Okti Umi Widhayati,S.E

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Profesiku.....Aku Padamu

Profesiku.....Aku Padamu

Dari kecil,sama sekali tidak ada terlintas ataupun niat di dalam benak saya untuk menjadi guru,walaupun kedua orang tua saya dan hampir sebagian besar kakak saya ber profesi guru. Semasa SMA,seperti halnya remaja remaja lainnya,tidak mau di repotkan oleh keadaan,mengambil jurusan pun yang A3 atau IPS pada masa nya. Setamat SMA,memilih fakultas dan jurusan pun masih yang simpel aja,mencari yang link dengan jurusan IPS,sehingga memutuskan kuliah di Fakultas Ekonomi prodi Manajemen.

Menyandang gelar Sarjana di tahun 1998 bukanlah hal yang mudah,mengingat pada saat itu Indonesia sedang terpuruk oleh gelombang krisis moneter yang mengakibatkan PHK massal di berbagai perusahaan. Pada saat menunggu panggilan kerja atas beberapa lamaran yang saya masukkan,saya mencoba memulai bekerja dengan menjadi staff dosen di Perguruan Tinggi Swasta yang terdapat di ibukota Kabupaten yang saya tinggali sampai sekarang. Dan pertama kali saya menggantikan dosen yang berhalangan hadir,dengan menyampaikan materi mengenai pengantar Akuntansi,bukan lah menjadi hal yang sulit bagi saya,karena saat itu kelas yang saya ampu adalah kelas malam atau reguler dimana sebagian besar mahasiswa nya adalah pegawai,yang nota bene hanya mencari gelar atau menyelesaikan kuliah yang sempat tertunda.

Sampai 2 tahun menjadi Asisten Dosen,saya di terima bekerja sebagai teller di sebuah Bank BUMN. Di situ naluri saya mulai tergerak untuk mencoba pekerjaan baru, yang waktu itu,dunia perbankan sudah di anggap sebagai pekerjaan yang full prestige bagi kalangan beberapa orang. Dan mungkin di situlah naluri saya sebagai guru meronta,saya memutuskan untuk tetap memberi kuliah selepas bekerja di Bank. Masih dengan menggunakan seragam Teller yang waktu itu bertema biru elektrik...dengan aroma keringat yang sudah mulai tercium,saya berusaha menyampaikan materi ke mahasiswa dengan maksimal,walau harus jam 9 malam baru sampai ke rumah. Kena marah Pinca...? Sudah biasaaaa....bukan karena kesalahan saat bekerja di dunia perbankan,tetapi beliau memergoki saya sedang membuka buku untuk mempersiapkan bahan kuliah,yang waktu itu Overhead Proyektor nya masih menggunakan plastik transparan. Yaa...Pinca saya bersikeras meminta saya untuk Resign dari Kampus,bahkan sempat mengeluarkan statement,....berapa sih,gaji kamu disitu...dan kalo di hitung memang hanya 0,025 dari Gaji saya sebagai teller. Tapi itu lah Naluri kejiwaan untuk menjadi Guru, yang tidak dimiliki oleh semua orang.

Tepat setahun saat harus memperpanjang kontrak sebagai karyawan outsourching Bank BUMN,saya memilih untuk tidak memperpanjang kontrak. Saat itu ada tawaran untuk mengambil profesi guru melalui jalur Akta mengajar,dan saya kembali kuliah kurang lebih 1,5 tahun. Hal hal yang harus di persiapkan sebelum mengajar,banyak saya dapatkan di perkuliahan singkat ini. Setelah mendapatkan Ijazah Akta mengajar,saat itu pula ada rekrutmen guru Bantu di tahun 2003. Di situ lah saya merasa bahwa semua pasti akan ada Jalan terbaik yang di berikan pada kita,asal kita tetap istiqomah pada apa yang kita jalani. Alloh begitu baik pada saya,setelah tes dan menjalani profesi sebagai guru bantu,tahun 2005 saya di nyatakan lulus CPNS dan di tempatkan di tempat yang sama saat saya menjadi guru bantu, di SMA Negeri 1 Pangkalan Bun,sekolah favorit bagi para siswa dan orang tua yang tiap tahun selalu berusaha mempercayakan anak nya untuk kami didik.

Suka duka saat mengajar siswa SMA saat awal mengajar,jelas sangat terasa di bandingkan dengan saat memberi kuliah. Mahasiswa notabene banyak diam di kelas,sedangkan di SMA dan kebetulan Mapel saya ekonomi,jadi full mengajar di kelas IPS,mereka sangat atraktif di dalam kelas,biasaaa...masih dalam kapasitas memerlukan perhatian,dan ini malah menjadi tantangan buat saya,saat saya mengajar di dalam kelas yang dalam tanda kutip siswa nya berulah sangat kreatif dalam kelas. Dengan pendekatan personal,salah seorang siswa secara perlahan mau terbuka dengan saya,bercerita tentang kondisi keluarga nya,yang memang tidak pernah mendapatkan kasih sayang ayah dan ibu nya. Siswa yang ulah nya kerap kali menjadi perbincangan di ruang guru itu,datang ke rumah saya dengan membawa tas lusuh berisi 1 buku tulis baru,dengan rambut pitak karena tadi pagi kena razia rambut...Dia berhasil membuat saya menitik kan air mata haru dengan kalimat nya...."Bu....saya mau belajar......

Kalimat yang selama ini di judge oleh sekian banyak orang,tidak akan pernah terlontar dalam ucapan nya. Seketika saya bimbing dengan kesabaran tingkat dewa karena materi sudah terlewati cukup banyak. Mau pulang pun saya tawari untuk ke pangkas rambut terdekat karena uang nya tidak cukup. Dan kepuasan menjadi guru sangat saya rasakan saat siswa tersebut berhasil lulus UN dengan nilai yang cukup di atas standar nilai UN, yang saat itu masih menjadi penentu kelulusan. Inilah yang dinamakan kepuasan kualitatif,tidak akan bisa di ukur atau di nyatakan dengan angka....Luar biasa perjuangan mu...nak...dan sekarang dia sudah bekerja menjadi wartawan di sebuah Media cetak yang cukup ternama.

Hal ini lah yang sampai sekarang saya jadikan pelajaran untuk saya dan anak anak saya,bahwa kita tidak boleh menjudge seseorang dalam kondisi apapun,karena jika dia mau berusaha dan Kuasa Tuhan berkehendak,maka segala sesuatu nya bisa berubah dengan cepat. Untuk Orang tua, juga bisa di jadikan ilmu parenting bahwa ranking tidak selamanya menjamin keberhasilan anak kelak. Saat ini masih banyak orang tua yang terlalu mengharapkan anak nya menjadi peringkat pertama. Ambisi boleh...tapi Ambisius itu tidak baik. Itu yang selalu saya ingatkan kepada orang tua saat mengambil rapor. Kepada siswa,saya beri motivasi bahwa passionmu profesi mu,agar mulai sekarang mereka menggali minat bakat yang tumbuh dalam diri nya untuk di kembangkan menjadi profesi. Sehingga apapun profesi jika berawal dari minat yang berkembang dari hati,pasti akan menjadi berkah di kemudian hari. Semangat yaa...Bapak ibu sesama rekan guru, mari kita sama sama lebih mencintai dan bangga akan profesi kita, karena semua akan terbayar dengan kesuksesan anak didik kita.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Betul Bu....

25 Aug
Balas



search

New Post