Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
TERIMA KASIH, BUNDA ISTIQOMAH

TERIMA KASIH, BUNDA ISTIQOMAH

Istiqomah Almaki, sosok nama yang tak asing lagi bagi penulis dan penggemar gurusiana. Namanya sering disebut oleh guru penulis bahkan diidolakan banyak orang. Mengapa dia dicari banyak penulis? Ya, karena sebagai editor, pemateri, sekaligus mantan guru bahasa Indonesia; yang sekarang menjabat sebagai widya iswara. Kariernya semakin memelesat. Jam terbangnya tak terelakkan, padat merayap. Kepakan sayapnya lebih lebar daripada bentuk tubuhnya. Namun dibalik tubuh mungilnya tersimpan amunisi yang dahsyat, celotehannya pun tak kenal lelah.

Pertama kali aku mengenalnya ketika launching buku “Terima kasih, Guru” di gedung telkom ketintang, Surabaya. Aku terperangah dengan puisi yang dibacakannya. Air mataku pun mengalur di pipi. Sosoknya yang ngemayu dan ceriwis, kadang membuat orang geregetan dan gemes. Ups.... jangan salah, dari situ aku mulai mengidolakannya. (jika Bunda baca, dilarang marah)

Semakin lama aku pun semakin mengenalnya. Bunda Isti, aku memanggilnya, ia begitu ceriwis dalam menyembelih naskah (menyembelih : mengomentari). Itu semua demi kebaikan dan kemajuan peserta pelatihan. Hasilnya pasti memuaskan. Walaupun garang, beliau suka berbagi. Beliau juga yang memberi julukan pada kelompokku dengan istilah “GENG TETI” saat pelatihan di Solo. Sejak saat itu, geng Teti dijadikan sebagai ikon gokil dari Media Guru (MG), mungkin. Selain Pemred MG yang tidak asing lagi dengan pose-posenya yang tidak biasa alias gokil.

Nah, saat ada pelatihan kelas editor buku di MAN Batu, aku pun mendaftar. Tujuan awalku adalah untuk melepas kangen dengan keluarga MG di Batu. Banyak teman-teman MG yang berdomisili di Malang dan Batu. Mereka layaknya seperti keluarga. Ada bunda Isti, bunda Ari, bu Khoen, bu Sri, Pak Ernas, dan teman-teman yang lain yang belum aku sebutkan.

Aku pun mengajak geng Teti untuk bergabung juga tapi sepertinya tidak ada yang bisa. Ya, karena acaranya memang di akhir tahun, sebagian besar digunakan untuk family time. Aku tetap nekad untuk berangkat sendiri. Karena pelatihannya dua hari, aku harus mencari tempat penginapan. Itu bukanlah hambatan karena panitia yang luar biasa hebat. Pak Ernas, selaku panitia sudah mengantisipasi dengan menyediakan penginapan murah yaitu asrama santri bagi peserta luar kota. Bagiku, itu tidak masalah. Hanya untuk tidur dan pelepas lelah. Belum sempat aku order, tiba-tiba ada satu pesan whatsapp.

“Nginep di rumahku aja. Berangkat Jumat,” pesan whatsapp dari bunda Isti.

Wah, beneran ini? Aku masih belum percaya dengan tawaran itu. Penuh bunga bertebaran di hatiku ketika mendapat jawaban beliau. Bahkan aku berkali-kali men-japri beliau untuk memastikan. Jujur, aku takut merepotkan.

Tanpa menunggu lama, aku bergegas memesan tiket kereta pulang-pergi. Kenapa tidak naik bus? Nggak ah, lebih murah naik kereta. Bukan itu alasan sebenarnya. Sejak kecil kalau aku naik bus pasti muntah kecuali minum obat anti mual. Kalau berangkat sendiri, terus ketiduran gara-gara obat, wah bisa bahaya dong. Kereta juga lebih nyaman. Untungnya, tiket kereta juga masih ada di hari itu. Senangnya hatiku.

Saya berangkat dari stasiun Wonokromo dan sampai di stasiun Malang jam sembilan malam. Aku pun naik gojek menuju rumah bunda Isti. Ya, sampailah aku di depan rumah bunda tepat pukul sepuluh malam. Dengan ragu, aku membunyikan bel yang terpasang di dinding depan pagar. Semoga ini benar rumahnya, batinku. Bunda pun keluar. Pak gojek yang masih setia menunggu, kuijinkan untuk pergi karena sudah benar ini rumahnya.

Malam itu, ketika bunda menyuruhku masuk dan mengantarkanku langsung menuju kamar di lantai dua,

“ Udah, langsung istirahat saja,” sapa beliau ramah.

