IKHLAS DENGAN KETENTUAN ALLAH (BAG 1)

Sabtu 1 February 2020 seperti biasa, pulang dari mengajar aku membantu suami membungkus bubur yang akan dijualnya. Suami bekerja sebagai pedagang bubur keliling setiap selesai zhuhur. Adzan zhuhur berkumandang kami pun segera melaksanakan sholat.

Suami bersiap-siap untuk berangkat berdagang, tiba-tiba dia merasakan sakit yang amat sangat dibagian perutnya. Melihat kondisinya seperti itu maka aku berkata, “Ya sudah kalau sakit dan tidak kuat nggak usah jualan”.

“Bagaimana dengan dagangan saya?” katanya pula.

“Nanti kita sedekahkan saja sama tetangga, pasti mereka mau kok” jawabku.

“Ya sudahlah kalau begitu,” diapun pasrah.

Akhirnya dagangannya kami bagikan ketetangga. Alhamdulillah habis semua. Kembali ke suami, dia terus merasakan sakit yang luar biasa. Ketika ditanya apa yang dimakannya sehingga menyebabkan sakit perut. “Tadi minum kopi karena mengantuk, setelah itu kok jadi sakit. Padahal biasanya juga begitu tidak apa-apa,” jawabnya.

Kuantar suami berobat ke klinik dekat rumah. Mereka katakan penyakit asam lambung. Obat sudah dimakan tapi penyakit belum juga reda. Dua hari kemudian suami masih terus kesakitan, akhirnya dipanggillah mantri yang selalu menjadi langganan suami berobat. Dengan diagnosa yang sama dan obat yang hampir sama.

Atas usul salah seorang temannya akhirnya dia dibawa ke klinik yang agak jauh dari rumah. Apa yang terjadi? Ya diagnosa yang hampir sama hanya ada tambahan jika sampai besok tidak ada kurangnya maka kemungkinan harus dioperasi.

Hari berganti hari, obat terus dimakan tapi kesembuhan tak kunjung datang. Ada seorang tetangga menyarankan untuk dibawa ke tabib. Ku bawa juga suami kesana berharap kesembuhannya. Awalnya ada perubahan yang menggembirakan, buang angin dan buang air kecil lancar. Selama ini buang angina dan buang air kecil menjadi salah satu permasalahannya.

Jum’at 14 February 2020 jam 20.30 wib ada orang datang ke rumah mengabarkan bahwa anak dan ponakanku kecelakaan. Mereka baru pamit keluar ada urusan mengendarai sepeda motor. Duniaku terasa berhenti seketika itu.

Tebing Tinggi, April 2020

#tantanganmenulisharike-25

#tantanganmenulisgurusianadanmediaguru