Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bersama Angkot

Sejak tahun 1994, angkot (angkutan kota) adalah armada angkutan yang Saya gunakan hampir setiap hari. Sejak uang dua ratus rupiah cukup untuk mengantarkan Saya ke tempat sejauh 7 km hingga kini harus mengiklaskan lima ribu rupiah. Ada suka duka yang Saya rasakan tentunya.

Hal membahagiakan berasama angkot diantaranya,

1. Meminimalisasi emisi karbon karena satu angkot bisa mengangkut 13 - 15 orang. Bila tiap orang menggunakan kendaraan sendiri-sendiri silakan dihitung karbondioksida yang dihasilkan berapa kali lipatnya? Boleh dibilang ngangkot itu lebih ramah lingkungan. Tapi, hal ini tidak berlaku jika penumpang angkot hanya satu dua seperti sekarang ini. Enggak irit bensin juga kalau angkotnya ngetem (baca: diam menunggu penumpang) sambil menyalakan mesin. Gaya ngetem begitu biasanya merayu penumpang untuk masuk karena dikira akan segera beranfkat.

2. Ongkosnya murah. Kalau bepergian sendiri pakai angkot lebih murah daripada naik ojek atau taksi. Bisa gratis kalau tiba-tiba ketemu orang dikenal. Zaman sekolah dulu, saya sering dibayari ongkos angkot oleh tetangga atau temannya ibu atau bapak. Ah, indah sekali budaya sunda.

3. Dapat kenalan baru. Gara-gara sering satu angkot, saya jadi punya kenalan orang dinas kependudukan. Lumayan kalau mau bikin akte atau KTP bisa tanya-tanya.

4. Dapat banyak pelajaran. Penumpang angkot sangat beragam. Memperhatikan mereka (awas jangan sambil menatap) atau interaksi dalam angkot bisa jadi inspirasi. Bahkan suatu ketika saya pernah dapat pelajaran langsung dari seorang bapak tentang bahasa Arab. Bagi saya yang belum pernah mondok kecuali pesantren kilat, sungguh rizki luar biasa.

5. Bisa istirahat. Karena tinggal duduk, sebagai penumpang saya bisa beristirahat bahkan tidur di angkot. Tempat paling nyaman adalah di depan samping sopir atau di pojok belakang. Harus hati-hati juga jangan sampai tempat tujuan terlewat.

Bahagianya banyak, tapi tak sedikit pula perkara yang kadang membuat kesal atau bahkan kepingin nangis. Paling sebel itu kalau,

1. Angkot ngetem lama. Kalau lagi santai sih misal sekedar main tak masalah. Sering jadi konflik hati kalau lagi butuh tepat waktu misal masuk sekolah, kerja atau rapat. Tujuan ngetem bisa dimaklumi, untuk mencari sebanyak-banyak penumpang. Akan tetapi kalau menyengsarakan penumpang? Jangan dong Mang.

2. Oknum! Pernah beberapa kali saya berjumpa oknum sopir yang membahayakan penumpang karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Aduh Pa Sopir, yang anda bawa itu kepala orang bukan batok kelapa yang kalau jatuh tak terlalu dirisaukan karena akhirnya batok itu akan dijadikan arang. Tak hanya itu, pernah pula saya ketemu sopir garang. Suatu malam sekitar pukul sembilan saya menumpang angkot dari kampus. Di jalan setia budhi sebuah sedan mewah menyalip angkot yang saya tumpangi. Reflek sang sopir mengangkat clurit yang ada di sampingnya sambil memaki-maki. Sumpah, waktu itu saya ingin sekali bisa menghilang seperti aladin.

Ada lagi oknum-oknum yang saya temui tak hanya sekali. Oknum sopir yang menurunkan penumpang sembarangan padahal belum sampai tujuan. Alasannya, rugi kalau terus jalan sampai tujuan akhir kalau hanya bawa satu dua penumpang. Aduh Mang, itu sudah resiko. Kalau Mamang rela komitmen mengantar sampai tujuan siapa tahu ada penumpang yang memberi uang lebih berlipat karena merasa terbantu sama Mamang.

3. Kehadiran copet atau pengamen yang memaksa. Terkadang ada pencopet yang sengaja beraksi di angkot. Para sopir sebenarnya tahu, namun lemah tak bisa bertindak. Kehadiran pengamen dengan lagu tak jelas dan sedikit pidato bernada paksaan sungguh memekakan. Di jalur tertentu, bukan satu dua pengamen yang singgah.

Para pembaca yang budiman, baik hati dan tidak sombong, jika kondisi memungkinkan mari naik angkot. Bila penumpang angkot tambah banyak para sopir angkot akan tambah semangat sehingga jauh dari darah tinggi yang kadang kala membuat mereka sensi. Banyaknya pengguna angkut juga bisa mengurangi volume kendaraan sehingga jalanan lancar dan meminimalisasi minyak yang dibakar.

Untuk para sopir angkot, terima kasih sudah banyak membantu. Maaf kalau sesekali saya harus memilih ojek atau taksi online. Mau demo silakan! Tapi jangan demo suami saya, gara-gara sering diantar intensitas saya naik angkot jadi berkurang. Mau demo silakan! Tapi jangan larang armada online beroperasi karena mereka sama-sama cari uang, sama-sama membantu penumpang. Pak sopir, coba minta pemerintah atau organda buatkan aplikasi untuk memudahkan. Di zaman canggih ini, mungkin ada orang yang bisa membuatkan aplikasi “angkoters”. Dengan aplikasi itu, penumpang bisa dengan mudah mengetahui rute angkot saat ingin pergi ke suatu tempat. Dengan aplikasi itu pula penumpang bisa tahu jadwal keberangkatan tapi Pak Sopir juga jangan kebanyakan ngetem ya! Ini mungkin baru angan-angan, siapa tahu esok lusa jadi kenyataan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post