Penyesalan Mantan Istri
Tantangan menulis 365 hari ke-1567 tanpa jeda
Penyesalan Mantan Istri
Bagian 3
“Apa aku tidak salah dengar dengan omonganmu.”
“Benar Pak, aku kepingin kita hidup seperti dulu lagi.”
“Kamu kan sudah menikah dengan orang lain?”
“Aku sudah menggugat cerai suamiku.”
“Mengapa menggugat cerai dia? Bukankah keinginanmu untuk hidup bergelimang harta sudah kau dapatkan?”
“Dia beristri lagi untuk yang ketiga kalinya. Aku memang mendapatkan semua yang aku inginkan, tapi tak mendapatkan kasih sayang darinya.”
“Maafkan aku, kita tak mungkin bisa rujuk lagi, karena bulan depan aku mau menikah dengan anak perawan yang tak matre sepertimu.”
Mendengar dipermalukan seperti itu, Aruni langsung pergi dari rumah Rudi yang besar dan bagus sambil menangis. Dia menangis bukan karena merasa terhina dengan perkataan Rudi mantan suaminya itu, melainkan menyesali mengapa dirinya menjadi orang yang banyak menuntut dengan mantan suaminya itu, ketika menjadi istrinya, demi untuk semua gaya hidup yang salah. Padahal mantan suaminya itu, benar-benar menyintai dirinya.
Selesai
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Maaf ya, Aruni. Keren, Opa.
Kisah2 yang selalu menginspirasi opa Sunin
Makasih Pak, sukses selalu untuk Bapak
Pelajaran hidup yang apik, Opa Sunin. Salam sukses.
Makasih Bu, salam sukses
Sesal datangnya belakangan. Sukses selalu Opa.
Makasih Bu atas kunjungannya, sukses selalu untuk Bapak
Mantap
Makasih Pak, sukses selalu untuk Ibu
Aamiin