Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Budaya Positif di Sekolah Melalui Disiplin Positif Saat Pembelajaran Daring

Budaya Positif di Sekolah Melalui Disiplin Positif Saat Pembelajaran Daring

Latar Belakang

Budaya positif memiliki urgensi dalam pembentukan karakter anak. Sekolah sebagai institusi pembentukan karakter memiliki peran penting dalam pembentukan karakter murid. Oleh karena itu, budaya positif di sekolah perlu diciptakan dan diwujudkan. Mengapa demikian? Sesungguhnya kita sebagai guru memiliki tugas untuk membangun komunitas di sekolah dan menyiapkan murid menjadi manusia dan anggota masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan makna pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.

Dalam aksi nyata budaya positif di sekolah saya, SD Kyai Ibrahim saya akan melakukan beberapa hal yang berkaitan disiplin positif. Sebelum melanjutkan apa saja aksi yang akan saya lakukan dan bagaimana prosesnya. Berikut ini merupakan latar belakang yang saya hadapi di sekolah:

1. Sekolah saya merupakan satu-satunya sekolah dasar swasta di wilayah Siwalankerto yang diapit oleh dua sekolah negeri, yaitu SDN Siwalankerto 1 dan SDN Siwalankerto 2. Kita ketahui bersama bahwa SD Negeri gratis sedangkan sekolah kami masih menarik pembayaran sekolah karena guru-guru di sekolah kami tidak mendapat gaji dari pemerintah.

2. Sekolah kami berada di tengah pemukiman warga dengan lahan yang sempit dan akses jalan kampung.

3. Memiliki siswa yang heterogen tingkat ekonomi dan pendidikan orang tua.

4. Saat ini pembelajaran secara daring.

5. Kedisiplinan murid masih kurang.

Dengan melihat latar belakang tersebut, disiplin positif menjadi hal yang sangat diperlukan oleh murid guna terbentuknya karakter positif. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk dapat menerapkan disiplin positif pada diri murid karena kondisi dan situasi saat ini yaitu pembelajaran secara online (daring).

Deskripsi Disiplin Positif

Dari beberapa latar belakang tersebut, memunculkan ide pada diri saya untuk melakukan aksi nyata yang terkait dengan budaya positif di sekolah yaitu disiplin positif. Disiplin positif menjadi kunci terwujudnya budaya positif. Mengapa disiplin positif? Karena dengan disiplin positif, murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang bermuara pada karakter pelajar, yaitu profil pelajar pancasila sebagai tujuan utama. Dibalik itu, dengan penerapan disiplin positif ini sekolah saya mendapat kepercayaan masyarakat dan orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya di sekolah kami walau berbayar. Hal tersebut dapat mengubah mainset murid untuk berkarakter positif sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di kampung.

Sebelum menuju langkah-langkah yang berkaitan dengan disiplin positif. Berikut ini pengertian disiplin menurut para ahli pendidikan:

1. Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya tanpa adanya paksaan dari pihak luar. ( Suharsimi Arikunto, 1980)

2. Disiplin adalah perilaku dan tata tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan yang dilakukan secara terus menerus.(Thomas Gordon, 1996)

3. Disiplin positif adalah sebuah model disiplin yang difokuskan pada perilaku positif murid agar menjadi pribadi yang penuh hormat dan bertanggung jawab (Nelsen, Lott & Glenn, 2000).

Dari definisi di atas, disiplin positif merupakan kepatuhan terhadap aturan yang tumbuh dari kesadaran diri sendiri melalui pelatihan yang terus menerus sehingga tumbuh kepribadian yang berkarakter positif. Inilah menjadi landasan terwujudnya budaya positif sekolah.

Disiplin positif menjadi icon yang harus dilaksanakan berdasarkan kesepakatan bersama. Aksi nyata yang saya lakukan saya mulai dari kelas saya sendiri yaitu kelas 4A.

Langkah-langkah yang saya lakukan yaitu:

1. Menggali ide-ide dari siswa

Ketika pembelajaran tatap muka melalui meet di teams Microsoft office 365, saya menggali bagaimana sebaiknya kelas yang diinginkan oleh murid. Satu persatu murid menyampaikan ide dan gagasan sesuai kemampuan masing-masing. Selanjutnya, ide-ide yang sudah tertampung disederhanakan lagi. Apabila ada yang sama cukup ditulis salah satu. Jika ada ide yang sangat menarik meminta murid lainnya memberikan tepuk tangan dengan cara klik icon tepuk tangan pada meet.

Setelah ide-ide disederhanakan, saya sebagai kontrol manager memilih ide yang menuju ke hal disiplin positif. Hampir semua ide yang disederhanakan merupakan disiplin positif yang berpihak kepada siswa.

