Nurul Hidayah

Sulung dari 3 bersaudara wanita semua. Lahir dari seorang ibu yang ulet dan tangguh, dan ayah yang super tegas namun tetap sabar di K...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sepucuk Surat Pengantar Jodohku

Sepucuk Surat Pengantar Jodohku

Tantangan Hari Ke-1

Keluarga, yah keluarga. Aku kini hidup satu atap dengannya dalam satu ikatan suci pernikahan yang kini disebut dengan keluarga kecilku.

Dia yang dulu saat masa putih abu-abu tak ku kenal, walau kami bersekolah di sekolah yang sama. Saat itu aku kelas 2 biologi dan Dia kelas 3 fisika. Kelas kami hanya terhalang oleh kelas 2 fisika. Padahal teman satu kelasnya tak ada yang tak ku kenal. Mengapa dia seorang yang tak ku kenal. Aku sering masuk ke kelasnya untuk berbincang dengan kakak kelas, tetapi tak pernah ku melihat sosoknya saat itu. Entah bersembunyi dimana Dia saat itu, tak terlihat olehku.

Hingga Dia menjadi Kakak tingkatku di perguruan tinggi dan fakultas yang sama. Seorang sahabat baikku saat SMP hingga kuliah, memperkenalkanku dengannya, hingga akhirnya terjadi obrolan sebanyak 3 kali, yah cuma 3 kali saja. Karena dia begitu pendiam bahkan sangat pendiam. Aku bertanya satu alenia, Dia menjawab satu kata saja. Sehingga aku enggan ngobrol banyak dengannya.

Hingga akhirnya, beberapa tahun kemudian ada sepucuk surat cinta melayang di hadapanku, dan kuterima ajakannya untuk memintaku menjadi teman dekatnya. Namun, kutantang untuk menikah denganku, karena aku juga sudah lulus kuliah dan bertugas menjadi guru daerah terpencil di kampung orang.

Alhamdulillah, surat balasanku tak bertepuk sebelah tangan. Bagaikan gayung bersambut. Tak perlu waktu lama saat liburan akhir tahun ajaran, akupun dilamar dan 2 Minggu kemudian kami menikah.

Saat aku bisa hadir di acara reuni putih abu, bertemu dengan kakak kelasku. Mereka bertanya dan seakan tak percaya, kok bisa aku menikah dengan Dia, kok bisa aku menaklukkan si pendiam. Ah, aku cuma bisa tersenyum, yah mungkin sudah jodohnya...heheheh...

Yah, si pendiam itu kakak kelas saat putih abu dan kakak tingkat saat kuliah kini Dia imam dalam keluargaku. Suamiku, ayah dari anak-anakku, menantu dari orang tuaku, dan juga menjadi bagian keluarga besarku.

Memory, 19 Juni 1999,

Malinau,17 Januari 2020

#TantanganGurusiana

 

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post