Nurul J

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Harumnya Ibu
Ilustrasi: MediaGuru

Harumnya Ibu

#TantanganGurusiana hari ke 13

Lomba Bulan Januari

Harumnya Ibu

Oleh: Nurul Jumardiana

(Guru di SMPN 2 Piabung, Kepulauan Anambas)

Ibu, yang saya sebut Mak, menikah dengan Ayah, yang saya sebut Uwak pada usia muda, masih belasan tahun. sedangkan Uwak sudah berumur jauh diatas Mak.

Setelah menikah, seorang perempuan mengalami tiga fase untuk mendapatkan sebutan ibu. Diawali kehamilan, kemudian melahirkan, dan dilanjutkan dengan menyusui.

Kemuliaan itu juga dimiliki oleh Mak. Mak saya megalami fase berulang sebanyak delapan kali dalam proses menghadirkan kami, anak-anaknya ke dunia ini.

Mak adalah perempuan yang sabar dan tangguh. Setelah Uwak tiada, Mak menjalani hari-harinya bersama kami dengan berbagai kepayahan hidup.

Abang dan kakak yang sudah besar, membantu Mak. Mereka bahu membahu dalam mencari rezeki untuk membesarkan saya dan saudara saya yang masih kecil. Namun, itu tak bertahan lama, saudara saya yang sudah besar harus meninggalkan kampung halaman dan mengadu nasib mereka masing-masing.

Tinggallah kami berempat saudara, yang masih belum bisa berpisah dengan Mak. Setiap hari Mak bekerja keras demi menghidupi kami. Mulai dari bangun tidur sampai tertidur kembali, beliau seperti tak kenal lelah, memainkan peran lengkap sebagai sosok ibu sekaligus ayah.

Empat tahun Mak bertungkus lumus, mengucur keringat membanting tulang. Beberapa bulan kemudian, Mak mengalami sakit parah, karena keterbatasan kemampuan dan usia masih anak-anak, saya dan sudara saya yang tinggal bersama Mak tak bisa mengurus beliau.

Kami tak mampu mengurangi penderitaan Mak.

Saat itu tak mudah membawa Mak ke puskesmas. Daerah kepulauan membuat kami sulit melakukannya, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saudara saya yang sudah berkeluarga membawa Mak saya untuk diobati dan rawat.

Alhamdulillah, usaha yang dilakukan saudara saya memberi sedikit senyum pada Mak. walaupun senyumnya itu tak mampu menutupi rasa sakitnya. Saya tak mampu mengurangi penderitaan Mak, tak tau cara menyembuhkannya, dan saya tak bisa berbuat apa-apa.

Hari berganti, sakit Mak semakin parah. Mak terlihat sangat kurus dan lemah. Sudah suratan takdir, Mak tak bisa disembuhkan dan beliau meninggalkan kami dengan rasa duka yang mendalam. Karena kami masih butuh cinta itu, cinta Mak, apalagi adik saya masih kecil, baru berumur 4 tahun.

Tak lama waktu bersama Mak. Saya hanya bisa memiliki beliau sampai saya berumur 8 tahun. Saat bersamanya saya mendapatkan cinta yang penuh, tak kekurangan kasih sayang. Belaiannya yang selalu saya rindukan hingga kini. Saya tak pernah melihat beliau marah kepada saya ataupun saudara yang lain. Kesabaran dan kehebatan yang tak ada tandingannya. Sungguh, benar! Kita dianjurkan berbuat baik dan memuliakan mereka sebagai rasa syukur kepada Allah.

Allah berfirman: “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (Q.S. Luqman:14).

Sudah 30 tahun kami tak bisa saling menyentuh, namun harum cintanya masih saya rasakan dalam ingatan dan kenangan. Belum sempat saya berbakti dan memberikan perhatian kepada kedua orang tua saya, terutama kepada ibu yang ingin saya lihat senyumnya lagi. Mudah-mudahan dengan doa, mereka mendapatkan tempat mulia disisi-Nya, kelak kami akan kembali berkumpul di surga-Nya, agar saya bisa berbaring dipangkuan Mak. Aamiin.

Profil Penulis

Nurul Jumardiana Lahir di Piabung 14 Agustus 1982. Lulusan Biologi FKIP Universitas Riau 2005. Lulusan PPG Universitas Negeri Yogyakarta 2019. Mengajar mata pelajaran IPA di SMPN 2 Piabung. Tugas tambahan sebagai Kepala Laboratorium IPA dan Bendahara BOS.

Buku antologi: Guru Indonesia Merdeka Berkarya (November 2020). Bisa di hubungi melalui e-mail: [email protected] dan WA: 0823 8279 7649.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Bunda. Semoga menang ya Bun. Salam sukses selalu

11 Jan
Balas

Terima kasih, Bunda. Aamiin. Sukses selalu

12 Jan

Keren. Selamat Bunda. Semoga karyanya selalu menginspirasi. Aamin

11 Jan
Balas

Terima kasih, Bu. Aamiin. Sukses selalu.

12 Jan

Mantab tulisannya bu. Kasih ibu memang tak bisa dibendung. Semoga lolos. Salam sukses selalu

10 Jan
Balas

Terima kasih, Pak. Aamiin. Sukses selalu, Pak.

11 Jan

Semangat bunda semoga masuk nominasi

12 Jan
Balas

Terima kasih, Bu. Aamiin. Sukses selalu, Bu

12 Jan



search

New Post