Nur Sofiah

Perempuan biasa-biasa saja yang lahir di kota Pahlawan....

Selengkapnya
Navigasi Web
TIGA JAM SURABAYA - SOLO

TIGA JAM SURABAYA - SOLO

Malam ini saya melakukan perjalanan ke Solo bersama rombongan guru se-sekolah. Sedikit sedih sih, karena perjalanan ditempuh malam hari jadi saya tidak bisa melihat kondisi luar, apalagi saat di jalan tol. Ditambah, tidak semua guru ikut. Beberapa alasan mereka tidak ikut karena ada yang sakit, kegiatan yang lebih urgen, dan mabuk di bus.

Sebelumnya saya membayangkan betapa capeknya di jalan karena Surabaya -Jogja ditempuh 10jam-an dengan kondisi lancar, saat itu. Kata suami, kalau lewat tol Solo-Kertosono (Soker) sekitar tiga jam sudah sampai Solo. Ah, nggak mungkin, pikir saya. Jaraknya juga jauh. Nyatanya memang benar, dia sudah menjajal lebih dulu. Menjelang tahun baru, suami dan teman-temannya ke Purworejo. Waktu tempuhnya hanyavsekitar empat jam-an. Wow... Keren!

Belum lelap tertidur, terdengar suara di microphone bus.

"Silakan mempersiapkan diri. Bagi yang tidur, harap bangun karena kita sudah sampai tujuan," ucap pak Ranu sembari membenahi udengnya di kepala.

Hah... sudah sampai?!

Saya lihat jam tangan, jam setengah sebelas. Padahal kita berangkat dari frontage A. Yani Surabaya jam setengah sembilan. Ternyata suami benar.

Sampai di hotel, saya langsung teringat kenangan dua tahun lalu. Saat itu saya terpilih menjadi salah satu peserta pelatihan literasi guru prestasi nasional, perwakilan yang ditunjuk oleh MG. Saya dan beberapa teman MG begitu solid dan kompak. Dari situlah, pembentukan dan perjalanan geng Te-ti. Geng Teti adalah geng guru gokil yang terdiri saya, bunda Rita, Widayanti, Hamidah, dan Nisak. Geng ini diberi nama oleh bunda Isti, salah satu punggawa MG. Mengapa disebut geng Te-ti?karena melihat dari ukuran tubuh kami. Ada dua yang tebal (padat berisi:gemuk)yaitu bu Hamidah dan bu Widayanti kesayanganku, dan tiga yang tipis (tidak berisi :kurus), walau saya tidak begitu tipis juga yaitu saya, bunda Rita, dan bu Nisak. Huft, semua memori masa itu muncul kembali. Saya menjadi sedih karena rindu ini semakin membuncah. Orang-orang spesial hadir memberi warna dalam hidupku, kala itu. Kisah yang takkan terlupa.

Dimulai dari kisah pertama kali saya naik pesawat dan telat, kisah bertemu guru-guru prestasi, pemberian nama geng Te-ti oleh bunda Istiqomah, dan kisah terkaparnya mas Eko, pemred Media Guru karena nyeri yang dahsyat di lutut kakinya. Semuanya masih segar dalam ingatan.

Iseng-iseng kucoba ketik Kusuma Sahid Prince Hotel (KSPH), hotel yang dipakai pelatihan dulu dan ternyata jaraknya tidak jauh dari hotel yang saya huni sekarang, sekitar 500 meter, tujuh menitan jika ditempuh jalan kaki. Ah, besok pagi saya coba jalan-jalan ke sana tuk sekadar memandang hotelnya, membangunkan memori yang tertinggal di sana.

Solo, kota kecil yang punya magnet tersendiri bagi penghuninya, asal pak Jokowi, presiden RI yang sekarang.

Solo, 5/1/2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Dahsyat

05 Jan
Balas

Bravo.... Kenangan kita di Solo, paklek.

05 Jan

lumayan banter busnya....... tol memang ok

05 Jan
Balas

Iya pak....

05 Jan

Iya pak....

05 Jan

Cepet kan Bund, berkat jalan tol. Selamat menikmati akhir pekan di Solo..sehat n sukses..barakallah

05 Jan
Balas

Iya bund.... Luar biasa

05 Jan



search

New Post