Nurul Hidayah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

"Bahagia itu Milik Seorang Muslim"

Banyak orang menghabiskan masa mudanya dengan bekerja dan bekerja tanpa mempedulikan kesehatannya, apalagi kewajiban yang datang dari Tuhannya. Kemudian saat masa tuanya datang, harus dibayar dengan cukup mahal karena sudah sakit-sakitan dan tidak sehat lagi sehingga tidak punya banyak waktu lagi untuk berbuat banyak hal.

Kalau kita coba renungkan lalu sebenarnya apa yang diinginkan banyak orang dengan kesibukannya itu? Apakah karena mereka ingin bahagia? apakah mereka yang sudah punya rumah, mobil dan jabatan pasti bahagia? Atau sebaliknya yang hidupnya pas-pasan yang lebih bahagia? Atau yang hidupnya sederhana saja yang merasakan bahagia?

Kalau begitu benarkah kekayaaan bisa membuat hidup kita bahagia? Tapi nyatanya, ada kisah beberapa miliader yang harus mengakhiri hidupnya dengan cara tragis meski sudah memiliki pundi-pundi kekayaan dalam jumlah fantastis. Sebagai contoh kematian miliader asal Rusia Scot Young menimbulkan kesan horor bagi banyak orang. Young Meninggal tertusuk pagar besi setelah loncat terjatuh dari lantai empat penthouse miliknya.

Ternyata punya banyak harta bukan jaminan seseorang bisa hidup bahagia. Apalagi miskin, apa-apa minta, atau kesana kemari harus ngutang. Tentu akan lebih sengsara rasanya. Lalu apakah orang hidup sederhana bisa lebih bahagia? Ternyata juga bukan. Jadi yang buat bahagia itu apa sebenarnya?

Nah, kalau begitu coba kita lihat orang main bola di lapangan!, apa sih yang membuat pemain bola itu senang teriak bangga saat main bola? Tentunya kalau dia mampu cetak goal, dan bisa menang bukan?. Tapi apakah pernah dibayangkan bagaimana kalau di lapangan bola itu tidak ada garis batas mainnya? tidak ada aturannya, bebas pukul pakai tangan, boleh pukul lawan dan lainnya. Apakah jadi menarik permainan seperti ini? Tentu tidak.

Jadi kalau bicara bahagia itu letaknya dimana? Sudah jelas dengan contoh pemain bola tadi, di saat pemain bola bisa memasukkan bola ke gawang itu menunjukkan si pemain bisa mencetak skor menang dari lawan. Dan itulah salah satu aturan dalam permainan sepak bola. Jadi di saat kita bisa patuhi aturan tertentu, dan dengan aturan itu bisa memenangkan pertandingan maka saat itulah ada rasa senang.

Demikian pula dalam menjalani hidup, dapat diibaratkan sebuah pertandingan. Kadang-kadang jika orang tidak mengerti apa aturannya?, tidak tau aturan tentang hidup, sehingga menjalani kehidupan dengan sia-sia bahkan kebingungan, akhirnya setelah kematian datang meyesal karena tidak mengerti untuk apa sebenarnya mereka hidup.

Memang, Tak bisa dipungkiri banyak orang mencari kebahagiaan dengan melalui uang, dengan kenyamanan. Misalnya di Negara Jepang yang dikenal penduduknya sangat disiplin, tertib dan bersih. Budaya antri juga menjadi bagian dari keseharian warganya. Namun apakah kehidupan seperti ini telah membuat warganya dijamin merasakan kebahagiaan? Ternyata tidak. Jepang tercatat sebagai Negara dengan rekor bunuh diri tertinggi di dunia. Kementerian Kesehatan Jepang, (23/3/2017) mengungkap, pada tahun 2016 lalu tercatat angka kematian akibat bunuh diri mencapai 21.897 orang.

Demikian pula di Negara Korea Selatan, The Korean Times mencatat, bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor empat di Korsel. Pada tahun 2012, tercatat tidak kurang 15.000 kasus bunuh diri. Artinya setiap hari ditemukan 30-40 kasus bunuh diri. Sebagai Negara dengan tingkat ekonomi maju ke-13 di dunia, warga Korea seharusnya bisa hidup tenang dan sejahtera. Ternyata tidak demikian. Mereka bingung dengan arti bahagia, karena ternyata itu semua tidak membuat kehidupan mereka bahagia.

