Nurul Khikmah

Guru Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Lumajang dan SMA Negeri 1 Lumajang Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web

KEPRIHATINANKU

Sebagai seorang guru, akhir-akhir ini saya merasakan atmosfe di dunia pendidikan semakin memprihatinkan, mungkin karena jaman “now” yang jauh berbeda dengan jaman saat saya menjadi siswa, jaman dulu teknologi komunikasi belum maju, gaji pegawai khususnya guru belum memadai, ibaratnya untuk makan saja “nyukup-nyukupno” padahal biaya hidup tidak semahal sekarang ini. Jaman sekarang, jika dilihat dari segi penghasilan / gaji bisa dibilang Alhamdulillah, tapi jika dilihat dari segi moral siswanya “naudhubillah”.

Pemerintah tak henti-hentinya berupaya memperhatikan nasib rakyatnya, khususnya nasib para guru, mulai dari menaikkan gajinya, memberikan tunjangan berupa sertifikasi maupun immpassing dengan harapan guru dapat meningkatkan kualitas hidupnya, meningkatkan kompetensinya sehingga dapat mencetak generasi muda yang hebat, tangguh, berdedikasi tinggi serta berakhlaq mulia. Pemerintah juga selalu berupaya mencari strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, mulai dari merubah kurikulumnya sampai melatih (diklat) para gurunya yang tentunya menghabiskan dana yang luar biasa besar.

Di satu sisi karena kemajuan teknologi dan berkembangnya ilmu pengetahuan menjadi salah satu faktor penurunan akhlaq atau moral generasi mudanya. Di sisi kemajuan teknologi penurunan moral dipicu mulai dari tontonan-tontonan tidak senonoh yang tidak semestinya ditonton oleh generasi muda, baik tontonan film, video, maupun panggung hiburan live. Di sisi kemajuan ilmu pengetahuan, banyak generasi muda yang cerdas kognitifnya tapi kurang cerdas afektifnya, sehingga (entah itu berbau politik atau tidak waullohu a’lam) muncul aturan yang populis tanpa mempertimbangkan dampak ke depannya khususnya aturan yang menyangkut anak didik, sehingga banyak diantara mereka yang menyalahgunakan aturan tersebut karena mereka beranggapan mereka kebal hukum.

Jaman “now” jaman dimana profesi guru ditempatkan pada posisi yang sulit seperti makan buah simalakama. Di satu sisi seorang guru harus bersikap ekstra hati-hati, tidak boleh salah bertindak, jika salah bertindak sedikit saja seorang guru harus rela menerima hujatan, cacian, hukuman, bahkan nyawanyapun harus rela dijadikan sebagai “tumbal”. Jaman “now” dimana sebagaian besar semua orang tua (ayah dan ibunya) bekerja dan menyerahkan masalah pendidikan sepenuhnya di tangan pendidik (guru), jika anaknya berhasil sukses mereka menepuk dada “anak siapa”, tapi jika anaknya terlibat kriminal, prostitusi, narkoba, dll. mereka tidak segan-segan menuding pihak sekolah khususnya guru yang harus bertanggung jawab. Di sisi yang lain pemerintah memberikan tunjangan yang “luar biasa” kepada guru, menuntut para guru untuk mensukses program pemerintah menuntaskan pendidikan dasar, bagaimanapun caranya (seakan-akan) “yang penting tuntas”. Tidak ada istilah tidak naik kelas bagaimanapun kondisinya, aturan diterapkan pukul rata di seluruh wilayah Indonesia, baik di kota maupun di pelosok, padahal situasi dan kondisi masing-masing wilayah berbeda, baik kondisi fisik, mental anak didik, maupun sarana yang dimiliki berbeda.

Terus apa yang harus dilakukan oleh seorang guru ?, dengan kondisi yang seperti itu dapatkah guru meningkatkan kualitas pendidikan sementara guru hanya sebagai “boneka” pelaku kebijakan yang kurang bijak ?. mengapa saya menyebutnya “kebijakan yang kurang bijak” ?, karena menurut saya pemberian tunjangan yang luar biasa kepada guru “seperti” meninabobokkan guru, supaya guru tidak banyak protes, termasuk dalam hal pemberian nilai pada siswa “harus” tuntas meskipun kondisi realnya “jauh panggang dari api”. Loh kok begitu, bukankah kebijakan pemberian nilai pada anak didiknya adalah wewenang mutlak seorang guru ?. ya betul, tapi guru punya atasan yaitu KS, KS punya atasan yaitu Pengawas, pengawas punya atasan dan seterusnya yang selalu memberikan “worning” bahwa apapun kondisinya siswa nilainya “harus” tuntas, jika tidak maka bla bla bla bla.

Itu sekelumit keprihatinan saya pribadi sebagai seorang guru. Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post