Okki Dwi Wicaksono, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mengajar di Tengah Pandemi

Tahun ajaran 2021/2022 pandemi covid-19 di Indonesia masih belum terlihat tanda-tanda penurunan. Terlebih setelah libur panjang, penularan masih terjadi dengan sangat cepat. Di awal tahun pembelajaran 2021/2022, kasus covid di Indonesia semakin meningkat dan grafiknya terus bergerak naik. Pemerintah masih menerapkan PPKM (Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan lebih diperketat lagi, pergerakan aktivitas masyarakat dibatasi. Artinya pembelajaran siswa masih dalam situasi yang sulit, siswa masih harus belajar dari rumah. Sulit memang, apalagi pembelajaran jarak jauh, guru tidak dapat secara langsung untuk memantau perkembangan siswa karena keterbatasan ruang dan waktu.

Pada masa yang sulit ini, setiap guru dituntut harus lebih dapat berkembang untuk memajukan taraf pengetahuan murid. Hal yang tidak mudah mengajar dengan menggunakan metode online, terlebih ini merupakan hal yang baru bagi guru, tetapi kita harus berani keluar dari zona nyaman kita. Ini merupakan tantangan bagi guru di masa pandemi yang harus mengajar di depan komputer setiap harinya. Banyak metode yang telah diterapkan, tetapi banyak juga metode yang tidak sesuai dengan pembelajaran online. Ada beberapa metode yang pernah diberikan ke anak didik, tetapi saya sebagai guru lebih nyaman menggunakan metode contekstual teaching and learning. Menurut saya, metode tersebut dapat merangsang siswa untuk dapat berinteraksi selama pembelajaran berlangsung. Mengajar dibalik layar memanglah sulit, tetapi lebih sulit lagi kalau kita sebagai guru tidak melakukan sebuah terobosan untuk kebaikan anak didik.

Dalam pembelajaran jarak jauh, guru dituntut harus kreatif agar proses pembelajaran tidak membosankan dan apa yang disampaikan guru dapat diterima siswa dengan baik. Pada saat pembelajaran tatap muka, metode pembelajaran sebagian besar hanya bersumber dari guru, siswa hanya mendengarkan guru saat menyampaikan materi. Saat pembelajaran jarak jauh, metode tersebut tidak baik digunakan karena bukannya menghantar siswa ke materi ajar malah menghantar siswa ke dalam mimpi yang indah. Karena guru tidak dapat secara langsung memantau siswa didik saat mereka belajar dari rumah. Siswa banyak yang tidak mau membuka kamera dengan berbagai alasan. Dengan menggunakan metode contekstual teaching and learning ini diharapkan siswa tertarik dan ada komunikasi dua arah. Karena metode dengan menggunakan metode contekstual teaching and learning guru dapat merangsang siswa sehingga siswa dapat berinteraksi dengan guru. Bagaimana caranya? Pada saat saya mengajar, saya akan merangsang siswa dengan menggunakan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Dengan begitu siswa akan sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Metode ini sering saya gunakan saat mengajar, dan guru pun harus selalu mengupgrade pengetahuan dengan banyak membaca berita yang sedang terjadi di Indonesia maupun di dunia sehingga guru dapat membantu siswa agar siswa mau melihat dan atau membaca berita tentang perkembangan yang terjadi di Indonesia maupun dunia. Apa yang terjadi saat saya menggunakan metode contekstual teaching and learning? Pembelajaran Jarak Jauh tidak lagi membosankan, karena siswa dituntut untuk ikut aktif selama proses belajar mengajar berlangsung. Ada timbal balik dari siswa sehingga pembelajaran tidak lagi membosankan. Siswa juga dapat bertanya maupun menyampaikan gagasan untuk sebuah permasalahan yang sedang dibahas dalam proses pembelajaran.

Banyak metode yang telah digunakan, selain menggunakan metode contekstual teaching and learning, saya juga menggunakan metode gamification. Dengan menggunakan metode ini, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran, karena mereka bisa belajar sambil bermain dan berinteraksi dengan teman mereka. Saya menggunakan website classcraft dalam menjalankan pembelajaran dengan metode gamification. Kesulitannya adalah guru harus benar-benar mempersiapkan dengan matang. Keseruan untuk siswa yaitu, siswa dapat menyelesaikan misi apabila menjawab pertanyaan dengan benar di misi sebelumnya, itu merupakan sebuah tantangan yang bagus untuk siswa.

Proses belajar mengajar pada masa pandemi memanglah tidak mudah, guru sudah menemukan satu metode yang dirasa sangat baik dalam pembelajaran, akan tetapi apabila guru mengajar dengan cara yang sama, siswa akan merasa bosan. Dengan menggunakan metode gamification diharap siswa mempunyai sebuah taktik untuk menyelesaikan misi. Setiap siswa pasti memiliki kemampuan yang berbeda dalam menyelesaikan sebuah permainan, tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan menggunakan metode gamification diharapkan dapat merangsang siswa agar dapat memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri. Game, siapa siswa yang tidak suka bermain game? Masalahnya bagaimana sebuah game dibawa masuk dalam pembelajaran. Nah, ada website yang menyediakan wadah untuk guru dalam melakukan pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih variatif. Classcraft, menjawab keresahan guru dalam membuat suatu pembelajaran yang menarik. Saya mencoba menggunakan Classcraft daluhu sebelum digunakan ke siswa, karena ini merupakan hal yang bari buat saya. Saya mempersiapkan semuanya dengan sebaik mungkin agar siswa tertarik saat menggunakan classcraft ini. Dalam permainan ini siswa harus dapat menyelesaikan misi untuk dapat lanjut ke babak selanjutnya, guru harus kreatif dalam membuat suatu misi agar siswa tertantang untuk dapat menyelesaikan misi tersebut. Bagaimana dengan capaian peserta didik? Guru tidak hanya melihat dari akademis saat siswa menyelesaikan game. Guru melihat dari cara siswa untuk dapat melewati sebuah misi dengan cara mereka sendiri, karena saat nanti di dunia kerja, siswa harus sudah siap dengan berbagai macam tantangan yang dihadapi.

Mengajar di SMAK Kanaan Cianjur merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Sekolah seperti sudah dipersiapkan semua kebutuhan guru untuk menghadapi pandemi, terlebih sekolah sudah menggunakan KISS (Kanaan Integrated Support System). Dengan menggunakan aplikasi KISS ini guru sangat terbantu sekali dalam pembuatan administrasi. Semua yang dibutuhkan guru sudah terdapat di KISS. Jadi sekolah kita sudah satu langkah lebih maju dan bisa menjadi contoh bagi sekolah lain dalam menggunakan aplikasi yang sangat membantu siswa maupun guru. Guru dapat memberikan tugas maupun ulangan harian langsung dari KISS, sehingga guru tidak perlu menggunakan google classroom. Semua administrasi yang diperlukan guru sudah ada di dalam satu wadah yaitu KISS.

Sekolah juga memfasilitasi guru dengan mengadakan perlombaan guru kreatif, sehingga guru dapat memberikan yang terbaik dalam melakukan pembelajaran. Puji Tuhan dalam perlombaan saya mendapat juara 1. Dengan menggunakan metode gamification menghantarkan saya mendapat juara 1 dalam perlombaan tersebut. Walaupun penilaian bukan hanya dilihat dari penggunaan metode, tetapi saya sangat puas, karena saya baru pertama menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran. Hal itu menjadi penyemangat, sehingga saya dapat memberikan yang lebih baik lagi untuk anak didik di SMAK Kanaan Cianjur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post