NURUL HIDAYATI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PENGARUH TEKNIK POLA DAN BENTUK(SHAPE) TERHADAP KREATIVITAS MENGGAMBAR DI TK PLUS AT TAQW

ABSTRAK

 

Berdasarkannhasil pengamatansstudi maupunksurvey dapatddiamati bahwasannya lpermasalahan yang sering dijumpaiisaat pembelajaranrmenggambar,aadalah aktivitas1belajar menggambar’tanpasditunjukkan obyek gambar secara konkrit, sehingga anak merasakan sulit untuk menggambar sebagaimana bentuk benda aslinya.vSerangkaian caraodan teknik digunakan guruubisa mempengaruhitkreatifitas anakmdalam menggambar menjadixbentuk bendanyangpsesuai riilnya.qTeknik yang sesuail digunakanooleh peneliti yaiturPenelitian Kuantitatif  dengan judul “Pengaruh teknik pola dan bentuk (shape) terhadap kreativitas menggambar di Tk Plus AtjTaqwagBrondong”.oPenelitianyini6dilaksanakanwdi TKkPlusnAtvTaqwazBrondong-Lamongan,TTahun Pendidikan 2020-2021. Adapun sample atau subyek penelitiannya  adalah anak Kelompok B. Setelah dilaksanakan penelitian dapatfdisimpulkan bahwagadanya pengaruh teknik pola bentuk (Shape) terhadap kemampuan danbkreativitas.

 

Kata Kunci: Pola/Bentuk, Kreativitas1Menggambar

PENDAHULUAN

Peraturan Pemerintah Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini pada pasal 5 dinyatakan, bahwa aspek-aspek pengembangan dalam kurikulum PAUD mencakup nilai agama, nilai moral, fisik-motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan seni. [1]rPendidikanSAnak usia dini adalah anak yangnnberusia 0-6 tahun yang melewatiomasa bayi,pmasa batita, dan masa prasekolah. [2]

Pendidkan  diTtingkatWPAUD memiliki tujuan menumbuhkan dan meningkatkanspotensi anak,yyaitu dalam-6 aspekkperkembangan. Diantaranya potensi yang dikembangkan adalah aspek Nilai Agama dan Moral, Fisik Motorik, Sosial Emosional, Kognitif, Bahasa dan Seni.  Perkembangan pada aspek fisik motorik dapat meningkat dengan cara  memperhatikan tahap serta langkah-langkah pelaksanaannya. Dengan karakteristik 6 perkembangan di atas dapat disimpulkan bahwa 6 perkembangan pada anak usia dini sangat penting karena untuk berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak yangs sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan tidak akan terulang sehingga kalau sudah melewati tidak akan terulang lagi.

Pendidikan AUD merupakan suatu peletakwdasarhatau>pondasiAawal bagi perkembangan anak diusia berikutnya. Pembelajarang pada anak usia dini harus menggunakan konsep belajar sambil bermain atau Learning by playing, belajar sambil berbuat atau Learning by doing. Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain, yaitu 6 aspek perkembangan.

Program pengembangan aspek seni menjadi hal yang tidak kalah9penting daripada aspek=pengembangan yang lainnya, sebagaimanabkreatifitas menggambar merupakan salah satu bentukkkemampuankpada aspek seni yang berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan otak anak, khususnya mengembangkan kecerdasan otak kanan. Dalamkmenggambarkdapat menghasilkan suatu bentuk sesuai imajinasi dan kreativitas yang diinginkan. Kegiatan menggambar yang dilakukan anak dapat  mengungkapkan ekspresi diri serta imajinasinya tak terbatas. kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru berdasarkan ide, gagasan yang dikombinasikan dari hasil penemuan-penemuan sebelumnya, akhirnya menjadi karya baru yang bergunahg[3]. kKreativitas merupakan kemampuan     seseorang pyang    dalam    kehidupank sehari-hari mdikaitkan dengan prestasi yang istimewa  dalam  menciptakan hal-hal yang baru atau sesuatu yang sudah ada menjadi   konsep   baru,  smenemukan cara-cara dalam pemecahan  masalah yang    tidak    dapat ditemukan    oleh kebanyakan  orang, membuat ide-ide baru yang   belum   pernah   ada,kdanggmelihatoadanyahberbagailkemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.[4]

