364. Setahun Berkarya di Gurusiana (bagian 2)
Fiksi adalah jenis tulisan yang mampu membuatku menceritakan hal-hal tergelap dalam hidupku, tanpa harus mengakuinya. Di dalamnya, kegemaranku berkhayal dan mengembara secara pikir dan rasa, menjadi tersalurkan.
Kelas Fiksi 2 yang dibesut oleh Andal Menulis dan team mentornya, pernah menobatkan aku dengan julukan "piawai". Tiada yang lebih membahagiakan selain menerima feedback dan kurasi dari para mentor pada hasil karya kita.
Sebagaimana hukum dasar dunia fana yang tak pernah menggratiskan apapun, kurasi para mentor pun harus ditebus dengan uang. Bukan hanya itu, pengorbanan waktu, biaya, tenaga dan olahraga imajinasi yang cukup memguras energi. Aku mencari feedback dan kurasi tidak dengan cuma-cuma.
Memasuki portal Gurusiana, awalnya memang menyenangkan. Kenangan awal proses panjang ini adalah ketika tulisan praktik pertamaku diberi feedback langsung oleh Pemred Gurusiana, Eko Prasetyo. Aku ingat judulnya "pandemi covid 19 dan potensi lost generation".
Substansial yang tidak tertata dengan baik, belum sempat di tangkap dalam kurasi yang membuatku malu saat itu.
" Susunan kalimat ibu, jika saya baca bisa membuat nafas saya habis. Kalau saya sampai mati, ibu harus bertanggung jawab, " kalimat - kurasi itu masih mampu membuatku terpingkal
Bersambung,
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar