SETIAP MAKHLUK BERNYAWA PASTI MATI
#Hari_ke-10
#TantanganManulisGurusiana
Dua berita duka yang kudengar hari ini dari dua teman guru, tempatku mengajar yaitu ibunda dari bu Laily dan Kak Husna, guru pramuka. Mereka berdua kehilangan sosok yang begitu berharga dalam hidupnya, seorang ibu tercinta. Berita kematiannya berselang beberapa jam, pukul 6 pagi Kepala sekolah menyampaikan kabar meninggalnya ibunda dari Bu Laily lewat grup whatapps sedangkan ibunda Kak Husna meninggal pukul 6 sore disampaikan oleh wakil kepala sekolah lewat grup yang sama. Tak terasa, air mata ini menetes di pipi teringat kejadian 4 tahun silam, tepatnya 5 Oktober 2016. Saya kehilangan sosok yang begitu berharga, ibu. Ah, peristiwa itu masih kuat hadir dalam pikiranku.
Setelah satu minggu Ibu terbaring di ICCU, sebuah ruangan perawatan khusus pasien kritis dewasa yang mengalami gangguan jantung, beliau melepas semua rasa sakitnya untuk selamanya. Senja yang seharusnya dapat kuikmati keindahannya, tidak untuk hari itu. Semua terasa gelap dan menghitam. Indahnya bintang yang bertamburan di langit tak dapat lagi kunikmati cahayanya. Semua itu karena dalamnya kesedihan yang kurasakan.
Sebelum ajal menjemput, saya berada di samping Ibu. Bersikap tegar untuk membisikkan kalimat toyibah ketika Ibu menghadapi sakaratul mautnya. Begitu layar monitor di samping Ibu menampilkan garis lurus dengan bunyi yang berbeda dari sebelumnya dan Dokter datang menggunakan alat pacu jantung, sesak nafas ini. Dokter menyampaikan bahwa Ibu telah tiada, tiba-tiba semua terlihat hitam dan gelap. Beberapa saat aku tersadar masih di ruang yang sama sambil menunggu proses pemindahan mayat ibu. Satu bulan setelahnya bukan hal mudah yang harus saya hadapi. Inilah ujian terberat yang kurasakan.
Kita harus bisa mengikhlaskan kepergian orang yang paling kita sayangi sekalipun. Kematian adalah rahasia Allah. Semua makhluk bernyawa pasti mati hanya menunggu giliran. Itu benar namun tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam melewati prosesnya, proses untuk menerima takdir Allah. Bagaimana cara kita menghadapinya dan dapat menerima kenyataan tersebut membutuhkan proses yang tidak mudah dan pastinya adanya dukungan orang-orang dekat di sekitar kita.
Saya yakin bu Laily dan Kak Husna pati dapat melewati semuanya. Amalan yang tak terputus adalah doa dari anak-anaknya. Semoga ibundanya husnul khotimah. Diterima amal ibadahnya dan diampuni dosanya.
Surabaya, 10 Januari 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju Bu. Hidup di dunia hanya sementara. Hidup mati kita milik Allah. Kita patut bersyukur kepada Allah, mengisi waktu dengan amal, ibadah, dan sedekah sebagai bekal di akhirat kelak. Sukses selalu. Salam kenal. Barakallahu fiik.
AamiinnnDo'a untuk seluruh orang tua, dan calon orang tua
Hanya menunggu antrian ya bu
Keren bund
Aamiin yaAllah..Semoga doa baik selalu mengiringi kita semua