Nurul Ludfia Rochmah

Saya Nurul Ludfia Rochmah, guru MAN 1 Banyuwangi, yang sudah mengenal media guru sejaK MWC pertama di Batu Malang tahun 2017. Buku saya berjudul Kopi dan Karbit...

Selengkapnya
Navigasi Web

Geliat Tradisi Mocoan Lontar Yusup Banyuwangi

Geliat Tradisi Mocoan Lontar Yusup Banyuwangi

#day350

03012021

Bupati Banyuwangi pernah menyampaikan usul agar masyarakat Banyuwangi merawat lebih intensif lagi kekayaan budaya yang memang melekat dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi. Salah satunya adalah budaya Mocoan Lontar Yusup. Bila perlu budaya ini dikenalkan dan didekatkan pada kaum milenial agar mereka bisa memetik falsafah yang terdapat dalam kegiatan mocoan tersebut.

Lontar Yusuf sendiri adalah kitab kuno yang tertulis dengan aksara pegon dan berisi tentang Kisah Nabi Yusuf kecil hingga menjadi Raja. Di dalamnya juga memuat kisahnya bersama Siti Julaika. Bentuknya berupa puisi tradisional yang terikat dalam aturan yang disebut pupuh. Total dalam Lontar Yusuf terdapat 12 Pupuh, 593 bait dan 4.366 larik. Pembacaan Lontar Yusup ini biasanya diadakan dalam dalam ritual tradisi selamatan bersih desa, kelahiran, sunatan, dan perkawinan. Naskah ini dibacakan dengan tembang atau dilagukan. Biasanya, Mocoan Lontar Yusup dilakukan sekitar jam 19.00 WIB bakda Isya hingga 03.00 WIB menjelang azan Subuh.

Sebelum kegiatan Mocoan dimulai ada beberapa ketentuan yang harus dilaksanakan. Kang Pur, salah satu pegiat Mocoan Lontar Yusup mengatakan bahwa Mocoan ini tidak sekadar kegiatan biasa. Ia merupakan ritual bernapaskan spiritual. Ada ketentuan yang tidak boleh dilanggar saat membacanya, seperti ada cengkok khusus tidak boleh salah saat dilantunkan. Aturan lainnya, mengawali maosan dengan selamatan yang menyuguhkan jenang merah, tumpeng serakat, dan sego golong. Masing-masing suguhan ini tidak sekadar bahan makanan, tapi memiliki makna tersendiri yang bertujuan sebagai doa.

Mocoan Lontar Yusuf memang biasanya digelar sebagai bentuk doa dan ucapan syukur yang dilantunkan agar kegiatan di desa lancar. Esensi Mocoan Lontar Yusup bagi kalangan tua adalah untuk mencari keberkahan dari kisah Nabi Yusuf. Kebanyakan kalangan tua itu melakukan Mocoan Lontar Yusup tanpa tahu maknanya. Namun hal itu tidak menjadi halangan dan tidak mengurangi kehikmatan pembacaan Lontar Yusup. Bahkan sugesti tertentu mereka dapatkan setelah melakukan kegiatan mocoan, di antaranya perasaan tenang dan damai.

Di sisi lain, tidak dapat dimungkiri ada beberapa orang yang masih ada yang menggunakan syair Lontar Yusup untuk hal magis. Di kalangan muda, mempergunakan syair Lontar Yusup untuk klenik misalnya, ajian jaran goyang. Bahkan, ada yang menggunakan penggalan syair Lontar Yusup sebagai mantra untuk keperluan tertentu. Tentang kebenarannya, mungkin hal itu benar karena apa pun akan bisa saja terjadi jika meyakini. Stigma negatif ini tentu berdampak kurang baik bagi citra dan perkembangan Mocoan Lontar Yusup.

Belakangan ini sedang digalakkan bagi kalangan muda yang melek budaya Banyuwangi untuk mulai mempelajari Lontar Yusup beserta maknanya. Dampaknya, pembaca mampu meresapi setiap makna dari syair Lontar Yusup. Dengan memahami maknanya para pembaca lontar merasakan ketenangan ketika menembangkannya. Geliat ini diharapkan dapat mengikis anggapan miring mengikis anggapan miring bahwa Mocoan Lontar Yusup untuk keperluan sihir.

Tahun 2019 budaya Mocoan Lontar Yusup Banyuwangi kembali ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, melengkapi tradisi lain yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejumlah budaya tradisi Banyuwangi juga telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda antara lain Janger, Seblang Olehsari dan Bakungan, hingga Keboan Aliyan. Selain apresiasi dari pusat, ini akan menambah semangat untuk terus lebih giat menjaga dan melestasikan tradisi luhur Banyuwangi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post