Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengapa Yahudi Sukses Berbisnis?

Mengapa Yahudi Sukses Berbisnis?

Dunia mengakui, meskipun Yahudi menempati 0,2 % dari total populasi penduduk bumi, namun bisnisnya mendunia. Kita ambil contoh Sergey Brin dengan Googlenya atau Michael Dell dengan perusahaan hardware DELLnya.

Banyak spekulasi terkait kesuksesan mereka dalam berbisnis. Ada yang beranggapan bahwa itu sudah “bawaan orok”. Mereka dianggap memiliki DNA bisnis dalam tubuhnya. Ada juga yang berpikiran bahwa mereka memang ditakdirkan memiliki IQ yang cerdas. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka mendirikan suatu konspirasi rahasia.

Entah benar atau tidak anggapan-anggapan di atas. Daniel Lapin dalam Thou Shall Prosper (2009) mengungkap beberapa rahasia yang membuat mereka sukses dalam berbisnis. Rahasia yang pertama adalah pendidikan. Pendidikan mereka dapatkan di rumah dan tempat ibadahnya. Rumah mereka biasanya berisi banyak buku. Tak heran jika mereka memiliki kecerdasan literasi yang tinggi. Ada pula ajaran yang cukup mempengaruhi mereka yaitu, “to sacrifice present pleasures for future benefits” dalam bahasa kita barangkali “berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian”.

Prinsip yang kedua adalah “ bisnis adalah sebuah usaha terhormat dan jujur secara moral”. Suatu bisnis akan sukses manakala mendapat penerimaan dari orang-orang di sekitar. Dengan demikian kepercayaan orang harus dijaga.

Rahasia lainnya adalah kebiasan mereka dalam membangun hubungan yang baik dan jejaring yang kuat. Dalam tradisi mereka, untuk melakukan ibadah di Sinagognya haruslah memenuhi quorum minimal sepuluh orang yang disebut minyan (baca: minian). Ketika mereka pergi ke luar kota misalnya, mereka akan pergi ke tempat ibadahnya di kota itu. Seseorang yang bepergian akan bertemu dengan minimal sepuluh orang. Saat itu tentu saja ada interaksi sehingga terjalin hubungan dan semakin terkoneksilah jejaring.

Bisnis tentunya memerlukan seorang pemimpin. Dalam tradisi Yahudi, pemimpin haruslah memiliki karakteristik mampu menjadi pengikut seperti halnya Musa mengikuti Tuhannya. Pemimpin juga harus memiliki visi dan tujuan serta mampu menjelaskan kepada para pengikutnya bagaimana mereka akan mencapai visi dan tujuan tersebut. Pemimpin juga tak boleh takut akan konfontrasi. Di samping itu pemimpin juga harus dapat menggunakan kekuatan keyakinan. Sebagai tambahan, pemimpin sering kali lahir karena perannya dalan suatu kondisi yang luar biasa.

Rahasia lainnya adalah menerima perubahan sambil tetap menjaga diri, mempelajari faktor-faktor dan pola-pola yang mempengaruhi bisnis. Selain itu uang dalam bahasa mereka sering disebut “zuz” yang dalam bahasa Inggris berarti “to move”. Maka uang haruslah dipindah-pindahkan salah satunya dalam kegiatan amal. Saat seseorang beramal, sebetulnya yang beruntung bukanlah penerimanya melainkan pemberinya. Terakhir, tidak ada kata pensiun. Saat mencapai jumlah uang tertentu atau umur tertentu bukan alasan untuk pensiun. Katanya “ Life is a journey, not a destination” begitu pun dalam bisnis.

(Sebenarnya saya bukan pebisnis, tapi rahasia-rahasia di atas mungkin bisa diterapkan dalam berbagai bidang)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

woww...inspiratif bu nurul

23 Mar
Balas

kereeennn ... :D

23 Mar
Balas



search

New Post