Okti Umi Widhayati,S.E

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Hikmah di balik musibah, Budaya Pamer akan tergeser

Hikmah di balik musibah, Budaya Pamer akan tergeser

Tak terasa sudah hampir 2 bulan wabah virus covid 19 melanda,kali ini saya lebih comfort menggunakan istilah virus karena kalau menggunakan kata Corona maka mindset kita pasti langsung negatif.Jadi..mari kita memulai dengan kata yang bermotivasi positif.

Saat ini di berbagai daerah sudah di umumkan penambahan belajar di rumah per 14 hari ke depan. Artinya kegiatan Proses belajar mengajar masih menggunakan sistem daring sampai dengan batas waktu yang belum bisa di tentukan. Hal ini tentu saja mengakibatkan gejolak permasalahan baru baik di dunia pendidikan, ekonomi,dan sosial di kalangan masyarakat. Berbagai keluhan langsung di tanggapi oleh pemerintah untuk urusan daring. Televisi kebanggaan kita TVRI yang di akomodir Kementrian Pendidikan menayangkan program belajar untuk siswa secara gratis dengan harapan siswa di seluruh jenjang pendidikan bisa belajar dari rumah dengan baik,walaupun masih ada kendala sinyal atau Antena Televisi yang tidak dimiliki oleh seluruh siswa, tetapi paling tidak sudah cukup mampu mengatasi keterbatasan program daring,terutama di pelosok daerah.

Pemerintah sampai saat ini bersama kementrian Kesehatan dan segenap jajaran gugus tugas penanganan Covid 19 masih fokus berusaha mengurangi pasien yang terkonfirmasi positif untuk terkonversi menjadi negatif. Ini jelas bukan tugas yang mudah,tapi jika semua instansi bisa bekerja sama dengan baik,bukan tidak mungkin semua bisa di atasi dengan maksimal.

Di Sektor perekonomian,baru baru ini Menteri keuangan merilis penurunan GDP (Gross Domestic Product) yang selama ini di gunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan ekonomi dengan angka yang cukup fantastis,bahkan tidak menutup kemungkinan sampai negatif. Hal ini bisa terlihat dengan berkurang nya daya beli yang di sebabkan oleh menurun nya tingkat pendapatan terutama pada pekerja sektor informal.

Wabah covid 19 melanda di bulan istimewa,dimana sebentar lagi umat muslim akan menjalankan ibadah puasa,yang pada kondisi normal akan terjadi peningkatan permintaan bahan pokok yang sering di konsumsi sebagian besar masyarakat sebagai menu berbuka,ini akan berkurang seiring dengan langkanya pasokan mengingat armada ekspedisi di berbagai daerah sudah di kurangi.

Tradisi yang membudaya dan menjadi bad habbit di kalangan masyarakat kita saat Lebaran adalah identik nya lebaran dengan baju baru,sepatu,furniture atau bahkan kendaraan. Pada kalangan menengah ke atas,Lebaran menjadi ajang pamer yang disisipkan pada open house dengan jamuan mewah. Untuk kalangan menengah ke bawah tak jarang mereka memaksakan diri menambah pengeluaran yang seharusnya bisa di alokasikan untuk kebutuhan lain nya. Untuk kali ini,lonjakan permintaan akan kebutuhan menjelang lebaran dipastikan akan menurun.

Inilah hikmah di balik musibah. Dengan keadaan ini masyarakat akan lebih bijak dalam bertindak,lebih manusiawi dengan rela berbagi. Ini secara tidak langsung sebagai ajang edukasi masyarakat untuk tidak berperilaku konsumtif dalam hal hal tertentu, sehingga kehidupan sosial masyarakat akan tetap terjaga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post