Kegiatankmenggambar ini sangat baik diperkenalkan sejak usia dini, biarkan imajinasi dan kreativitas anak berkembang sendiri melalui pengalamankyang didapatnya. Menurut Jamaris memaparkan bahwa secara umum90karakteristik dari  suatu  bentuk 88kreativitas  tampak  dalam  proses  berpikir  saat  seseorang memecahkanuumasalah [5]. Kegiatan menggambar juga dapat menumbuhkan kemampuan anak untuk berpikir kreatif. Berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir untuk menemukan sesuatu yang bisa mengubah atau memperbaiki kondisi apapun sehingga menjadi lebih baik [6]. Dengan adanya;;;masalah akan menumbuhkan kemampuanmmanak untuk berpikir kreatif.

Pada dasarnya menggambar merupakan kegiatan merangkai bentukqwimajinasi dengan menggunakankmetode, tehnik dan alat media yang beragam. Menurut [7] menyampaikan bahwarwkreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan bermanfaat.

Demikian bila demokrasi berfikir, bertindak positif untuk berkreasi sebagai fungsi jiwa. Fungsi jiwa adalah lebih mengutamakan penekanan pada saat proses kegiatan untuk mengembangkan kepribadian. Menggambar juga mempunyai makna atau arti dengan membuat tanda - symbol khusus diatas permukaan dengan mengolah kontur goresan dari media atau peralatan menggambar tersebut. Apabila anak mendapat kesempatan dan fasilitas untuk mengembangkan dan meningkatkan kreativitasnya sehingga menjadi anak yang terampil dalam berbagai hal terutamafdalam hal ketrampilan secara teknis. Menurut [8] keterampilanoasteknis adalah kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan, metode, atau teknik spesifik dalam bidang spesialis tertentu.

Pada tahap awal, agar anak memperoleh hasil yang lebih baik, kita dapatkmengarahkan mereka untuk belajar menggambar dengan imajinatif, dengan menggunakan banyak pilihan teknik/metode dan media. Hanya orang kreatif yang mampu menciptakan sesuatu yang baru secara monumental. Kreativitas menyangkut pemikiran imijanatif, menghayati, mengkhayalkan, dan menemukan kebenaran   Salah satu kegiatan yang ditunjukkan anak adalah dengan bentuk menggambar secara sederhana, seperti mencoret-coret. Mencoret-coret adalah langkah menuju kegiatan menulis seperti juga mengoceh untuk menuju bicara. Kegiatan menggambar bagi anak adalah media berekspresi dannbberkomunukasi yang dapat menciptakan suasana aktif,olmasyik, dan menyenangkan. [9]

Padaktahap usia anak usia dini, Idealnya dikenalkan dengan aktivitas menggambar melalui pola/bentuk, kseperti pola yang sederhana: lingkaran, segi empat atau garis. Ada beberapa pertimbangan dasarkmengapa kreativitas menggambar dikenalkan sejak anak usia dini, karena usia anak usia dini kadalah usia subur dalamkmengembangkan kreativitas anak dalam halkinikkreatifitaskmenggambarkdengankmenggunakanwpola/bentuk. Menurut kamuskbahasa Indonesia, bentuk merupakan suatu rupa sebagai suatu wujud yang tampak dan bisa disajikan. Senada arti atau makna bentuk, yaitu jenis, macam-macam rupa, bentuk suatu benda, antara lain: bentuk geometri (lingkaran, segi empat, ellips, persegi, dst). Suatu bentuk adalah sebagai informasi geometris yang tidak akan berubah saatkparameterlokasi skala, rotasinya dirubah. Dengan demikian penggunaan pola/bentuk dapat memudahkan anak dalam aktivitas menggambar obyek-obyek yang pada dasarnya memiliki bentuk yang hampir sama, seperti membuat punggungkkura-kura dari bentuk setengan lingkaran, membuat rumah dari bentuk segi empat dan segi tiga, dst.

