Nurul Khikmah

Guru Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Lumajang dan SMA Negeri 1 Lumajang Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ala Bisa Karena Terbiasa

Ala Bisa Karena Terbiasa

Kegiatanku kemarin (Kamis, 21 Februari 2019) adalah ikut mendampingi anak-anak kelas XI untuk kunjungan ke dunia usaha yang bergerak di bidang usaha ternak kambing yaitu Gotzilla Farm & Cafe yang terletak di desa Kandang Tepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumjang. Rombongan kami berangkat dari SMA Muhammadiyah 1 Lumajang sekitar pukul 08 pagi dan tiba di TKP sekitar pukul 10. Setiba di lokasi rombongan kami disambut oleh pihak Gotzilla Farm & Cafe dengan ramah. Kami dipersilahkan menuju tempat yang sudah dipersiapkan oleh tuan rumah.

SMA Muhammadiyah 1 Lumajang memiliki agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun untuk mengajak siswa khususnya siswa kelas XI untuk lebih mengenal dunia usaha. Hal ini dilakukan selain penerapan mata pelajaran juga untuk memberikan bekal keterampilan yang dapat dijadikan sebagai alternatif usaha setelah mereka tamat dari SMA. Begitu juga dengan agenda tahun ini kami mengunjungi Gotzilla sebagai penerapan tugas mata pelajaran kewirausahaan aspek budidaya ternak. Agenda kegiatan di Gotzilla adalah memperkenalkan ke anak-anak (siswa) lebih dekat usaha ternak kambing.

Sebelum kami melakukan kegiatan kami diberi pengarahan dan wawasan seputar ternak kambing dan peluang bisnis dari usaha tersebut. Sebagian besar warga desa Kandang Tepus termasuk di Gotzilla Farm & Cafe memilih usaha menjadi peternak kambing, karena memiliki prospek yang bagus. Usaha ternak kambing selain memanfaatkan dagingnya juga memanfaatkan susunya, baik susu segar maupun susu yang sudah diolah menjadi makanan, minuman maupun kosmetik. Jenis kambing ternak di desa Kandang adalah “Kambing Senduro” nama senduro diambil dari nama desa asalnya. Konon ceritanya asal usul kambing senduro adalah : sekitar sekitar tahun 1947 Presiden Pertama RI, membawa Kambing Jamnapari ras dari Etwah disilangkan dengan kambing lokal Lumajang (kambing menggolo), yang mempunyai ukuran lebih besar dari kambing kacang, dari persilangan tersebut menghasilkan kambing etawa Senduro yang sekarang dikenal dengan sebutan “Kambing Senduro” saja.

Kambing senduro memiliki ciri khusus dibanding dengan kambing lain pada umumnya yaitu memiliki kantong kapur. Kantong kapur membuat ketahanan tubuh yang kuat dan menghasilkan susu yang maksimal saat diperah. Ciri khas kambing senduro adalah postur tubuhnya tinggi besar, warnanya putih bersih, telinganya panjang melintir halus, dan berhidung mancung. Kambing senduro pejantan yang bagus mampu membuahi sampai 50 ekor kambing betina. Jika kambing senduro pernah menjuarai kontes kambing harganya mencapai Rp. 200 juta (ck ck ck gila....harga 1 ekor kambing menyamai harga mobil).

Ternak kambing yang dilakukan di Gotzilla adalah memanfaatkan susunya baik susu segar maupun produk dari hasil olahan susu. Susu kambing diolah menjadi keju mozarella, yugurt, ice yoli, sabun, kefir, dan makser wajah.

Setelah mendapatkan pengarahan, sesi berikutnya adalah menuju kandang kambing untuk mengenal lebih dekat dengan kehidupan kambing senduro. Kami diperkenalkan seputar kehidupan kambing senduro mulai dari jenis makanannya, cara merawatnya, memberi minum bayi kambing dengan botol dot bayi, sampai cara memerah susu indukan. Dan tidak lupa kami juga mencicipi susu segar lebih tepatnya susu mentah hasil perahan saat itu. Hm....yummi ternyata susu kambing segar rasanya enak dan tidak berbau.

Setelah kegiatan di kandang kambing, sesi berikutnya adalah praktik membuat keju mozarella yang berbahan dasar susu sapi segar. Kami dikelompokkan menjadi empat kelompok kerja, masing-masing kelompok mendapat satu paket bahan untuk membuat keju yang terdiri dari :

1. 10 liter susu sapi segar

2. Asam sitrat

3. Rennet

4. Garam

Masing-masing kelompok mengikuti secara seksama langkah demi langkah membuat keju sesuai yang diinstruksikan. Alhamdulillah....akhirnya usaha kami membuahkan hasil, keju yang kami buat jadi. Yang lebih menyenangkan lagi adalah keju hasil kerja kami boleh dibawa pulang untuk oleh-oleh.

Anak-anak begitu menikmati kegiatan hari itu, mereka sangat ceria, sangat antusias mengikuti sesi demi sesi, terutama pada sesi memerah susu kambing. Mereke saling bergantian mencoba memerah susu. Ada yang berhasil memerah sampai air susunya keluar ada yang belum beruntung, termasuk saya kurang beruntung (hanya bisa memerah susu induk kambng tapi tidak bisa mengeluarkan air susunya). Kelihatannya pekerjaan memerah susu itu mudah, tinggal pegang susunya, kemudian ditekan-tekan, pasti keluar air susunya, tapi ternyata praktiknya tak semudah menyaksikannya, meskipun sebelumnya kami diberi arahan bagaimana teknik memerah susu supaya sukses, mulai dari posisi jari harus bagaimana, termasuk resiko kegagalan jika posisi jari tidak pas, dan resiko apa yang akan diderita oleh kambing yang diperah jika cara merahnya tidak tepat.

Yah begitulah adanya seperti pepatah mengatakan “ala bisa karena biasa”, kita bisa sukses melakukan suatu kegiatan jika kita terbiasa melakukan kegiatan tersebut, sebaliknya kita akan mengalami kegagalan dalam melakukan suatu kegiatan jika kita tidak pernah melakukan kegiatan tersebut.

Salam literasi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post