KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 14)
KISAH KASIH PADA SELEMBAR DAUN AKASIA (Part 14)
Oleh: NURUL JANUARTI
Tantangan hari ke-93 (tulisan ke-155)
#TantanganGurusiana
*
”Haan!” tiba-tiba terdengar suara ibunya dari balik pintu kamar Handoko membuyarkan lamunannya.” Ini, buku gambar Wawan habis, minta dibelikan yang baru katanya” lanjut ibunya setelah pintu dibuka.
“Inggih bu, kalau Wawan sudah siap mari saya antar, apa bersama ibu” jawab Handoko langsung menyiapkan diri untuk mengantar si kecil Wawan. Yaa Wawan adalah kewajibannya, lebih membutuhkan perhatiannya, Handoko menyadari semua itu.
Di kampus pusat peserta orientasi pramuka penegak sibuk menyiapkan diri untuk acara bakti sosial di daerah puncak. Aida sebagai peserta juga sedang konsentrasi mendengarkan arahan atau pembekalan dari kakak-kakak tingkatnya. Segala perlengkapan yang harus disiapkan dan dibawa nanti ia catat dengan rinci. Satu minggu nginap di tenda dengan hawa puncak yang dingin harus benar-benar disiapkan prima bekalnya, utamanya baju-baju hangat. Sedang Aida hanya mempunyai sebuah jaket, berarti ia harus beli satu lagi untuk ganti. Ia harus segera menyiapkan segala sesuatunya karena hari pelaksanaan kurang dua hari lagi.
Hari ini Aida tidak begitu konsentrasi mengikuti kuliah dari beberapa dosen pengajarnya. Jam kuliahnya penuh, sedang Aida belum membeli baju hangat untuk persiapan besok pagi. Selesai kuliah terakhir ia tidak menunggu teman kosnya tapi langsung menuju jalan menunggu mikrolet. Tiba-tiba ada suara sepeda yang tak asing di telinganya berhenti di belakang Aida yang gelisah menunggu mikrolet tak segera muncul. “Adik manisku kok di sini, ini aku mau ke kosanmu” sapa Handoko agak heran melihat Aida sendiri di tepi jalan.
“Eh, iya aku mau beli jaket untuk besok”jawab Aida sambil melongok ke kiri takut kelewatan kalau ada mikrolet yang ditunggu.
“Ayo naik, tak antar” kata Handoko singkat.
“Sungguhan?” setelah dapat kepastian Aida langsung naik ke boncengan vespa Handoko.
“Looo, kok masih ke kosan sih pak, eh mas?” Aida heran karena Handoko membelokkan vespanya ke kosan Aida.
“Udah ndak boleh banyak protes, aku masih mau istirahat dulu, duduk santai di kosanmu, tolong masnya dibuatkan kopi panas ya!” Handoko memarkir sepedanya di tempat biasa kemudian menuju ruang tamu, dan Aida segera ke dapur.
“Monggo dipun unjuk maas!(mari diminum maas)” Aida mengagetkan Handoko yang menyandarkan kepalanya di kursi dengan mata terpejam, ia benar-benar lelah hari ini.
“Kalau capek gak usah di antar, aku bisa jalan sendiri kok” kata Aida kasihan pada Handoko yang terlihat sangat kelelahan karena dari pagi jam mengajarnya penuh.
“Aida, kamu sudah benar-benar siap yang mau mengikuti baksos di puncak? Hawanya sangat dingin lo, sedang kamu alergi pada udara dingin” tanya Handoko penuh rasa khawatir.
“Sudah, vitamin, obat alergi, bedak gatal, slimut,dan lain-lainnya sudah aku siapkan, tinggal nambah baju hangat untuk ganti, aku cuma punya satu yang tebel” Jawab Aida.
“Oh ya sudah, kamu nggak minta sangu ke Mas Han?” tanya Handoko menggoda, meski ia tahu Aida tidak pernah mau minta ini itu padanya. Dan Aida hanya menjawab dengan gelengan kepala.
“Aida, ini Mas Han ada sesuatu untukmu dan jangan ditolak. Kamu ingat, lusa adalah hari bahagiamu sedang kamu ada jauh di puncak sana, dan aku tidak tau pasti ada kesempatan apa tidak untuk menjengukmu ke sana. Oleh karenanya terimalah ini sebagai hadiah ulang tahun dari kakakmu yang selalu menyayangimu” Handoko menaruh bungkusan dalam tas plastik di meja kemudian meraih tangan Aida dan menggenggamnya erat. Aida tak bisa berkata apa, ada butiran halus yang tiba-tiba menetes di pipinya.
BERSAMBUNG
*Salam Literasi*
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Butiran halusku ikut2 bu
He he he. Terima kadih bunda
Cie... Cie... Kalo nulis jangan sambil nangis ya bu KS. Hehe
Sudah kadung ikut gimana hayooo. Terimakasih say
Romantisnya..saya jadi ikut terhanyut...
He he he....twrima kasih bu enge
Makin bagus nih ceritanya..
Terima kasih bund
Bagus ceritanya bun.. penasaran lanjutannya.... ditunggu ya bun..
Siap bucan.terima kasih
Keren Bun ceritanya
terima kasih bucan
Bagus
Terima kasih bu