Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SEBUAH CATATAN TENTANG IELTS

Pernah melontarkan pertanyaan “Kenapa enggak bisa padahal kan sudah kita pelajari di kelas?”? Saya sih sering. Hmmm… kemarin, pertanyaan itu saya lontarkan kepada diri sendiri. Berbagai teknik saya pelajari dalam lima hari terakhir untuk menghadapi tes IELTS, namun saat tes berlangsung nyatanya saya menghadapi tes dengan barbar, tak ingat lagi berbagai teori yang kemarin-kemarin saya pelajari.

Dalam sesi listening, ada saat dimana pikiran saya melayang ke luar tes sehingga ketika tersadar beberapa soal terlewat. Tes ini butuh konsentrasi tinggi memang. Menyiapkan kondisi fisik dan psikis sangatlah penting. Pernah saya mengikuti latihan di kelas dalam kondisi banyak kekhawatiran plus kelelahan hasilnya jauh di bawah nilai yang terakhir diperoleh. Pernah juga saya berlatih di rumah bada subuh, hasilnya Alhamdulillah jauh di atas nilai terakhir. Maka, sesi listening bukan sekedar mendengarkan. Selain telinga harus terbiasa “mendengar” melalui berbagai latihan, kemampuan memenej diri juga sangat diperlukan. Setiap manusia tentu saja menghadapi masalah setiap harinya dengan intensitas yang berbeda. Dalam hal ini diperlukan kemampuan menguasai diri agar permasalahan tersebut tidak memengaruhi kejernihan kita dalam berpikir saat mendengarkan.

Saat reading, saya menemukan beberapa frase yang sulit saya pahami padahal ada pertanyaan terkait frase tersebut. Banyak waktu terbuang jadinya untuk bolak-balik membaca frase tersebut, padahal instruktur reading sudah wanti-wanti bila hal itu terjadi, tinggalkan saja, move on! Dari sini saya menyimpulkan bahwa kemampuan membaca tidak terbentuk serta merta, perlu pembiasaan selain penguasaan teknik. Satu hal yang paling berkesan dari sesi reading adalah salah satu isi bacaan yang sangat menginspirasi saya. Entah apa judul bacaan tersebut (saya lupa J), yang jelas isinya terkait penelitian mengenai hubungan antara kegiatan olahraga dengan otak. Menurut artikel tersebut, olahraga dapat mencegah penurunan ukuran otak khususnya hypocampus yang terjadi setelah usia dua puluh tahun sekitar satu persen setiap tahunnya. Keluar dari ruangan tes saya bertekad melakukan olah raga paling tidak sekali seminggu yang sebelumnya sangat jarang.

Bagian writing juga memberi kesan tersendiri. Menulis dalam bahasa asing ditambah tekanan waktu sungguh memicu adrenalin. Sebelum tes banyak kosakata yang agak sophisticated yang saya hafal demi meningkatkan skor katanya. Pada prakteknya, kata-kata yang saya tulis adalah kata-kata yang sering saya gunakan sehari-hari. Begitu pula saat speaking. Setelah keluar dari ruang tes ada penyesalan mengapa tadi saya tidak menjawab begini dan begitu? Sudahlah, waktu tak bisa diputar ulang.

Ada hal sangat penting bagi saya terkait tes ini: pelajaran yang saya ambil. Tes IELTS ini rasanya adalah tes yang sangat natural. Lima hari persiapan tentu saja tak cukup membekali diri kerena keterampilan mendengarkan, membaca maupun menulis tak bisa terbentuk secara instan. Nasihat saya pada diri, “Move on! Tawakkal! Jangan berhenti belajar!”.

(Ditulis oleh seorang IELTS test taker untuk mengobati kegalauan pasca-tes. Akhirnya pada Allah jua berlabuh segala pengharapan)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post