Nur Syamsiah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menggapai Asa

Menggapai Asa

Berbekal tekad dan semangat yang tinggi, Rani memberanikan diri untuk memenuhi sebuah undangan. Undangan bergengsi menurutnya. Dia yang tidak pernah menyangka bisa berjajar dengan orang-orang hebat merasa seolah ini sebuah mimpi. Mimpi yang terlalu tinggi yang rasanya mustahil akan terwujud.

Bersama kedua buah hatinya Rani melaju ke ibu kota, tempat acara bergengsi akan dihelat. Perjalanan panjang dia tempuh menggunakan kereta, ekonomi pula. Perjalanan yang cukup melelahkan dia anggap tidak berarti apa-apa dibanding perjuangan para pembela agama dan bangsa.

Kemahakuasaan Allahlah yang membawanya berjajar di antara deretan orang-orang hebat yang selama ini dikenalnya lewat dunia maya. Rani boleh berbangga namun dia tetap ingat bahwa ini hanyalah sebuah capaian yang masih belum ada nilainya apa-apa.

"Gebyar Literasi Guru, Sagu Sabu”, itulah acara yang dihadiri Rani. Sebuah acara kemenangan bagi para guru yang telah berhasil menuliskan sebuah buku atas namanya. Rani tercatat di antara mereka walau buku yang ditulisnya masih sangat jauh dari sempurna. Ranipun merasa hal ini merupakan kemenangan baginya. Dia yang sejak awal tidak pernah berangan-angan mampu menghasilkan karya, sebuah buku pula, merasa seolah berada dalam mimpi. Mimpi yang terasa sulit untuk menjadi sebuah kenyataan.

Hati Rani bergetar saat salah satu sesi acaranya penyebutan judul buku sekaligus penulisnya. Pada sesi ini para penulis tersebut diberi kesempatan untuk maju satu persatu menuju panggung kehormatan. Ternyata Pak Ihsan, penggagas acara ini menyebutnya sebagai "wisuda" bagi para penulis pemula. Mereka kini sah menyandang gelar sebagai "Penulis", itu kata beliau. Aiiih... keren amat, benarkah? Hati Rani semakin berdegup karena dia merasa belum pantas menyandangnya.

Tantangan akan semakin besar dengan predikat ini. Sanggupkah dia memegang amanah yang ada di pundaknya itu?

Angan-angan untuk selalu berkarya tertancap di otaknya. Niat dan tekad yang bulat menjadi lecutnya. Asa untuk menjadi penulis tersemat dalam hatinya. Tentu bukan dunia yang menjadi pemikatnya. Hanyalah ridho Illahi Robbi harapannya.

Rani semoga engkau bisa. Angan boleh setinggi langit namun jangan pernah kau lupa bumi tetaplah sebagai tempat berpijak. Hal ini pula yang selalu dipesankan oleh Pak Eko, sang pelatih.

Ingatlah sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu dari Nabi Muhammad Shollallahu 'alaihi wa Sallam, beliau berkata "Tidak akan masuk surga seseorang yang dalam hatinya ada kesombongan walau hanya sebesar dzarrah."

Jakarta, 21 Mei 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terimakasih Pak, insya Allah...

25 May
Balas

Selamat dan terus berkarya...

25 May
Balas



search

New Post