Menurut [10] bahwasannya melalui beberapa tahapan dalamkpembelajaran menggambar di TK sesuai kurikulum 2004 yaitu dengan pendekatan tema. Yang menjadi alat ukur kegiatan menggambar adalah karyakgambar anak. Tercapainya tujuan belajar ditandai dengan hasil capaian ketrampilan tertentu. Capaian dalam penelitian ini adalah melalui teknik pola atau bentuk dapatkmeningkatkankkreativitas  menggambar.

Dalam pengamatankpeneliti, peneliti belum menemukan hasil menggambar anak dengan kreatif. Anak-anakkcenderung menggambar hal-hal yang berukuran tidak proporsional, kurang luwes dan tidak sesuai obyek yang hendak digambarnya. Anak-anak cenderung menggambar benda secara ikut-ikutan (melihat gambar teman). Kemampuankmenggambar di kelas B menunjukkan hasil menggambarnya masih rendah dan kurangkkreatif, Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tersebut di kelompok B sebagai samplingnya.

Peneliti melakukan kegiatan penelitian awal yaitu dengan mengobservasi kegiatan menggambar anak kelompok B dan mendapatkan hasil  prosentasi sebagai berikut: 25.92  anak mampu menggambar dengan kreatif, 51.85  anak mampu menggambar namun belum kreatif, 22.22  anak mulai bisa menggambar. Dari hasil observasi awal,  peneliti mendapatkan kesimpulan bilamana kemampuan menggambar  di kelompok B ini belum menunjukan hasil menggambar yang kreatif. Maka dari itu peneliti antusisa untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan teknik pola dan bentuk terhadap kreatifitas menggambar anak usia dini.

Maka dari itu peneliti membuat rumusan masalah penelitian dengan judul sebagai berikut: “Apakah Ada Pengaruh Menggambar Melalui Teknik Pola Dan Bentuk (Shape) Terhadap Kreatifitas Menggambar Anak” dengan tujuan untuk mengetahui “Apakah Ada Pengaruh Menggambar Melalui Teknik Pola Dan Bentuk (Shape) Terhadap Kreatifitas Menggambar Anak”.

 

METODE PENELITIAN

Desainppenelitian Mmenurut. [11],Rmenyatakan bahwa dasarIuntuk menentukanVteknik atau metode yang akan digunakan dalam penelitian. k[12],  mengungkapkan bahwasannya desain dalam penelitian adalah suatu rencana strukturk (paradigma/model) pengamatan yang ditata sedemikian rupa supaya mendapat jawaban dari pertanyaan yang diajukan peneliti.

[13] Metode0penelitianOkuantitatif bisa dimaknai sebagaiSmetode penelitiandyang beracuan pada falsafatppositivisme, yang akanhdigunakan dalam meneliti populasi maupun sampelttertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis kuantitatifk Research,mmetodeypenelitian kuantitatif ini adalah salah satu macam penelitiancyang spesifik yaitukkterencana,bsistematis, terstruktur secara jelas sejak awal sampai penyusunan desain penelitian.

Menurut [14] berpendapat bahwa wawancara, observasi, kuosioner, dan dokumentasi, adalah jenis-jenis metode pengumpulan data yaitu angket/questioner, wawancara/interview, dan pengamatan/observasi. Sedangkan Menurut [15] dokumen/catatan harian tentang guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung atau segera setelah pembelajaran selesai. Catatan ini dapat berisi pendapat, reaksi, atau saran tentang pembelajaran yang sedang berjalan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah observasi, dan wawancara.

Penelitian kuantitatif adalahwmetode penelitianqyangxmenggunakan data yang diproses berupa angka sebagai alat untuk analisis serta melaksanakan kajian dalam penelitian, yang utama mengenai hal apa yang sudah diobservasi dan diamati. Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif yang mana ragam metodekkuasi-eksperimen berupa desain penelitiankNon-equivalent control group design.

