Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kejutan Manis

GANJIL, itu kesan pertamaku.

Pagi itu seperti biasa aku masuk ke dalam kelas untuk menunaikan tugas mengajar bahasa Inggris. Kelas yang biasanya hidup, dimulai dengan sapaan anak-anak terhadapku, serasa ada sesuatu yang berbeda. Hambar menyelimuti situasi kelas. Segala sesuatunya terasa kaku.

Perlahan kubuka pelajaran dengan salam. Kutanyakan tugas yang telah kuberikan pada pertemuan sebelumnya. Kuminta beberapa anak untuk menulis hasil pekerjaan mereka di papan tulis.

Aneh, mereka yang biasanya antusias dengan pelajaran bahasa Inggris,menjadi ogah-ogahan dan malas-malasan. Kucoba mencairkan suasana dengan cerita-cerita ringan yang lucu, namun mereka menyambutnya dengan keterpaksaan. Terbersit rasa ngilu dalam lubuk hatiku.

Kelas perwalianku itu sudah seperti anak kandungku. Segala keluh kesah sering mereka tumpahkan pada diriku. Aku sebagai ganti orang tua mereka di sekolah menjadi tempat untuk menuangkan kegundahan hati mereka. Tanpa sungkan mereka sering mencurahkan isi hatinya kepadaku. Masalah keluarga, teman, bahkan urusan asmara mereka tak luput dari perhatianku.

“Hallo Class, what’s wrong with you? Are you alright? Kalian hari ini kok tampak tidak terlalu bersemangat. Ada masalah dengan guru pelajaran lain ya?” Kucoba untuk mengorek keterangan dari mereka. Tidak ada suara yang menyaut. Sebaliknya wajah-wajah kuyu mereka semakin menunduk.

“Eh, Kalian ini diajak bicara, lha kok malah terdiam. Ada apa sih?” Rasa jengkel mulai mempengaruhi emosiku.

“Coba kamu Anggi, kesini!” Ku panggil ketua kelas untuk untuk maju.

Dengan agak ragu-ragu si ketua kelas berjalan mendekat padaku.

“Kenapa dengan teman-teman kamu?”

“Gini lho Mom, teman-teman mau mengungkapkan unek-unek mereka, tentang kepemimpinan Mom selama ini di kelas kami.”

Deg!!!Ada perasaan kaget dalam hatiku. Selama ini mereka kelihatannya sangat nyaman bersamaku. Sungguh tak pernah kukira mereka menyimpan rasa kecewa kepadaku.

“Maksudnya?”

“Mereka menganggap Mom terlalu keras dalam menentukan suatu kebijakan, tentang tata tertib kelas serta denda yang diterapkan”.

Aku terdiam. Sejenak aku tidak mampu melakukan apa-apa. Teringat kesepakatan kelas tentang penerapan denda bagi siswa yang tidak mematuhi peraturan kelas.Terbayang jelas denah tempat duduk siswa, jadwal piket serta kaplingan yang kubuat untuk masing-masing siswa tentang wilayah yang menjadi tanggung jawab kebersihan mereka. Selama ini semua siswa telah melakukan apa yang menjadi kewajiban mereka, dan tidak ada protes yang menyertainya.

Kuhela nafas dalam-dalam. Sebongkah rasa kecewa menyesak dalam dada, membuatku sulit merangkai kata.Kupandangi wajah satu persatu dari murid-muridku. Spontan mereka menunduk menghindari tatapanku.

“So, apa yang Kalian inginkan?” Lagi-lagi mereka diam, membisu dan tergugu.

“Well, baik kalau begitu. Terserah Kalian saja. Anggap saja peraturan yang saya tetapkan tidak berlaku lagi!” Letupan emosi menyulut nada suaraku menjadi tinggi.

“Tapi Kalian harus tahu bahwa apa yang telah saya lakukan semata-mata untuk menjaga ketertiban kelas. Toh denda –denda itu tidak masuk ke kantong saya,tapi untuk menambah kas kelas. Lagipula Kalian tidak harus bayar denda kalau memang tidak melanggar peraturan tersebut.”

Emosi yang membuncah dan perasaan dikhianati memancing air mataku untuk mengucur.Kutahan sekuat tenaga ,semata demi menjaga gengsiku sebagai guru dan wali kelas.

“Tapi kalau Kalian menganggap apa yang telah saya lakukan itu keterlaluan, menjadi beban yang sangat berat.O.K , kita hapus peraturan itu. Atau kalau Kalian memang terlalu kecewa pada saya dan tidak menghendaki saya sebagai wali kelas Kalian lagi. Silakan Kalian bicara ke Waka Kurikulum, atau saya sendiri yang akan bilang pada beliau “.

Aroma kekecewaan yang kental membuat suaraku bergetar. Suasana kelas semakin senyap. Tak satupun siswa berani membuat gerakan, seakan mereka takut akan memecahkan kesunyian. Mereka seakan tahu bahwa aku benar-benar marah dan kecewa.

Aku tidak bisa mengendalikan diri lagi. Dengan agak tergesa, kukemasi barang-barangku yang ada di meja. Do’a yang biasanya aku gunakan untuk mengakhiri pelajaran seakan terlupakan.

“ O.K. see you later. Assalamulaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh!”

“Ma’af Mom.....!” Tiba-tiba Si ketua kelas mengeluarkan suara. Aku mendongak, menatap lekat pada mata nya.

“Bukan maksud kami untuk membuat Mom marah. Kami hanya ingin menyampaikan apa yang ada dalam benak kami.”

Seakan dikomando, semua siswa berdiri dan serempak menyanyikan lagu Happy Birthday.

“Happy birthday to you! Happy birthday to you!Happy birthday! Happy birtday! Happy birthday to you!”

Subhanallah..., air mata yang sedari tadi kubendung, tanpa terasa mengucur dengan deras. Kali ini aku tidak menahannya. Biarlah air mata kebahagian ini berbaur dengan anak-anak perwalianku yang berebut menyalamiku.

“Selamat Ulang Tahun Mom, semoga Mom selalu diberi kesehatan dan tetap menjadi walikelas kami yang tegas , bijaksana dan disiplin.”

Air mataku semakin deras.Tak kusangka anak perwalianku akan memberikan perhatian pada hari istimewaku itu.Susah payah kutiup lilin diatas kue yang sedari tadi mereka sembunyikan. Air mata yang sebagian lewat hidung membuatku agak susah bernafas dan nyaris tersedak.

Anak-anak perwalianku, ternyata kalian telah merencanakan itu semua. Kalian telah berhasil mengaduk emosiku dengan maksud memberi sebuah kejutan. Kejutan yang sungguh sangat manis di hari ulang tahunku . Semoga aku akan bisa selalu mendampingi kalian hingga sampai waktu yang ditentukan. Amiiinnnnnnn.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Amazing. Foto saat kejutan bisa disertakan, bun. Lebih manis, dan mengharukan.

15 May
Balas

Berat banget kejutsnnys ya, mom...

16 May
Balas

Hadiah yang indah ya, Bu. Terharu banget. Semoga sisa usia menjadi berkah bagi semua.

15 May
Balas

Makasih teman. Jadi tambah semangat tk nulis lagi

15 May
Balas



search

New Post