Nur Syamsiah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Balada Gaun Hitam

Balada Gaun Hitam

Pagi itu hari Selasa pukul 03.30 aku sudah bangun. Aku tidak sahur sebagaimana tiga hari sebelumnya untuk melaksanakan puasa sunnah syawal. Hari itu aku berencana untuk berkunjung ke rumah seorang teman yang mengundangku untuk sekedar melepas kangen. Tempat tinggalnya berjarak sekitar 30 km dari tempat tinggalku. Jadi aku ingin menikmati perjalananku tanpa berpuasa.

Aku bangunkan tiga anakku yang mereka sudah sepakati pada malam harinya ingin ikut serta. Sementara mereka bersiap dan berkemas, aku mempersiapkan bekal makanan kecil serta minuman kesukaan mereka sehingga tidak perlu lagi membeli di perjalannan.

Pukul 08.30 kami siap berangkat dengan mengendarai sepeda motor untuk membawa kami ke tempat penitipan yang letaknya sekitar satu kilometer dari rumah. Setelah itu kami harus berganti alat transportasi, yakni bus. Kami menggunakan dua sepeda motor, yang masing-masing berboncengan dua. Aku bersama bungsuku, sementara yang satu, anak ke empat dan ke limaku.

Hari itu aku mengenakan gaun hitam dipadu dengan outer kuning serta jilbab kuning. Kali ini gaunku memang sedikit lebar di bagian bawah. Gaun ini sudah sering aku gunakan untuk berkendara menggunakan sepeda motor dan alhamdulillah tidak pernah ada masalah.

Bismillah, dengan mengucap doa aku mulai menjalankan mesin sepeda motorku, dengan harapan Allah akan memberikan keselamatan pada kami. Karena ia barang antik maka aku hanya memacunya dengan kecepatan sekitar empat puluh kilometer per jam.

Seratus meter berjalan tidak ada kendala apapun, alhamdulillah lancar. Aku kembali memacu kendaraanku. Sambil sedikit berbincang dengan si Kecil aku menikmati perjalanan.

Tempat penitipan sepeda motor tinggal kurang lebih lima puluh meter lagi, tiba-tiba aku merasakan sesuatu menghambat lajunya kendaraanku. Aku curiga, jangan…jangan…

Aku tetap memacunya karena kupikir tanggung, sudah hampir sampai. Namun tiba-tiba roda sepeda motor tidak mau bergerak laksana tenggorokan yang tercekat tidak bisa berkata-kata. Aku merasakan seakan ada sesuatu yang menarikku dari bawah. Ku hentikan sepeda motorku. Si Kecil bertanya,”Ada apa Mi, kan belum sampai?” Tanpa mengindahkan pertanyaannya aku segera melihat ke bawah. Innalillahi… ternyata bagian bawah gaunku terlilit di rantai sepeda motor. Aku berusaha menariknya namun apa daya. Terlalu panjang sudah lilitannya sehingga tidak bisa aku keluarkan.

Si Kecilpun turun, demikian juga aku. Aku mengambil posisi jongkok dan masih tetap berusaha menarik ujung gaunku perlahan-lahan. Berharap kali ini akan berhasil. Lima menit berjalan, usahaku sia-sia. Sementara saat posisiku jongkok itu ada sebuah mobil tepat di depanku yang akan mundur, sang sopir tidak melihat keberadaan kami. Sedikit berteriak aku katakan,”Tunggu…jangan mundur dulu…”

Alhamdulliah, sang sopir mobil mendengar teriakanku. Ia buka pintu mobil kemudian keluar. Oh… ternyata seorang wanita. Seorang ibu setengah baya kira-kira berusia lima puluh tahunan. Tanpa ditanya aku bilang,”Maaf Bu, gaun saya melilit di rantai.” Tanpa banyak kata dia balik ke mobilnya. Aku pikir ini orang sombong benar, tidak sopan pula. Pergi begitu saja. Masih dalam pikiran jelekku, tiba-tiba dia sudah berada di hadapanku dengan sebuah gunting di tangannya. “Boleh saya gunting?” dia bertanya padaku. Aku sedikit malu dengan prasangka burukku tadi. “Ya, silahkan Bu”, jawabku. Dalam hati aku berkata maafkan saya Bu seharusnya aku tidak ‘suudzon’ padamu.

“Sudah, maaf ya terpaksa harus saya gunting. Alhamdulillah Anda selamat karena beberapa waktu yang lalu saya melihat seseorang seperti ini sampai terjungkal dari kendaraannya”, panjang lebar dia menyampaikan sesuatu yang telah disaksikannya. “Lain kali hati-hati Bu”, nasihatnya padaku sambil kembali ke mobilnya. “Ya Bu terimakasih atas bantuan Ibu,” balasku.

Mendengar pernyataan ibu itu, aku bersyukur kepada Allah. Alhamdulillah, Dia masih melindungi dan menyelamatkan kami. Tak apalah pakaianku akhirnya harus terpotong, yang penting kami selamat.

Sebenarnya aku sudah sering mendengar peristiwa yang mirip dengan pengalamanku ini, namun karena aku merasa yakin gaunku (pakaianku) tidak akan membawa masalah, maka aku berani mengenakannya, walau memang agak lebar, karena ini salah satu gaun favoritku.

Ya…akhirnya aku harus berhati-hati. Tidak perlu berpakaian terlalu lebar di bagian bawahnya jika harus mengendarai sepeda motor. Uh…bahaya…bahaya…

Gaun hitamku…oh… gaun hitamku…

Aku meratap pun tak pernah mengubahmu menjadi baru kembali.

Ku terima saja takdir yang memang sudah terjadi.

Karena inilah yang akan menentramkan hati.

Semarang,

20 Syawal 1438 H/14 Juli 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

turut sedih atas peristiwa yang menimpa. Semoga mendapatkan ganti yang lebih baik lagi ya. Alhamdulillah Ibunda dan ananda semuanya selamat dan bisa melanjutkan perjalanan untuk menikmati liburan. Barakallah

14 Jul
Balas

Alhmdlh msh selamat ya bu, byk kasus seperti itu dan sdh byk korban. semoga besok lebih berhati2. Peringatan juga buat saya bu.

17 Jul
Balas

Ya Pak makanya saya usahakan untuk berbagi karena sangat berbahaya. Salam kembali.

14 Jul
Balas

Terimakasih Pak Leck juga Pak Yudha atas simpatinya. Ya alhamdulillah kami selamat.

14 Jul
Balas

Ya betul Bu, maksud hati biar agak longgar, lebih leluasa, tapi ternyata...

15 Jul
Balas

Betul...yuk hati-hati.

17 Jul
Balas

Alhamdulillah selamat sehat wal afiat. Banyak kasus serupa di jalan menyebabkan kecelakaan.

14 Jul
Balas

pengalaman yang sama ...jd ingat gaun kesukaan yg warna hitam jg jd korban,,,malah lebih parah agi...alhamdulillah...yg ptng selamat ya bu, smoga kita lbh hati2 ke depannya.

14 Jul
Balas

Pengalaman nyata. Beberapa kejadian yang dialami ibu ibu yang lain. Akibat gaun atau jarit termakan gir motor karena tak tertutup kateng. Jadinya repot. Bahkan sampai RS . Pengalaman dan rambu bagi ibu2. Salam

14 Jul
Balas



search

New Post