen

1

Santun

Mengacungkan jari telunjuk ketika ingin mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan guru

1

Tidak menjawab pertanyaan dari guru sebelum diperintah untuk mengutarakan jawaban

1

2

Responsif

Merespon pertanyaan guru yang berhubungan dengan Al-Usrah (keluarga).

1

3

Proaktif

Membaca dengan lancar, cermat, tepat dan keras wacana tertulis tentang al-Usrah (keluarga).

1

Kriteria Penilaian:

a. Rentangan Skor

Skor

Kreteria

Kualifikasi

4

Selalu melakukan

Sangat baik

3

Sering melakukan

baik

2

Kadang-kadang/jarang melakukan

cukup

1

Tidak pernah melakukan

kurang

b. Lembar Observasi Teknik Penskoran

Kelas : VIII

Semester : 2

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Waktu Pengamatan:

KD yang diamati : Perilaku santun dan responsif

Indikator Sikap : Lihat pada uraian di atas.

Nama

Skor Sikap Sosial

jmlh

Skor Akhir

Kualifikasi

Indik 1

Indik 2

Indik3

Indik 4

Indik 5

Indik6

Salma

3

2

4

2

2

1

14

(14:24) x6 = 3,5

Sangat baik

fina

2

2

2

4

1

2

13

(13:24) x6 = 3,25

baik

3) Aspek yang Dinilai dalam Maharah Qira’ah

No.

Aspek yang dinilai

Skor Maksimal

1

Kebenaran bacaan

20

2

Intonasi

20

3

Kelancaran

20

4

Pemahaman

30

5

Kepercayaan diri

10

100

a. Lembar Observasi Performansi

Kelas : VIII

Semester : 2

Mata Pelajaran : Bahasa Arab

Waktu Pengamatan:

KD yang diamati : KD 3 dan KD 4

Indikator KD : Lihat pada uraian di atas.

No.

Nama

Skor peraspek yang diperoleh

Skor yang diperoleh

Kebenaran bacaan

Intonasi

Kelancaran

Pemahaman

Kepercayaan diri

1

5

5

10

20

20

60

2

10

10

20

25

30

95

Contoh Instrumen Soal HOTS :

Lampiran 1:

INSTRUMEN TES RPP BAHASA ARAB BERBASIS HOTS

أ- اِخْتَرِ الْأَجْوِبَةَ الصَّحِيْحَةَ مِنْ اِحْدَى الْحُرُوْفِ أ/ب/ج/د بِعَلَامَةِ الصَّلْبِ فِيْ صَحِيْفَةِ الْأَجْوِبَةِ !

5. هَل عِنْدَكُم ... يَا صَيْدَلِيُّ ؟ نعم،

أ. الدواء ج. مَحْمُوْلٌ

ب. وصْفِيَّة د. هَذِه الاَدْوِيَّة

6. سَالِم : هَلْ يُمْكِنُ أَنْ .... هَذِه الادْوِيَّة بِنَفْسِك!

أ. أَخَذَ ج. تَشْتَرِي

ب.أَلْقَى د. أدْفَعَ

7. قَال الطبيبُ: بمَاذا تَشْعُرُ ؟ المرضُ: أشْعُرُ بِألَمٍ شَدِيْ فِي البَطْنِ ...

أ. صداع ج. سعال

ج. جوع د. اسهال

8. يجب على المرضى .... يستريحَ منذ يومين

أ. أن ج. لَنْ

ب. حتى د. لكَى

1. قَدْ أَصَابَنِي الحُمَى الشَّدِيْد، عِنْدِي . . . فِي الاَسْنَان مُنْذُ يَوْمَيْن

أ. ادْوِيَةٌ ج. وَجَعٌ

ب. صَدَاعٌ د. اسْهَالٌ

2. ذَهَبْتُ الَى .... لِعِيَادَة المَرْضَى مَسَاءً

أ. المَلْعَب ج. الصَيْدَلِيَّة

ب. المُسْتَشْفَى د. المَعْرَض

3. فَحَصَ الطَّبِيْبُ و يُعْطِي المَرْضَى ....

أ. الدَّوَاء ج. برْنَامِج العِلاجَة

ب. وَصْفِيَّة الطِّبِيَّة د. الحُقْنَة

4. يَشْرَبُ المَرْضُ ..... بَعْد الفَحْص

أ.الدواء ج. الشِّفَاء

ب.دَوَاء سَائِل د. سُمّ

____بالتوفيق والنّجاح____

Kegiatan Belajar 1 : Carilah makna kosakata berikut melalui kamus

تدريب (1) تَكلم!

+ : مَاذَا بِك؟ - : أنا /صاب بالصداع

+ : مِمَّ تَشْكُو؟ - : أَتَحَسَّن، الحَمْدُ لله

+ : شَفَاكَ الله - : شُكْرًا!

