Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Menjadi Guru Penyanyi, Mengapa Tidak?

Menjadi Guru Penyanyi, Mengapa Tidak?

Pulang sekolah jam 5 sore, apa nggak bosan tuh anak? Apa nggak jenuh? Pasti hal itu terlintas dibenak orang yang mendengar ceritaku atau melihat saya dan anak-anak di sekolah. Berangkat jam setengah 7 pagi dan pulang jam 5 sore di hari Senin hingga Rabu. Itulah rutinitasku di sekolah saat ini, sejak aku diamanahi mengajar kelas 6 kembali. Tapi kami tidak bosan dan jenuh. Kami sangat menikmati itu. Beberapa celoteh anak-anak yang membuatku tersenyum bahkan tertawa lepas bersama mereka.

"Lho, ustadzah sudah jam 5 ya... Saya kira masih jam 4an. "

"Ustadzah, jam pulangnya ditambah lagi yaa... Jam setengah 6."

"Setiap hari saja us, pulang jam 5."

Dan masih banyak celetuk lepas dari isi hati mereka.

Saya meresponnya dengan senyuman. Terkadang saya melontarkan jawaban yang membuat mereka jadi tertawa lepas.

"Bagaimana kalau kita menginap di sini saja?" tanyaku.

"Horeeee..... Iya us, saya mau," jawabnya serempak.

Lha kok malah jawab begini. Ya, namanya juga anak-anak. Ketika mereka nyaman, di sana mereka mau berlama-lama. Saat mereka tidak mendapatkan itu, pasti ingin segera mengakhiri.

"Kalau pulang jam setengah 6, kasian mama dan ayah loh."

"Kenapa Us?"

"Mereka sudah kangen sama kalian dan sekarang mereka sudah menunggu di bawah. Ayo, kita berdoa dan pulang ya?" pintaku ketika mereka mulai merajuk. Kelas saya berada di lantai 3.

"Iya deh us," jawabnya dengan setengah hati.

Nah, sebenarnya kebosanan anak di sekolah bukan karena berapa lama dia singgah tapi rasa nyaman yang mereka rasakan dan bagaimana seorang guru memberikan tampilan terbaik untuk mereka. Sama halnya dengan seorang penyanyi, seorang guru harus mampu menciptakan keceriaan dan semangat. Seperti bukunya Asrul, penulis Sidoarjo dalam bukunya Guru Rockstar. Hal itu yang selalu saya coba tuk praktikkan dalam kelas. Saya optimalkan seluruh kemampuanku di hadapan mereka. Bukan hanya materi dan materi yang saya berikan, ice breaking, kisah, petuah, dan humor selalu terselip dalam pembelajaran. Tak jarang kita tertawa lepas bersama. Seorang penyanyi saja mampu menghibur ribuan penonton, mengapa kita tidak? Guru juga harus bisa menyelipkan gurauan maupun permainan di dalam pembelajaran seolah anak-anak merasa seperti sedang bermain walau sebenarnya mereka sedang belajar.

Penyanyi selalu ditunggu oleh penonton dan dipuja oleh penggemarnya. Mengapa kita sebagai guru tidak demikian? Nah, itu kunci saya untuk mendapat perhatian anak-anak. Mereka begitu menikmati dan terlena hingga tak ingin mengakhiri jam pelajaran.

Mengajar dengan hati.

Sering kita dengar bahwa seorang guru harus mengajar dengan hati. Ya, itu benar. Ketika kita mengajar dengan hati maka akan diterima dengan hati. Maksudnya, kita mengajar dengan hati yang ikhlas. Memberikan kasih sayang kepada mereka dengan tulus. Maka anak-anak pasti mampu merasakannya. Mereka pun akan menerima dengan hati pula. Ketika keduanya sudah "klik" maka segala masalah di kelas akan dapat teratasi lebih mudah.

Ice Breaking

Ice breaking dalam KBM itu perlu. Mengapa demikian? Daya kosentrasi belajar siswa tidak dapat bertahan terus menerus. Jangankan anak-anak, orang dewasa yang telah mampu mengontrol emosi juga tidak bisa menjaga kosentrasi, cenderung menurun dalam sekian jam atau menitnya. Oleh karena itu, ice breaking ini berguna untuk memulihkan kembali kosentrasi seseorang.

Perlu diperhatikan juga, guru harus mempunyai banyak memori ice breaking. Jangan sampai satu ice breaking digunakan beberapa kali dalam beberapa hari. Itu menjadikan hal yang kurang menarik bahkan bisa dibilang membosankan. Kit bisa memunculkan ide kreatif dari siswa karena mereka merupakan sumber inspirasi dan kreatifitas selama kita mampu melihat anak-anak dari sisi yang berbeda.

Semoga kita termasuk guru yang dinanti, ditunggu, dan dirindukan oleh siswa-siswa kita di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen bu, guru yg luar biasa yg slalu dirindu muridnya

03 Sep
Balas

Amiiin

15 Sep



search

New Post