Tempat penelitian  dilaksanakan diwTK Plus At Taqwa Brondong kabupatan Lamongan yang beralamatkan di Jalan Tapak Siring Geneng-Indah Brondong Lamongan. Penelitian yang dilakukan ini diawali sejak bulan Oktober sampai bulan Desember 2020. Populasiwmaupunwsampel penelitian ini adalah semua anak didik yang ada diwlembaga sejumlah 125 anak. Untuk sampel yang digunakan adalah anak/siswa kelompok B yangqberjumlahz52 anak, anak laki-laki berjumlah 22 dan anakdperempuan berjumlahk30. 

Sampelwpenelitian dalam penelitian ini pengambilannya melalui denganwteknik purposive sampling. Sebagaimana yang disampaikan oleh [16]otteknik ini memiliki tujuan dalam  penentuanyysampel  yang mempertimbangkan hal-hal tertentu. Penentuan pada sampel yang akan menjadi obyek peneliti ini dengan pertimbangan kematangan perkembangan dan usia anak. Sehingga kelas yang dianggap telah memenuhi kriteria peneliti tersebut adalahkkelompok B yang terdiri 2 kelas, yaitu kelas B1 dan B2.

Bentuk serta jenis prosedur penelitian kuasi- eeksperimen dengan desainmNon-equivalentpControl hGroup Design.m Gambaran desain penelitian dapat dilihat melalui table di bawah ini.

Tabelc1./Desain Penelitian

Kelasz

Pre -1test

Treat

men

1Post-  test

Eksperimen

Y1

  kX

Y2

Kontrol

Y3

k-

Y4

Keterangan:

Y1 : Pre - testfpada kelas eksperimen

Y3 : Pre - testapada kelasnkontrol

Y2 : Pos - testppada kelaspeksperimen

Y4 : Pos - testlpada kelas2kontrol

Xk : Treatmen kelas eksperimen

Statistik

   Kelas Kontrol

      Kelas

,Eksperimen

Rata-ratap

19,72

19,22

1Median

20,01

19,51

SD

3,42

2,36

Max

k25

k26

Min

k13

  14

Range

12

k12

Kelas dkontrol  tetap mendapatkan kegiatan pembelajaran seperti biasa seperti yang dilakukan sesuai perencanaan guru (menggambar tidak menggunakan teknik pola maupun bentuk). Pemerolehan data dalam penelitian ini melalui datakkreativitas menggambar yang dihasilkan oleh siswa, maka untuk itu peneliti melakukan observasi, kwawancara serta pengumpulan dokumentasi karena responden dalam penelitiankini adalahganak usia-5-6vtahun. Yangkmana hal itu menyebabkan tidak memungkinkan untuk mengisiwkuesioner atau angket. Langkah observasi yang dilakukan peneliti adalah dengan memakai acuan panduan pelaksanaan  observasi  atau catatan lapangan mengenai proses menggambar anak secara kreatif. Panduan pelaksanaankobservasi  atau catatan – catatan yang akan digunakan telah melalaui sesi koreksi oleh pihak ahlik (expert judgment) kemudian sudah mendapatkan hasil valid.

Selanjutnya panduan pelaksanaan  observasi  atau catatan lapangan tersebut juga telah melalui uji reliabilitas  Alpha croncbach dengan nilai 0,872 dan dinyatakankReliabel. Peneliti telah melakukan observasi ini sebanyak empat kali pada masing-masing kelas. Pada observasi pertama yang dilaksanakan yaitu konsentrasi pada pengamatan tingkatkkreatifitas anak saat belum mendapatkan treatmentk (pretes), untuk tahap observasi selanjutnya dilakukan ketika sudah selesai proses treatment (postes).

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini dengan teknik analisakkorelasi dan uji-tk (t-test). Selanjutnya saat belum dilakukanya uji-t, peneliti melakukan uji prasyarat terlebih dahulu (uji normalitas dan uji homogenitas) yang menjadi syarat supaya dapat dilangsungkanya  penelitian. Untuk menghitung uji-t dan uji prasyarat, peneliti menggunakankSPSS 20 forkwindows supaya hasilnya lebih akurat

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pretes kreativitas menggambar dilakukan untuk  mengetahui kreativitas menggambar awal kedua kelompok yang sebelum dilaksanakan pemberianktreatment.  Dari pelaksanaankpretes didapatkan suatu perbedaan kecil antara dua kelas,

yaitu 0,5. Di bawah ini  merupakan model tabel tes awalkkreativitas menggambar kedua kelas:

