”Rayyan berdoa !“ seruku ketika udah sampai di pertigaan sekolahnya.

“Bismillahitawakkaltu alallahi la hau la wala quwwata illa billah

Allahumma inni as aluka ilman nafiaan wa rizqon thoyyiban wa amalan mutaqobbalan

Robbis rohli sodri wayassirli amri wahlul uqdatamilisani yaf qohu qouli

Robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiro ti hasanah wa qina aza bannar

Robbana atina milladunka rohmatan wa hayyi’lana min amrina rosyada

Allahummaghfirli wa liwa lidayya warhamhuma kama robbayani soghiro, sudah bu ..” jawab Rayyan

“Aamiin ya robbal alamiiin.....” ujar kami berdua.

“Selamat bersenang-senang ya Rayyan “ pesan ku padanya. Aku perhatikan langkahnya sampai ke gerbang sekolah dan disambut 2 gurunya untuk bersalaman.

Lamunanku dimulai sepanjang jalan menuju sekolah.

“La haula wala quwwata illa billah..astaghfirullahal adzim..ya Allah semoga keluargaku sehat selalu, dilimpahkan rezeki dan keberkahan..hasbunallah wa ni’mal wakiil.. “ kuulangi beberapa kali. Kadang kalau berpapasan dengan siswa yang mau ke sekolah otomatis lupa zikir. Begitulah setan begitu aktif menggoda pikiran manusia. Belajar terus untuk menjaga diri ,mengelola hati, membekali diri. Apalagi sekarang fitnah sudah merajalela,tanda-tanda kiamat sudah dekat, jujur aku khawatir dengan ketiga anakku nanti saat mereka dewasa. Doaku saat bermain bersama mereka selalu kuucapkan dalam hati, semoga mereka menjadi orang yang beruntung ,selamat di dunia dan di akhirat, dijauhkan dari hutang, riba dan zina. Aamiin ya robbal alamiin.

Aku bersyukur Rayyan mudah menghafal surat-surat pendek, walaupun baru sampai surat Al Kafirun, ayat Qursi dan Al Baqoroh 1-5. Kadang dia minta diajari iqomat dan hafalan surat At Tin yang belum fasih benar. Harapanku kedua adik perempuanmya nanti juga mudah menghafal dan jadi hafidz Quran. Sangat ku “aamiin “ dalam hati.

Tak terasa sudah sampai di belokan sekolah tempatku mengajar dan mendidik selama 10 tahun ini.

Subhanallah.. sudah terdengar lantunan surat Ar Rahman dari IX D kelasku. Tiga jam hari ini IPA di IX-D. Materi Pewarisan Sifat yg kusampaikan masih belum begitu mereka kuasai. Menentukan genotip berupa huruf kulihat ruwet untuk dipahami.

“Bismillah.. Assalamualaikum anak-anak.. Salamku memasuki kelas mereka.