2. Membuat kesepakatan kelas

Kesepakatan kelas dibuat setelah ide-ide sederhana tersebut disetujui oleh murid-murid untuk menjadi kesepakatan kelas. Apabila ada murid yang kurang berkenan, dilakukan diskusi guru-murid. Pendapat murid harus dihargai guna mendapat kesepakatan kelas yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kesepakatan kelas yang berkaitan dengan disiplin positif yaitu:

a. Murid semangat belajar dengan bergabung meet di teams secara mandiri (melakukan sendiri dan tidak merepotkan orang tua), mengikuti meet di teams tepat waktu, menggunakan seragam, menyalakan kamera selama meet, dan aktif selama pembelajaran berlangsung.

b. Murid saling menghormati dan menyayangi dengan cara tidak bertengkar saat meet, mendengarkan teman atau guru yang sedang berbicara, menyampaikan pendapat dengan sopan, dan tidak menyela perkataan teman atau guru.

c. Murid rajin beribadah dengan melakukan shalat lima waktu di rumah tepat waktu, melaksanakan shalat dhuha minimal 4 rakaat setiap hari, dan murojaah Alquran secara rutin.

d. Murid peduli dengan teman dengan cara menanyakan keadaan teman sekelas, menghubungi teman melalui whatsapp apabila belum bergabung di teams saat pembelajaran berlangsung, dan menolong teman yang sedang memiliki masalah.

e. Murid menghormati dan peduli kepada orang tua dengan membantu pekerjaan rumah, tidak berkata kasar kepada orang tua, dan bergegas datang apabila dipanggil orang tua.

Kesepakatan kelas yang sudah diputuskan bersama dibuat lebih sederhana dan menarik dalam bentuk poster. Poster tersebut dicetak dan ditempel di dinding kelas yang terlihat oleh murid-murid walau pembelajaran masih daring.

3. Memantau

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemantauan. Dalam hal ini saya tidak bisa bekerja sendiri. Saya melibatkan orang tua dan siswa. Ada beberapa kegiatan disiplin positif yang bisa saya nilai sendiri namun banyak juga yang membutuhkan orang lain dalam penilaiannya. Misalnya untuk pelaksanaan shalat lima waktu dan shalat dhuha, saya melibatkan orang tua. Saya melibatkan teman siswa dalam menilai keaktifan, seragam, dan ketepatan waktu mengikuti meet walau saya juga sudah memiliki penilaian sendiri.

4. Melakukan evaluasi

Evaluasi merupakan langkah penting dalam menerapkan disiplin positif yang bertujuan untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. Dengan adanya evaluasi ini, kita sebagai guru dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan sebagai reverensi dalam penerapan disiplin positif di masa akan datang. Dari hasil evaluasi ini dijadikan sebagai laporan yang disampaikan kepada kepala sekolah dan dapat dijadikan dasar kepala sekolah untuk dapat dipraktikkan di kelas-kelas lainnya.

Hasil Aksi Nyata

Setelah dibuat dan dilaksanakan kesepakatan kelas yang didiskusikan bersama antara guru dan siswa, dicapailah hasilnya yaitu:

1. Murid selalu mengikuti pembelajaran daring tepat waktu. Apabila ada siswa yang tidak bisa mengikuti meet selalu memberi kabar atau izin dengan alasan yang positif.

2. Kericuhan dalam kelas selama meet tidak terjadi lagi.

3. Suasana kelas menjadi menarik dan menyenangkan.

4. Penyerapan materi pelajaran semakin meningkat.

5. Kemandirian murid terbentuk. Hal tersebut disampaikan oleh orang tua murid.

Hasil yang telah dicapai belum 100% karena disiplin positif membutuhkan pelatihan yang terus menerus. Dalam hal ini guru memiliki peran penting. Guru sebagai pamong diharapkan dapat menuntun murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

Kegagalan dan Keberhasilan Aksi Nyata

Aksi nyata disiplin positif yang dibuat melalui kesepakatan kelas merupakan salah satu langkah dalam mewujudkan budaya positif di sekolah walau saat ini pembelajaran masih dilakukan secara daring. Karena kegiatan ini dilakukan menjelang akhir tahun ajaran, hasil yang dicapai tidak optimal.

Ada kegagalan dalam pelaksanaannya dan tidak sesuai dengan rancangan yang saya buat, yaitu:

1. Masih ada murid yang mematikan kamera saat meet. Ada kemungkinan ketidaksiapan dalam mengikuti pembelajaran atau jaringan yang kurang stabil.

2. Masih ada murid yang belum mandiri ketika bergabung di meet. Harus diingatkan oleh orang tua.

3. Beberapa murid shalatnya belum tepat waktu.

Selain kegagalan tersebut, banyak keberhasilan yang dicapai dalam pelaksaannya. Keberhasilan tersebut meliputi:

1. Murid semangat dalam mengikuti pembelajaran walau daring.

2. Sikap menghormati dan menghargai sangat terlihat saat meet berlangsung.

3. Murid aktif sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.

4. Orang tua memberikan dukungan terhadap pembelajaran daring.

5. Murid semakin rajin melaksanakan shalat fardhu dan sunnah.

6. Disiplin siswa semakin terlihat hasilnya.

Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang

Disiplin positif yang dicapai melalui kesepakatan kelas ini menjadi landasan terwujudnya budaya positif di sekolah. Untuk dapat menerapkan disiplin positif secara optimal maka saya merencakan untuk mengubah langkah-langkah sebelumnya yang menyebabkan kegagalan.

Berikut ini rencana perbaikan yang akan saya lakukan di masa akan datang:

1. Menyampaikan paparan disiplin positif kepada kepala sekolah agar mendapat masukan atau ide baru untuk memperkaya hal yang baru.

2. Membuat kesepakatan kelas di awal tahun ajaran baru.

3. Melakukan sosialisasi kepada teman sejawat dan melaksanakan secara bersama-sama.

4. Melakukan komunikasi aktif kepada instuktur, fasilitator dan Pengajar Praktik apabila menemui hambatan dan kendala selama pelaksanaan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap betul

30 Jul
Balas

Progress yang luar biasa. Mari budayakan disiplin positif. Semangat Bu.

07 Jul
Balas



search

New Post