Tabel+2.Z Perbandingan>Nilai Pretes KreativitaskMenggambar Kelas{Kontrol dan KelasbEksperimen

 

Skor data dari tes pertama (pretes) tentang kreativitas menggambar anak-anak di kelas::kontrol memilikiii nilai rata-rata 19,72. Sesuai nilai ratakkreativitas menggambar tersebut, kelas kontrol terletak padabrentangkpersentasek62% yanggartinya keativitas kelas kontrol terletak pada kriteria baik. Kelas kontrol mempunyai nilai median dalam pretes adalah 20,01. Untuk nilaikSD 3,42, serta nilaiMmaksimum 25 dan nilai minimumL13 dengan memilikikrange 12.

Nilaintes pada awalq(pretes) tingkat  kreativitas menggambar anak  kelas eksperimenr memilikiknilai rrata-rata 19,22. Nilaikrata-rataktes awalU(pretes) tersebut, tingkat kreativitas menggambar kelas eksperimenJberada padahrentan opersentase 60% dalam hal ini kreativitas menggambar kelaskeksperimen berada pada kategori cukup. Nilai median saat pre-tes kelas eksperimenfadalah k19,51 dan standar deviasi 2,36, nilaippmaksimum@26, nilai minimum 14#dan mempunyai range^12.

Treatmentoooooodank kdata posteskkreativitas menggambar. Pelaksanaanktreatment  dilakukan pada hari yang sama dengan dilakukannya postes. pada kelompokkeksperimen, peneliti menggunakankteknik pola dan bentukk (shape)00sebagai media Hpembelajaran yangllditayangkan pada saatfsapresepsi. Sementara, pada kelompok kontrol peneliti menggunakan media sehari-hari yang guru gunakan.

Pelaksanaanktreatmentpp  ini tidak hanya sdilakukan satukkkali, akan tetapi dilakukan sebanyak tiga kali pada masing-masing mkelompok  untuk hhmengetahui secara mendalamVapakah teknik pola dan bentuk berpengaruh terhadap kreativitas menggambar anak.  Pada  kelompok eksperimen, setelah menggunakan teknik pola dan bentuk, tingkat kreativitas menggmbar anakuudinilai saat anak mengerjakan ddkegiatan,  begitupun  dengan kelompok kontrolhgdyang menggunakan media sehari-hari.

Peneliti melakukannpostes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui sejauh mana kreativitas menggambar anak setelah pembelajaran itu berikan. kPostes ini dilakukan  tiga  kali pertemuan pada masing-masing kelas tersebut. Berikut adalah pemerolehan data  postes dari kelas kontrol dari tiga kali pertemuan

Tabel 3. NilaikHasilkPostes Kelas Kontrol

 

Post-tes 1

Post-tes 2

Post-tes 3

Rata-rata

Nilai pos-tes

20.30

18.86

18.43

19.22

Per

sentase

63%

58%

57%

60%

kategori

baik

cukup

cukup

cukup

 

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata postes 1 di kelasckontrol sebanyak 20,30. Untuk nilai rata-ratakpostes 2 sebanyak 18,86 dan nilaikrata-rata postes 3 adalah 18,43. Dari ketiga hasil postes dapat diperoleh nilai rata-rata akhir kelaskkontrol adalah 19,22. Setelah melihat nilai rata-rata tersebut, dapat diketahui tingkatkkreativitas pada kelas kontrol terletak dikrentang persentase 60% yangkartinya kreativitas menggambarkpada kelas kontrol dikategorikan cukup.

Tabel berikut adalah data perolehan hasil postes yang didapat pada kelas eksperimen dari tiga pertemuan.

