Dilema

Ajeng sudah tak bisa menahan amarahnya, berkali-kali ditahan kesabarannya tapi terulang lagi.

Isa pembantunya kali ini sudah kelewatan. Apa yang dilakukan Ajeng padanya justru membuatnya bersikap seenaknya.

Istilah pribahasa dikasih hati minta rempela. Perjanjian awal kerja 8 jam tidak lagi dipatuhinya, pokoknya semaunnya, juga soal pekerjaan yang diselesaikan , diawal masuk rajin sekali apapun dikerjakan, eh lama-lama mulai terlihat belangnya istilah yang biasa digunakan untuk orang yang tak jujur.

Soal gaji Ajeng tak pernah berhitung, setiap ia punya rizki ia selalu membaginya.

Ajeng mulai merasa gerah dengan semua ulah isa rewangnya ini, berpikir untuk mengantinnya.

Ach, kadang ajeng berpikir untuk tak menggunakan asisten rumah tangga, karena punya asiaten ya ada yang bantu kerja, tapi bikin pusing dan nyesek dada.

Tapi kalau semua diurus sendiri Ajeng kualahan juga, rumahnya yang besar , belum lagi ia sendiri kerja, berangkat pagi pulang sore jelas tak memungkinkan untuk ia menyelesaikan semua pekerjaan sendiri.

Hidup memang penuh dilema, kesabaran harus bertumpuk, keikhlasan harus terus dipupuk.