Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Karena Cinta Tak Harus Memiliki

Kupandangi tumpukan baju yang berjejal di lemari. Rasanya baru kemarin aku membenahinya namun wujudnya sudah tak karuan lagi. Rak gantungan baju pun tak terasa sudah penuh lagi. Aku sendiri heran. Belakangan ini aku terbilang jarang membeli baju. Mengeluarkan baju layak pakai untuk disumbangkan pun tak jarang aku lakukan. Akan tetapi pakaian seolah berdesakan di tempat penyimpanan.

Diantara baju-baju itu banyak yang menyimpan sejarah juga kenangan indah. Rok hitam plus blazer berhias motif serat halus yang anggun adalah salah satunya. Baju itu dijaitkan ibu saat aku akan mengikuti ujian sidang skripsi. Baju itu pula yang kukenakan saat menghadapi sidang akhir pascasarjana. Aku menyimpannya dengan harapan suatu saat dapat kukenakan kembali saat ukuran tubuh kembali lagi. Delapan tahun sudah baju itu menunggu dalam lemari. Nyatanya ukuran badan tak kunjung pas dengan baju itu. Ah, itu baru salah satunya. Ada juga baju pemberian suami, sahabat dan orang-orang tercinta lainnya. Sungguh aku mencintai itu semua.

Atas nama cinta hari ini aku pilah semua baju mengikuti cara KonMarie. Tentunya dengan sedikit modifikasi. Aku kumpulkan semua pakaian kecuali pakaian yang masih basah sedang dijemur. Kupegang satu per satu. Kucoba rasakan ikatan yang terjadi. Seperti kata KonMarie, hanya barang yang membangkitkan kegembiraan yang akan kusimpan. Tak mudah pada awalnya. Namun akhirnya aku hanya menyimpan sebagian baju, baju yang membangkitkan kegembiraan dan memang diperlukan. Sebagian lainnya aku sisihkan. Berat memang, terlebih jika pakaian tersebut adalah pemberian orang-orang yang sangat berarti dalam hidup. Akan tetapi aku memilih untuk mengikhlaskannya daripada kusimpan menumpuk dalam lemari. Kalau saja pakaian bisa bicara, ia mungkin akan protes kala menjadi sekedar penunggu lemari belaka.

Kupegang baju yang akan kuikhlaskan untuk tak lagi kumiliki. Kuucapkan terima kasih karena ia telah memberi kebahagiaan saat aku membeli atau menerimanya. Tugasnya membersamaiku telah selesai. Sementara kepada orang-orang yang telah menghadiahkan baju-baju dengan penuh cinta, aku akan selalu mengingat segala kebaikannya, merasakan getar cintanya meski barang pemberiannya tak lagi tersimpan di rumah.

Lebih dari separuh baju yang kumiliki akhirnya kusisihkan. Kulipat satu per satu dan kumasukkan ke dalam kantung. Baju-baju itu akan diikutkan ke dalam program penggalangan dana untuk kegiatan sosial. Aku memang mencintai pakaian-pakaian itu namun cinta tak harus memiliki. Semoga baju-baju itu jatuh ke tangan orang yang sangat memerlukan. Orang yang akan memuliakan baju-baju itu dengan memanfaatkannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Karena wujud cinta juga kita iklaskan yang kita cintai menjadi milik orang lain, agar lebih bermanfaat

20 Sep
Balas

Betul Bu. Setuju sekali.

23 Sep



search

New Post