Tabel 4. kNilai Hasil Postes KelaskEksperimen

 

Pos-tes 1

Pos-tes 2

Pos-tes 3

Rata-rata

Nilaik postes

21,00

23,00

23,14

23,37

Persentase

54%

58%

60%

72%

Kate

gori

cukup

cukup

cukup

baik

 

Data dariktabel diatasj fdapat diketahui bahwasanya nilai rata-rata pada postes 1 di kelas eksperimen sejumlah 21,00, untuk postes 2 sebanyak 23,00 dan postesk3 sejumlah 23,14. Selama tiga kali postesssdiperoleh nilai rata-ratakhakhir postes adalah 23,37. Nilai rata-rata setelah tiga kali postes dapat dilihat bahwa tingkat kreativitas menggambar kelas eksperimen berada di rentang persentase 72%, yang artinya kreativitaskmenggambarkkelaskeksperimen memiliki kategori baik.

Tabel berikut ini adalah perbandingan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.  Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Statistik

Kelask

Kontrol

Kelas Eksperimen

Rata-rata

19,22

23,37

Median

19

24

  SD

2,76

2,11

Maximum

24

28

Minimum

15

20

Range

9

k8

 

Setelah melihat ktabel di atas dapat diketahui  nilai rata-rata kelas eksperimen lebih banyak dari pada nilai rata-ratakkelas control dengan nilai rata-rata yang didapat kelas eksperimen adalah 23,36,  nilai rata-rata kelas kontrol adalah 19,21. kAdapun selisih antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 4,15. Untuk membahaskpengaruh teknik pola dan bentuk terhadapkkreativitas menggambar pada kelompok B dikTK Plus At Taqwa Brondong didapatkan hasil nilai dari ujikT-tes denganksample independent. Nilai hasil uji t dapat dilihat pada tabel 6. Berikut ini.

Tabel 6. kNilai Hasil Uji T  Dengan  SPSS 20 for Windows

Kelas

Rata-rata

Nilai

T

Nilai p

Kontrolk

19,21

4,48

0

Eksperimen

23,36

4,48

0

Hasil pengujian uji t didapatkan nilai rata-rata kreativitas menggambar pada kelas eksperimen adalah 23,36, untuk nilai rata-ratakkreativitas menggambar anak di kelas eksperimen sebanyak 19,21. Sehingga nilai dari pengujian uji-t sebanyak 4,48 dan nilai p 0,00.

Dataknilai hasil penelitian menunjukkan  nilai  hasil  rata-rata kpostes kelompok eksperimen  lebih  tinggi bbila dibandingkan  dengan kkelompok kontrol. Selanjutnya  data  dianalisis  dengan memperhatikan ketentuan jika nilai p >k0,05 yang artinyakhipotesis ditolak, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terdapat pengaruhkteknik pola dan bentuk terhadapkkreativitas menggambar pada anak kelompok B dipTK Plus At Taqwa Brondong. Sebaliknya, jika nilai p < 0,05 yang  artinyapHipotesis  diterima,  maka kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat pengaruh teknik pola dan bentuk terhadap kreativitas menggambar pada anak kelompok B di TK Plus At Taqwa Brondong. Karena nilai nilai pp< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik pola dan bentuk terhadap kreativitas menggambar pada anak kelompokrB di TK Plus At Taqwa Brondong.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa tingkat daya serap dan daya ingat siswa terhadap materirpembelajaran dapatpmeningkat secara signifikan jikapproses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melaluirindra pendengaran dan penglihatan, dalam hal ini adalah dengan melihat teknik pola dan bentuk sebelum menggambar. Dengan teknik pola dan bentuk sebagai rangsangan untuk menumbuhkan imajinasi anak dalam menggambar tentu saja memberikan sebuah pengalaman belajar baru yang lebih memudahkan anak dalam kegiatan pembelajarankmenggambar. kImajinasi anak menjadi  lebih  berkembang,  karena  imajinasi diperlukan dalam proses belajar menggambar, sehingga akan timbulprangsangan/motivasi belajar.

Temuan  lain  yang  diperoleh  dari penelitian ini adalahkskorppostes keduapkelompok menunjukkan selisihp4,15. Skor postespkelompok kontrol sebesar 19, 21sedangkanpskorkpostespkelompokkeksperimenp sebesarp23,37. Data ini menunjukkan bahwa penggunaanpteknik pola danpbentuk jika dibandingkan denganppembelajaran sebelumnya yang digunakan oleh guru terbukti memiliki pengaruh terhadap kreativitas anak dalam menggambar.

