Sore itu langit cerah, Matahari enggan menampakan cahayanya bersembunyi di balik bukit. Semburat Rona jingga sang Venus nampak menghiasi langit. Di sebuah rumah tampak ramai karena ada persiapan Mbah Mijan mau pergi Umroh.

Manasik sudah beberapa kali dilakukan. Hari ini adalah manasik terakhir Mbah Mijan. Anak sulung dari Jakarta pulang membawakan alat komunikasi berupa hp (handphone).

Sebelum manasik, semua calon jamaah umroh berkumpul di halaman gedung IPHi. Namun belum sempat ketua rombongan mengatur segala sesuatunya. Mbah Mijan teriak - teriak sambil tangannya diangkat ke atas, berjalan mondar - mandir.

Sontak semua calon jamaah umroh fokus memperhatikan Mbah Mijan yang kaya orang kesurupan.

“Tolong ada yang bergerak - gerak di celanaku” kata Mbah Mijan sambil menunjuk ke arah celana bagian atas dekat selangkangan.

Kejadian itu tak lepas dari perhatian Karom (ketua rombongan), yang bertanggung jawab terhadap kegiatan tersebut.

Ditenangkan Mbah Mijan untuk duduk. “Bagaimana Mbah, ada apa ?” Kata ketua rombongan. “Itu ada yang bergerak di celanaku”. “Sebelah mana Mbah ?” Ketua rombongan menyelidik. “Tapi sekarang sudah ga ada”

“Ya sudah kita lanjutkan manasiknya ya” pinta ketua.

Semua calon jamaah umroh berdiri menuju lapangan.

“Tolong ini datang lagi” jerit Mbah Mijan kembali. Sambil jingkrak - jingkrak, mengibas - ibaskan celananya.

Pak Anas yang berdiri di sampingnya membantu mencarikan makhluk yang bergerak tersebut. Dan akhirnya didapatkan makhluk itu.

“Hallo, Assalamualaikum” suara dari makhluk tersebut. Dijawab sama pak Anas, “Waalaikumsalam, ini dengan siapa saya bicara ?” Jawab pak Anas.

“Maaf, bisa bicara sama Bapak saya, pak Mijan?”

Sebelum putra sulung pulang ke Jakarta, hp yang dia berikan di setting getar dengan maksud, agar tidak terganggu oleh bunyi dering telepon. Akhirnya semua bisa bernafas lega, dan kegiatan manasik dilanjutkan.

Sekian