1. صُدَاع – 2. زُكَام - 3. سُعَال– 4. إِسْهَال – 5. التِهَابُ الحَلْق

س: مَاذَا بِكَ ؟

ج: قَدْ أَصَابَنِي زُكَّام مُنْذً ثَلاَثَ أَيَّام

س: مَاذَا بِكَ ؟

ج: قَدْ أَصَابَنِي ...... مُنْذً ثَلاَثَ أَيَّام

س: مَاذَا بِكَ ؟

ج: قَدْ أَصَابَنِي ......... مُنْذً ثَلاَثَ أَيَّام

Lampiran

2

Instrumen Evaluasi Rencana Pembelajaran

Nama guru

:

……………………………………

Sekolah/Madrasah

:

……………………………………

Kelas / Semester

:

……………………………………

Identitas Mata Pelajaran

:

……………………………………

Standar Kompetensi

:

……………………………………

Kompetensi Dasar

:

……………………………………

Hari/Tanggal supervisi Akademik

:

……………………………………

No

Elemen Pengamatan

Beri tanda centang

Komentar

Saran perbaikan

Ya

Tidak

A

RPP yang lengkap dan sistematis, memuat komponen

1

Identitas satuan pendidikan;

2

Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

3

Kelas/program/semester

4

Materu pokok

5

Alokasi waktu

6

Kompetensi Dasar yang harus dikuasai peserta

7

Indikator pencapaian kompetensi

8

Tujuan pembelajaran

9

Materi ajar

10

Metode pembelajaran

11

Langkah-langkah pembelajaran; pendahuluan, inti, penutup

12

Sumber belajar

13

Penilaian pembelajaran

B

Prinsip Penyusunan RPP

14

Mempertimbangkan perbedaan kebutuhan setiap peserta didik

15

Mendorong partisipasi aktif peserta didik (pembelajaran aktif)

16

Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar

17

Mengembangkan budaya membaca dan menulis

18

Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remidi

19

Menekankan keterkaitan dan keterpaduan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar

20

Mengakomadasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya

21

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintregasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Hasil Evaluasi Program Perencanaan Pembelajaran

Saran/ Rekomendasi yang perlu diperbaiki:

........................................

Guru yang disupervisi

Kepala Madrasah

…………………………………

.........................................

NIP

NIP

Lampiran 3:

Lembar Observasi/Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas

Sekolah

:

……..

Nama Guru

:

……..

Kelas, Semester

:

……..

Identitas Mata Pelajaran

:

……..

Hari/Tanggal Supervisi

:

……..

NO

KOMPONEN (URAIAN)

SKOR

1

2

3

4

5

A

Kegiatan Pendahuluan

1

Guru menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran

2

Guru melakukan kegiatan apersepsi (mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari)

3

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai

4

Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

B

Kegiatan Inti

Eksplorasi

1

Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik / tema materi yang akan dipelajari dari berbagai sumber

2

Guru memilih dan menggunakan media dan sumber belajar dengan tepat

3

Guru menggunakan metode dengan tepat (mengacu pada karakteristik materi dan siswa)

4

Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.

5

Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antara peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

6

Guru mlibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;

7

memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio atau lapangan

Elaborasi

1

Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna

2

Guru memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun tertulis

3

Guru memberikan kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut

4

Guru memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

5

Memfasilitasi peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

6

Guru memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan, baik secara lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok

7

Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok

8

Guru memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan

9

Guru memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggan dan rasa percaya diri peserta didik

Konfirmasi

1

Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik

2

Memberikan latihan pengembangan untuk mengaplikasikan hasil eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi

3

Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber

4

Guru memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan

5

Guru berfungsi sebagai nara sumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar

6

Guru membantu menyelesaikan masalah

7

Guru memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi

8

Guru memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh

9

Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

C

Kegiatan Penutup

1

Guru bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/si,pulan pelajaran

2

Memberikan latihan pengembangan untuk mengaplikasikan hasil eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi

3

Guru melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram

4

Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran

5

Guru memberikan tugas untuk diselesaikan di rumah

6

Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik tugas individual maupun kelompok, sesuai dengan hasil belajar peserta didik

7

Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

D

Penilaian

1

Guru melaksanakan penilaian hasil belajar

2

Guru menyampaikan kompetensi yang telah dicapai kepada siswa

3

Guru memberikan tugas mandiri kepada siswa

E

Komponen Umum

1

Sajian isi materi pembelajaran terorganisasi dengan tepat (mudah ke sulit, sederhana ke kompleks, dsb)

2

Antusias siswa

3

Melaksanakan pembelajaran secara runtut dan/atau mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan

4

Penggunaan waktu sesuai yang direncanakan

5

Menggunakan bahasa yang santun, komunikatif, baik dan benar

Rekomendasi: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

[1] Yoki ariyana MT, dkk.,Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi, Jakarta: Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, 2018, h. 2

[2] Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5162 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar Pada Madrasah Tsanawiyah, h. 2

[3] Lampiran Keputusan Dirjen Pendis, Ibid., h. 8

[4] Ibid., h. 5

[5] David R. Krathwohl, A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview Theory in to Practise 41.4 (2002), 2012-18

[6] Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek(Konsep,Prinsip,Model,Pendekatan dan Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum PAI (Yogyakarta: Cantrik Pustaka, 2017), h. 18

[7] R. Poppy Yaniawaty, E Learning to improve Higher Order Thinking Skill (HOTS) of Student’s, Jurnal of Education and Learning, 7.2, (2013), h. 109

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post