Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Taksi Bandara

Taksi Bandara

Usai mengambil koper, kuajak kedua siswi yang terbang bersamaku duduk di ruang tunggu Bandara Ahmad Yani. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Semarang, membawa dua siswi pula. Rasa-rasanya aku tak punya kenalan di Venetie van Java ini. Kuputuskan membuka aplikasi Grab. Bukan peta lokasi, yang muncul malah tulisan bahwa grab tidak diperkenankan di wilayah tersebut. Kucoba googling cara menuju hotel yang dituju dari bandara. Kabarnya akan ada bis gratis dari pintu keluar menuju gerbang luar bandara yang cukup jauh. Ah, ternyata itu baru rencana.

Kuajak kedua gadis berkerudungku keluar dari pintu kedatangan sambil menggerek barang bawaan kami masing-masing. Bisa dibayangkan bawaan kami, pakaian perempuan berjilbab untuk enam hari plus laptop dan barang-barang untuk display pameran. Melihat tiga perempuan dengan bawaan bagai akan liburan, seorang pria mendekati dan menawarkan jasa antar menuju hotel yang kami tuju dengan harga 130 ribu. Aku menolaknya. Belum sepuluh meter, pengemudi lain menawarkan jasa seharga 150 ribu. Kutawar 100 ribu ia malah melengos pergi. “Pelit sekali ini emak” mungkin begitu pikirnya. Hahaha... Penasaran pokoknya kalau belum menawar kecuali jika jelas fixed price.

Kuputuskan untuk menyebrang menjauh dari kerumunan pengemudi, sekedar menenangkan hati untuk memutuskan langkah yang akan diambil nanti. Duduk bertiga di sebuah kursi di tepi jalan sebenarnya sedikit membuat hati ini perih, hihi...sedikit lebay . Ada sedikit penyesalan, kenapa tak diambil saja tawaran pertama tadi? Tapi kalau kembali lagi ke kerumunan tadi, gengsi rasanya.

Kuarahkan pandangan ke sekeliling. Ya, mata memang salah satu modal untuk observasi. Hey, ada sebuah loket bertuliskan "taksi". Kuhampiri loket itu, ikut mengantri sambil mencari informasi. Kusebutkan nama hotel yang dituju, sang petugas menyebutkan harga plus membuatkan kuitansi. Kemudian kubayar seharga nominal yang tertera dalam kuitansi. Setelah itu kuhampiri taksi paling depan, sang pengemudi dengan sigapnya memasukkan barang-barang kami ke mobil. Ah, ternyata sesederhana itu. Yang lebih membahagiakan lagi tarifnya jauh lebih murah, hanya 55 ribu saja. Menempuh jalur resmi lebih menyenangkan ternyata.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post