Suasana mendung di luar dan gerah di dalam ruangan seolah melukiskan tubuhku saat ini. Bagaimana tidak? Raga lelah. Ingin menulis tapi tidak punya ide. Di sisi lain, saya dibuat takjub. Sebuah grup yang dibentuk beberapa hari lalu tapi antusias anggotanya luar biasa. Ya, grup whatsapp kelas editor Ikatan Pendidik Penulis (IPP) Jawa Timur yang anggotanya para penulis hebat. Dari sana lah, sejak kemarin mendapat dorongan kuat untuk menulis lagi.

"Ayo Fi, kamu harus segera memulainya." Sebuah bisikan terngiang di telinga.

Ini adalah kali pertama saya menulis di Gurusiana tahun 2020. Sebelumnya sudah pernah menulis di sini bahkan bisa dibilang rumahku. Ke manapun saya melangkah tak pernah lupa tuk singgah. Bahkan membuat challenge dengan sahabat untuk menulis satu minggu tanpa putus. Itu dulu. Ada kepuasan tersendiri saat berhasil melewatinya. Momen-momen itu kini pudar. Sejuta alasan dan merasa sok sibuk untuk tidak menulis. Sejujurnya, selalu ada rindu tuk pulang ke rumah yang lama kutinggalkan namun selalu tertunda. Hari ini akan kumulai menata dan mempercantiknya kembali dengan torehan kisah dalam tulisanku.

Ketika jemari berkutat di atas keyboard, mata melihat satu per satu tulisan yang telah kubuat dulu. Saya flasback membaca tulisan-tulisanku yang lalu. Setelah kuperhatikan satu per satu betapa terkejutnya diri ini, ternyata saya telah meninggalkan Gurusiana satu tahun lalu. Kok bisa ya, tahu dari mana? Pastilah, dari tulisan terakhir di kolom artikel saya. Di sana tertulis 10 Februari 2019. Wow, ternyata saya telah berkelana cukup lama. Saatnya kembali pulang. Selama kutinggalkan, tampilannya berubah. Lebih menarik dan cantik. Gurusiana memang keren.

Kali ini saya juga bingung, tidak tahu apa yang ingin saya tuliskan. Sebenarnya buntu ide tapi tetap nekat menulis. Ini semua karena kompor meleduk di grup kelas editor IPP Jatim. Terima kasih kepada Bunda Istiqomah dan Bunda Diyah selaku narasumber dan pengurus IPP Jatim selaku panitia. Rinduku kepada MediaGuru sedikit terobati walau tak sepenuhnya. Ada satu yang kutunggu, sayangnya tak terlihat kehadirannya. Beliau yang selalu memotivasi kepada guru-guru untuk keluar dari zona nyaman. Beliau yang selalu memekikkan guru penulis adalah guru VVIP. Setiap ucapannya benar adanya. Bukan satu atau dua tapi banyak guru yang telah membuktikannya. Sayangnya, beliau tidak hadir. Beliau adalah ayah Komandan Ihsan.