“Ya, bunda,” jawabku. Beliau mengantarku sampai kamar di lantai dua.

Sebenarnya malam itu aku merasa sungkan sekaligus kikuk. Aku juga keheranan. Rumahnya begitu besar, begitu juga dengan kamarnya seolah tidur di hotel. Bunda meninggalkanku di kamar sendiri untuk istirahat. Ya, lumayan capek juga setelah menempuh perjalanan tiga jam. Aku pun menuju ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku. Maaf, maksudku kamar yang kubuat tidur. Begitu aku buka kamar mandinya. Wow.... Benar-benar hotel, batinku. Sebuah bath tub telah siap memanjakanku. Closet duduk yang modern dan dua shower sebagai pilihan untuk mandi. Ada dua pilihan air untuk mandi, air dingin dan air panas, benar-benar komplit.

Setelah tak ada sehelai kain di tubuh, aku pun mulai menyalakan kran. Air mengalir menuju ke bath tub. Wah, aku tidak mungkin mandi di bath tub. Air yang dibutuhkan pasti banyak dan menunggunya juga lama. Aku putuskan untuk memakai shower saja, shower yang bisa dipegang. Ya, aku ambil showernya. Trus, bagaimana ini caranya? Kuamati satu per satu alur aliran airnya. Kuputar tombolnya namun tidak menyala juga. Aku mulai kebingungan. Di saat itu, aku selalu yakin, aku pasti bisa. Kucoba dan kucoba. Akhirnya, aku bisa menyalakannya walau butuh waktu yang lumayan membuat tubuhku semriwing adem menunggu kucuran air dari shower. Untungnya kamar mandi ini ada di dalam kamar. Coba itu kamar mandi umum, aku pasti sudah dipisuhi sama yang antri di luar, karena kelamaan menunggu. Lega rasanya, kunikmati mandiku dengan air hangat. Benar-benar seperti tidur hotel.

Paginya, aku pun berangkat bareng dengan bunda. Kami diantar oleh bapak Isti, maksudku suaminya bunda. Sengaja aku tidak menceritakan kejadian malam itu, malu jika ditertawakan. Apalagi aku lihat bapak yang serius menyetir. Bisa berbahaya kalau sampai beliau mendengar ceritaku.

Banyak cerita seru selama bersama bunda Isti. Yang jelas, aku juga dapat banyak ilmu yang tak tertulis. Terima kasih, bunda. Love you.

Kota Batu penuh kenangan dan cerita.

Oh Tuhan, ku cinta dia, ku sayang dia, rindu dia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Fiuuh... Cerita tentang mandinya itu yang WOW... ha ha...

08 Jan
Balas

cara mandinya itu yang bikin wow

07 Jan
Balas

Hah.... Kok paklek tau???? Hayooo tembus pandang ya... Heheheheeeee

08 Jan

Ya Allaaah, Mbaaak, jadi sungkan aku. Btw, diedit dong. Pasti habis nulis langsung diposting.

07 Jan
Balas

Iya bunda. Langsung posting. Ngetiknya juga di hp

07 Jan

Bu Nur Shofiah... Ada beberapa typo (salah tulis) tuh, huruf besar-kecil... Ada kalimat yang belum selesai di paragraf pertama... Bu Shofi pasti tahulah, ayo Bu diedit... he he...

08 Jan

Ya Allaaah, Mbaaak, jadi sungkan aku. Btw, diedit dong. Pasti habis nulis langsung diposting.

07 Jan
Balas

Bundaaa, teliti banget! Hebat! Menurut Min mah nda ada yang salah tuh...he..he...atau sudah diedit Neng? Keren!

07 Jan
Balas

Masih belum diedit bun. Kalau edit pakai hp agak susah, harus buka lepi

07 Jan

Wah ceritanya bisa jadi buku, segera ditulis bu, mumpung belum saya curi idenya he-he guyon bu

07 Jan
Balas

Tulisan pak syaihu sudah jadi buku pastinya. Ayooo pak Say.... Tulis dan tuliiiissss

07 Jan

jaaaan jan padahal penj orang kota juga apalagi andaikan saya lebih seru lagi ,

07 Jan
Balas

Heheeeee.... Tapi ini beneran bun

07 Jan

jaaaan jan padahal penj orang kota juga apalagi andaikan saya lebih seru lagi ,

07 Jan
Balas

Saya belum.bisa edit karena baca peubi blm kelar, mhn maaf bunda

07 Jan
Balas



search

New Post