Nurul Hidayah

Sulung dari 3 bersaudara wanita semua. Lahir dari seorang ibu yang ulet dan tangguh, dan ayah yang super tegas namun tetap sabar di K...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rezeki untuk Pendidikan

Rezeki untuk Pendidikan

Tantangan Hari Ke-3

"Dek, bojoku arep kuliah maneh, tapi gajiku saiki luweh cilik!" Kata Rofiq saat ragu dengan penghasilan yang dia peroleh saat itu. Karena saat ini dia juga memiliki seorang bayi yang merupakan anak pertamanya. Dia khawatir tidak akan bisa membeli susu anaknya dan juga membiayai kuliah istrinya yang tinggal beberapa semester saja lagi.

"Mbak, aku saiki ora nang gojek maneh, saiki aku kerjo nang proyek mbangun gedung!"  Cerita Sulton padaku, alasannya karena keperluan anak-anaknya yang semakin banyak, karena kini anaknya sudah semakin besar. 

Dari kedua curhatan para lelaki yang merupakan saudara sepupu tersebut kepada sepupunya yang lain, menyiratkan bahwa ada kegelisahan dan kegundahan mereka atas pendidikan anak mereka yang merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT untuk dipenuhi haknya.

Sepupu mereka akhirnya bercerita, bahwa untuk pendidikan itu InsyaAllah selalu ada saja rejekinya. Karena menurut pengalamannya disaat harus menafkahi keluarga, membeli bahan bangunan untuk membangun rumah, dia juga membantu membiayai kuliah adik bungsunya, dan sekolah adik iparnya yang berada di seberang pulau. Tak lupa pula mengirim uang kepada orang tua dan mertuanya. Ternyata gaji bulanan sebagai PNS cukup untuk memenuhi keperluan itu semua. Bahkan dia masih bisa menabung walaupun sedikit.

Hingga akhirnya, semua bahan bangunan telah terbeli. Adiknya pun sudah menikah saat kuliah di semester 5, Sedangkan adik iparnya juga sudah selesai sekolah. Mulailah dia stop mentransfer uang untuk biaya pendidikan adik-adiknya. Kecuali untuk jatah orang tua dan mertua saja yang terus dia kirimkan, dengan maksud agar dia bisa menabung lebih banyak. Sedangkan biaya tukang untuk membangun rumah tidak dianggarkan, karena suaminya sendirilah yang membangun rumah tersebut.

Apabila dipikir secara logika, pastilah uang yang bisa ditabung menjadi lebih banyak. Ternyata itu tak benar. Gajinya juga habis dan hanya cukup untuk makan dalam sebulan dan kirim kepada orang tua dan mertua saja. Bahkan tak ada yang bisa ditabung. 

Sepupu kedua lelaki tadi akhirnya menyimpulkan, gaji yang digunakan untuk membantu  pendidikan saudara, keluarga, maupun orang lain InsyaAllah akan lebih berkah dan serasa tak akan ada habis-habisnya. Jadi, janganlah merasa rugi karena menyekolahkan orang-orang yang kita sayang.

Setelah mendengar pengalaman sepupunya, Rofiq merasa mantap dengan Bismillah mengijinkan istrinya untuk kuliah lagi. Kini istrinya telah menjadi seorang sarjana pendidikan agama Islam.

Begitu pula dengan Sulton, kini lebih semangat lagi mencari rezeki untuk membiayai anaknya yang bersekolah di pondok pesantren, karena dia yakin kelak anaknya akan lebih baik kehidupannya dibandingkan dirinya saat ini.

Satu keyakinan yang harus kita bangun adalah, tiap-tiap makhluk itu telah Allah tetapkan rezekinya. Tinggal kita sebagai salah satu makhluknya mau berusaha atau tidak.

Marilah kita raih rezeki untuk mendapatkan keberkahannya, dengan cara berusaha dan berdoa.

Malinau, 20 Januari 2020

#TantanganGurusiana

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sementara saya koreksi penulisan judulnya, ya Bu. Kata "Untuk" seharusnya tidak diawali huruf kapital kecuali jika terdapat di awal judul. Memang ada katakata yg penulisannya pada judul tidak diawali huruf kapital, antara lain kata depan, kata hubung, dan kata seru. Jika Ibu belum cukup paham, lebih baik Ibu menulis judul menggunakan huruf kapital semua saja.

21 Jan
Balas

Iya pak, terimakasih atas koreksian ya!

21 Jan

Alhamdulillah ibu sudah mampir, terimakasih atas semangat yang dibagikan...

20 Jan
Balas

Setuju. Paparan yang membuka cakrawala berpikir dan mengingatkan. Sukses selalu dan barakallahu fiik

20 Jan
Balas



search

New Post