Nurul Khikmah

Guru Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Lumajang dan SMA Negeri 1 Lumajang Jawa Timur...

Selengkapnya
Navigasi Web
SALAM WARAS

SALAM WARAS

Akhir-akhir ini khususnya di tahun-tahun politik kalimat “SALAM WARAS” sering kali berseliweran di media sosial, baik di facebook, twitter, line, dll. Ini akibat dari suhu politik di Indonesia yang semakin lama semkin meningkat. Indonesia memiliki “gawe” besar, yakni pesta demokrasi atau pemilu serentak. Pemilihan legislatif yaitu memilih anggota DPRD tingkat II, DPRD tingkat I, DPR RI, DPD dan memilih Presiden secara bersamaan. Dari seluruh pemilihan tersebut yang paling menarik dan paling banyak menyedot perhatian adalah pemilihan presiden. Karena kandidatnya hanya dua paslon, dapat dibayangkan betapa garangnya pendukung masing-masing paslon. Para pendukung fanatik baik paslon 01 maupun 02 rela melakukan apapun demi memuluskan atau memenangkan paslon yang diandalkan, mereka saling mencaci, saling menghina, bahkan mereka rela menyerahkan dana dan nyawa. Salah satu ejekan mereka yang paling populer kepada lawannya adalah “SALAM WARAS”.

Jika kita cermati, orang-orang yang meneriakkan salam waras sebagian besar dari mereka adalah pendukung fanatik baik dari kubu 01 maupun 02 yang sukanya ikut-ikutan, mereka sejatinya tidak mengerti dunia politik, tapi mereka hanya ikut arus dunia perpolitikan. Mereka rela berbuat dosa karena caci makinya terhadap orang lain, mereka rela kehilangan teman, kehilangan sahabat, bahkan kehilangan keluarganya yang tidak sealiran dengannya. Padahal di dunia politik bagaikan air yang mengalir dengan sangat deras, hingga mampu mengubah kondisi dalam sekejab mata. Di dunia politik sulit mengukur kualitas diri orang-orang dekat kita, bisa jadi sekarang kawan, beberapa saat kemudian berubah menjadi lawan begitu juga sebaliknya.

Di sisi lain orang-orang yang paham betul dengan dunia politik, orang tidak memiliki kepentingan tertentu, orang yang tidak rakus jabatan, orang yang tidak gila hormat, justru mereka memilih diam dan bersifat netral, ingat netral bukan berarti tidak memilih satu dari keduanya, tetapi mereka dapat menjaga sikap, menjaga etika bersosial, etika berwarga negara, dan etika beragama. Mereka sadar betul bahwa pesta demokrasi bagaikan sebuah permainan, dimana setiap permainan pasti ada yang kalah dan ada yang menang. Jadi mereka bersikap lebih baik melakukan hal-hal yang positif, yang bermanfaat, tidak terpengaruh dengan arus yang tidak berguna yang menghabiskan tenaga, fikiran, bahkan biaya.

Jika dipikir dengan jernih, apa yang mereka cari ?, mengapa mereka dengan mudahnya menyalahkan orang lain yang tidak sealiran dengannya ?, mengapa mereka dengan mudahnya mencaci maki orang lain, bahkan sampai rela menfitnah orang lain ?, sadarkah mereka dengan apa yang lakukan ? sadarkah mereka bahwa yang mereka lakukan dapat menyinggung harga diri orang lain ?, sadarkah mereka bahwa yang mereka lakukan dapat merugikan atau membahayakan orang lain bahkan dirinya sendiri ?, mengapa hal ini terjadi ?, faktor apakah yang mempengaruhinya ?, apakah hal ini merupakan akibat dari kemajuan jaman ?, atau akibat dari kemajuan teknologi ?.

Kemungkinan besar faktornya memang yang terakhir, yaitu perkembangan teknologi yang berimbas pada kemajuan jaman, berimbas pada degradasi moral, terutama pada generasi mudanya. Bagi orang-orang yang lahir di era 70 ke atas, pasti dapat merasakan dengan jelas perbedaanya khususnya masalah etika atau moral. Pada era 70 ke atas dapat dibilang jauh dari teknologi modern, justru moral atau etika sangat dijunjungng tinggi. Apapun yang diajarkan oleh orang tua atau guru sangat diperhatikan dan dilaksanakan. Etika bagaimana harus bersikap pada orang tua, pada guru, pada orang yang lebih tua, atau pada yang lebih muda, dll. Saat ini di era yang dianggap sebagai jaman modern dengan teknologi yang tidak kalah modernnya, etika tata pergaulan kurang diperhatikan, mungkin juga dianggap kurang penting, akibatnya banyak tindakan asusila, tindakan kriminal, dll. yang bersumber dari degradasi moral.

Perkembangan teknologi memang sangat pesat. Teknologi dapat mengubah segalanya dari yang sulit menjadi mudah, dari tidak ada menjadi ada, dari yang jelek menjadi bagus atau sebaliknya, tergantung bagaimana kita menyikapi dan memanfaatkan kemajuan teknologi. Kita tidak dapat menghindari kemajuan teknologi, tetapi kita harus mampu menaklukkan teknologi demi kemajuan dan kemakmuran untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan sebaliknya kemajuan teknologi dimanfaatkan untuk mencelakakan orang lain.

Dengan adanya teknologi, informasi apapun mudah diakses, baik itu informasi yang benar maupun yang hoax. Bagi kita pengguna / penikmat teknologi, seyogyanya kita dapat memilih dan memilah setiap informasi yang kita terima, agar kita tidak salah jalan. Jangan sampai kemajuan teknologi memperbudak kita sehingga kita tersesat dalam kegelapan, tidak dapat memilih dan memilah mana yang baik dan bermanfaat, mana yang tidak baik dan dapat merugikan. Begitu juga dengan mereka yang sudah paham dan ahli di bidang teknologi dan informasi, alangkah bijaknya jika keahlian mereka digunakan untuk kemaslahatan umat manusia, bukan untuk menciptakan informasi yang salah dan dapat mecelakakan orang lain.

Pesta demokrasi telah usai, ayolah saudara-saudaraku sadarlah, kembalilah ke jalan yang benar. Jangan lagi saling menghujat, saling mencaci, saling menfitnah. Kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air. Apapun sukunya apapun agamanya kalau kita saling mendukung saling bahu membahu rintangan seberat apapun pasti dapat kita lalui jika bersatu.

Salam waras untuk kita semua. Karena kita adalah manusia yang bermartabat dan WARAS lahir bathin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Waras kok. Heee... salam persatuan bunda...

19 Apr
Balas

Salam persatuan, bunda. Bhineka tunggal ika

19 Apr

Waras, waras, dan waras. Sukses selalu dan barakallahu fiik

19 Apr
Balas

Amiin YRA.

19 Apr



search

New Post