KESIMPULAN

            Berdasarkanmmkhasil,,kpenelitianndan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan teknik pola dan bentuk terhadap kreativitas menggambar pada anak kelompok B dirTK Plus At Taqwa Brondong. Hal tersebut ditunjukkan dengan selisihr4,15 pada skor postes kedua kelompok. Skor postes kelompok eksperimen sebesarr19,21, sedangkan skor postes kelompok kontrol sebesarr23,37. Hasil penghitunganruji-t menunjukkan nilai pr0,00 dengan nilai t sebesarr4,48. Karena nilai nilai pr< 0,05,yang artinyarhipotesis diterima, maka kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat pengaruhrteknik pola dan bentuk terhadaprkreativitas menggambar pada anak kelompok B di TK Plus At Taqwa Brondong. Temuan  lain  yang  diperoleh  dari penelitian ini adalah skor postes kedua kelompok menunjukkan selisih 4,15. Skor postes kelompok kontrol sebesarr19,21,Ksedangkan skor postes kelompokreksperimendsebesar 23,37. rData ini menunjukkan bahwa penggunaan teknik pola dan bentuk jika dibandingkanrdenganrmedia sehari-hari yang digunakan oleh guru terbukti memiliki pengaruh terhadaprkreativitas menggambar anak.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

[1]      M. Sit, Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Edisi Pertama. Kencana, 2017.

[2]      N. A. Wiyani, “Buku ajar Penanganan anak usia Dini,” Yogyakarta: Arr-Ruzz Media, 2014.

[3]      A. Priyanto, “pengembangan kreativitas pada anak usia dini melalui Aktivitas bermain,” J. Ilm. Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, no. 2, 2014.

[4]      D. V. Fakhriyani, “Pengembangan kreativitas anak usia dini,” Wacana Didakt., vol. 4, no. 2, pp. 193–200, 2016.

[5]      N. Hayati and N. Marliani, “Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Metode Drill,” J. Math. Sci. Educ., vol. 1, no. 1, pp. 87–101, 2018, doi: 10.31540/jmse.v1i1.143.

[6]      N. Marliani, “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa melalui Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP),” Form. J. Ilm. Pendidik. MIPA, vol. 5, no. 1, pp. 14–25, 2015, doi: 10.30998/formatif.v5i1.166.

[7]      U. Munandar, Pengembangan kreativitas anak berbakat. PT Rineka Cipta, 2021.

[8]      S. Nurmala and H. Hartiwi, “Business Strategy of CV Jaya Sampurna in Facing Soft Drink Distributor Competition in Bekasi,” Binus Bus. Rev., vol. 6, no. 3, pp. 464–476, 2015.

[9]      D. DARMI, “PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM NURHASANAH SUKABUMI BANDAR LAMPUNG.” UIN Raden Intan Lampung, 2019.

[10]    N. Sudjana and A. Rivai, Media Pengajaran: penggunaan dan pembuatannya. CV Sinar Baru, Bandung, 1990.

[11]    J. Supranto, “Statistik Teori dan Aplikasi Edisi Keenam (Jilid I),” Erlangga. Jakarta. Hlm, pp. 1–27, 2000.

[12]    P. Steel and V. Taras, “Culture as a consequence: A multi-level multivariate meta-analysis of the effects of individual and country characteristics on work-related cultural values,” J. Int. Manag., vol. 16, no. 3, pp. 211–233, 2010, doi: 10.1016/j.intman.2010.06.002.

[13]    S. Sugiyono, “Metode Penelitian Kualitatif untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif,” Bandung CV. Alf., 2018.

[14]    A. Suharsimi, “Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,” Jakarta: Rineka Cipta, pp. 120–123, 2006.

[15]    M. Hasbi, L. K. Wardhani, and E. Widyawati, “Penilaian Perkembangan Anak Selama Belajar dari Rumah,” Direktorat PAUD Kemdikbud, pp. 1–27, 2020.

[16]    P. D. Sugiyono, “Metode penelitian pendidikan,” Pendekatan kuantitatif, 2010.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ulasannya keren

09 Sep
Balas

Terima kasih ibu....

13 Jan



search

New Post