Lulu Harahap

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Review 'BEDEVILLED' (2010)

Review 'BEDEVILLED' (2010)

Bedevilled (2010)

Sebuah film tentang balas dendam yang tidak hanya seputar pembalasan dendam seorang tokoh, namun lebih umum lagi ini adalah tentang pembalasan kepada sebuah kebiasaan buruk dari masyarakat ataupun individu yang sudah begitu mengakar dalam hidup mereka. Buat kalian yang masih tidak mengerti tentang perempuan atau kesadaran akan gender dan hal-hal yang berbau feminis mungkin dengan menonton film ini akan langsung mengerti betapa penting hal-hal tersebut.

Film ini bercerita tentang Bok-Nam yang memikul beban kebenaran yang ditanggung sendiri di kampungnya, di pulau Mudo, pulau kecil dan terisolir dari dunia luar. Wanita itu sendirian menghadapi budaya patriarki, sistem budaya yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dan menganggap wanita sebagai kaum inferior. Beberapa kasus pelecehan yang dilakukan pria-pria di kampungnya dijalani dengan hati yang tabah, termasuk kekerasan fisik dan melihat sang suami bermain dengan pelacur di depan mata.

Namun satu hal yang tidak bisa ia terima, ketika putrinya, Yeon-Hee, yang masih kecil diperkosa oleh suaminya. Btw, Yeon-Hee bukan anak kandung suami Bok-Nam, karena Bok-Nam juga tidak tahu siapa ayah kandung putrinya itu, dia dulu diperkosa semua pria di pulau itu. Bok-Nam mulai mencoba untuk melarikan diri. Namun usahanya gagal, sehingga terjadi tragedi yang menyebabkan kematian anaknya akibat dorongan keras suaminya. Setelah kematian anaknya, Bok-Nam berubah jadi psikopat yang menakutkan.

Bedevilled memiki plot yang sangat memperdalam karakternya masing-masing dan berjalan dengan alur yang nonlinier dengan tidak terburu-buru atau bisa dibilang berjalan lambat, namun kelambatannya dalam bercerita membuat grafik penonton menjadi semakin panas dan seakan-akan terbakar melihat berbagai kekejaman yang dilakukan oleh mertua Bok-Nam, orang-orang di pulau itu, serta suaminya yang kerap memukulinya.

Film ini mempunyai klimaks yang sangat luar biasa dan membuat kita menjerit, terdiam dan termenung tak henti, bahkan seakan-akan ikut merasakan emosi, simpati, dan menjadi psikopat sama halnya dengan Bok-Nam. Ini adalah film depresi dengan tingkat stres tinggi dan disarankan untuk JANGAN DITONTON ketika kalian sedang mengalami depresi, emosi yang tidak stabil, gangguan kecemasan, dan punya masalah kejiwaan (mental illness) lainnya, karena sepanjang film ini terdapat banyak unsur kekerasan (verbal, mental, fisik, seksual).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

06 Sep
Balas

Ulasan yang keren Bund. Sukses selalu dan barakallahu fiik

06 Sep
Balas



search

New Post