NURUL FITRIA

Nurul Fitria, lahir di Banyuwangi, 3 September 1978. Saat ini berprofesi sebagai guru di SMPN 2 SRONO, Banyuwangi. Menjadi guru adalah cita-cita mulai kecil, ka...

Selengkapnya
Navigasi Web
NYONYA BRANDED

NYONYA BRANDED

Pagi-pagi sekali nyonya telpon lewat WA, sudah dapat kutebak kalau telpon pagi-pagi, pasti nyonya akan pergi ke luar kota. Saat saya datang nanti, pasti nyonya akan mengintruksikan tugas untuk menyapkan barang-barang yang akan dibawanya. Saya bekerja ikut nyonya sudah lebih dari sembilan tahun, sudah hapal siifat dan karakter nyonya. Sifat yang paling saya kagumi adalah patuh dan nurut sekali beliau sama papi (suami nyonya).

Sesuai jam kerja, saya datang pukul 7.30, dengan rangkaian tugas yang urutannya selalu sama yaitu membuat sarapan, masak untuk makan siang, nyapu, ngepel, jemur baju, bersihkan taman dan belanja buat esok hari. Tapi hari ini pasti nyonya mengalihkan tugas rutinku dengan hanya khusus menyiapkan barang-barang nyonya yang akan dibawa ke luar kota.

Instruksi pertama nyonya yaitu membuka lemari khusus penyimpanan tas 'branded' yang harga satu buahnya sama dengan gaji saya selama enam bulan. Dalam lemari tersebut berisi hampir tiga lusin tas dengan model dan warna yang berbeda. Saya diminta nyonya untuk membuka bungkus tas satu persatu supaya dapat dipilih model dan warna yang dicocokkan dengan tema acara. Nyonya selalu bilang kalau tas-tas tersebut 'investasi' untuk membantu menunjang karir papi. Dan saya tidak memahami maksudnya.

Tugas menyiapkan tas akan bersambung dengan menyiapkan sepatu dan sandal yang juga branded untuk di matcing-kan dengan warna pakaian. Khusus pakaian nyonya dimasukkan dalam satu koper, pernik-pernik aksesoris ada di tas lebih kecil yang warnanya juga serasi dengan koper. Kali ini nyonya memilih tas jinjing berwarna coklat untuk diisi alat riasan, ponsel, handsanitizer, masker dan dompet. Dompet pun warnanya senada dengan tas jinjing. Betapa ribet nyonya saya ini, enakan saya kalau mau pergi tinggal bawa kresek hitam dan cukup pakai sandal jepit.

Urusan barang nyonya sudah selesai, dan pastinya akan dilanjutkan dengan intruksi tugas saat nyonya pergi, yaitu memberi makan ikan Koi, ikan Arwana, kucing 6 ekor, burung jalak papi dan menyiram bunga-bunga nyonya dengan takaran yang rinci. Meskipun saya sudah hapal, tapi nyonya selalu mengakhiri kalimatnya dengan kata 'jangan lupa'. Nyonya saya ini memang selalu rinci, bersih, rapi, disiplin, dan beliau mengatakan kalau sifatnya itu 'perfeksionis' yang saya tidak paham artinya.

Pernah suatu ketika saat nyonya meminta saya membantu merapikan tas, sepatu dan baju, beliau mengatakan barang-barang branded itu adalah modal agar papi terlihat keren dimata sesama pengusaha. Papi adalah pemilik perusahaan yang 'kata orang' asetnya Milyaran. Saya sendiri belum pernah melihat seberapa banyak uang semilyart itu. Saya heran, nyonya yang pakai barang branded kok papi yang terlihat keren.

Kata nyonya, saat pertemuan dengan para bos perusahaan, para bos akan berada pada satu meja dengan didampingi nyonya masing-masing. Saat itulah para nyonya akan mengukur kemampuan para suami dari barang-barang yang dikenakan. Topik pembicaraan berputar-putar dari barang mahal satu ke barang mahal lain. Sedangkan para suami bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan kerja. Mungkin yang dimaksud nyonya barang branded-nya membantu karir suami adalah saat memakai barang branded, nyonya tidak 'ngisi-ngisini papi.

Biasanya setelah dipakai, barang branded nyonya akan kembali disimpan di lemari, barang-barang tersebut sebelumnya telah di loudry khusus. Beberapa hari setelah nyonya pulang dari luar kota bisa dipastikan kurir ekspedisi akan datang silih berganti, mengirimkan barang baru yang dipesankan papi setelah urusan papi sukses. Lalu diapakan barang-barang lama nyonya?.

Saat nyionya sudah mendapatkan barang baru, biasanya barang-barang yang sudah bebrapa kali dipakai akan disendirikan di lemari khusus untuk diberikan sebagai kenang-kenangan pada saudaranya yang jauh di luar kota.

Paling menyenangkan bekerja pada nyonya adalah saat nyonya sudah bosan dengan beberapa barangnya, nyonya akan memberi kesempatan saya untuk memilih terlebih dahulu sebelum barang tersebut diberikan pada orang lain. Mungkin salah satu yang membuat saya kerasan bekerja dan menghormati nyonya karena nyonya menghargai saya.

Saya berfikir seandainya saya jadi nyonya lebih baik beli kambing atau sapi saja dari pada uang dibelanjakan barang-barang mahal yang akhirnya tidak digunakan.Tapi nyonya tidak mungkin berfikiran seperti saya, karena pasti aneh saat diajak papi untuk pertemuan bisnis, nyonya akan membawa kambing atau sapinya?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Q suka judulnya bagus..siiip..semangat literasi, Buntik.

16 Sep
Balas

Q suka judulnya bagus..siiip..semangat literasi, Buntik.

16 Sep
Balas

Keren bun, salam literasin bun, sudah aku follow bun ntar follow balik ya

15 Sep
Balas

Terima kasih sudah bersedia menyimak tulisan saya, siap follow balik bunda

15 Sep



search

New Post