Namun berbeda bagi seorang muslim, dia pasti tahu apa artinya bahagia. Bahagia adalah ketika kita menyadari sebagai ciptaan Allah, hidup untuk beribadah kepada Allah dengan melakukan perintahNya dan akan kembali menghadap kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan di dunia. Tapi jika seorang muslim belum pernah menemukan bahagia itu berarti dia tidak punya Tuhan layaknya mayoritas masyarakat Jepang, Korea atau Eropa yang tidak mempunyai Tuhan.

Karena orang yang tidak punya Tuhan, tidak punya harapan dan tempat bergantung. Mereka tidak akan puas dengan kondisi yang dialami. Kebahagiaan menjadi hilang dan akan lebih mudah mengalami stress. Bahkan bunuh diri dianggap jalan terakhir yang bisa menjadi kebanggaan.

Sedangkan seorang Muslim itu kata Rasulullah “Muslim itu Ajaib” karena kehidupannya selalu baik. Sebagaimana sabda Rasululah Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)

Jadi keadaan seorang mukmin itu semuanya baik. Dan hal ini hanya didapati pada seorang mukmin, tapi tidak akan pernah ditemukan pada orang kafir maupun munafik.

Keajaibannya adalah ketika ia diberi kesenangan berupa sehat, keselamatan, harta dan kedudukan, maka ia bersyukur pada Allah atas karunia tersebut. Ia mengakui bahwa nikmat itu dari Allah Yang Maha Pemberi Rizki, lalu lisannya memuji Allah SWT dan menggunakan nikmat tersebut dalam ketaatan kepada ALLAH Azza wa Jalla.

Sedangkan ketikaseorang mukmin ditimpa musibah, ia akan bersabar dan mencari jalan keluar seraya mengharap pahala.

Dan tidak lupa bagi seorang mukmin jika ia melakukan kesalahan, maka ia akan bertaubat. Dengan merendahkan diri di hadapan Allah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai kebaikan yang mampu dilakukannya.

Namun akan berbeda halnya dengan kehidupan orang yang tidak beriman, jika mereka mendapatkan kenikmatan dan kesenangan dunia, ia hanya akan menganggap semata-mata hasil jerih payahnya. Dan semua yang mereka miliki sebenarnya hanyalah (kesenangan sementara). Maka jika mereka_orang yang tidak beriman mendapatkan musibah ia akan senantiasa mencela/ mengumpat, meratapi, berandai-andai dengan waktu. Sehingga tidak heran jika pada akhirnya menempuh jalan dengan bunuh diri karena merasa telah hilang harapan.

Dengan demikian tidak ada kehidupan yang lebih bahagia selain kehidupan seorang muslim. Jika kebanyakan orang kebingungan tentang cara yang harus ditempuh untuk bahagia maka hal itu tidak untuk seorang muslim. Bagi seorang muslim dimana dia sebagai mukmin sejati akan selalu merasakan ketenangan hati dan kenyamanan jiwa. Dia menyadari memiliki Tuhan yaitu Allah Yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya.

Namun dalam kehidupan kapitalistik saat ini dengan prinsip liberal, sekuler dan segala bentuk keserakahannya telah membuat kebobrokan di seluruh bidang khususnya bagi kehidupan seorang muslim. Seorang muslim telah secara tidak sadar terpengaruh dalam prinsip kapitalistik ini. Agama menjadi disingkirkan dalam kehidupan publiknya dan hanya diambil dalam segi peribadahannya semata. Sehingga muslim menjadi hilang arah pandangnya dalam menjalani hidup. Ketika telah pusing dengan maslahnya sendiri dan tak peduli dengan urusan orang lain lain, seolah sekarat tanpa memiliki harapan. Akhirnya bunuh diri pun menjadi jawaban.

Padahal sesungguhnya jika Sistem Islam ditegakkan dalam segala aturan kehidupan dengan metode Khilafah, maka kehidupan seorang muslim akan menjadi terarah karena Negara akan bertanggung jawab dalam mengarahkan warganya dalam memahami tujuan manusia diciptakan. Sehingga prinsip kebahagian hakiki dengan meraih rido dari Sang Khalik akan tercipta dalam kehidupan masyarakat Islam. Maka kehidupan seorang muslim akan benar-benar diliputi dengan kebahagian yang sesungguhnya baik saat hidup di dunia maupun di akhirat.

Wallahu a’lam bis showab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Baarokallah...Bunda. Terimakasih..sudah sangat mengingatkan.

10 Mar
Balas



search

New Post