OPS SDN SEDDUR 1 PAKONG

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Berhias Wajah, boleh tidak Sholat?
Kebiasaan di masyarakat

Berhias Wajah, boleh tidak Sholat?

✍🏻 DESKRIPSI :

Pengantin kan biasa nya kalau di rias wajah nya itu full make up.

Kadang suka ada yang meninggalkan shalat, karena klo make up nya dihapus kan sayang, kata nya.

🌴 PERTANYAAN :

Kalau dia meninggalkan shalat seperti dalam keadaan seperti itu (dengan alasan tersebut), bagaimana ⁉️

🍏 JAWABAN :

Hukumnya tidak boleh meninggalkan sholat.

Dengan alasan sebagaimana dalam deskripsi.

Dalam keadaan perang saja, masih tetap di wajibkan sholat syiddatil khauf.

Tetapi ada sebagian ulama' seperti Imam Al-Qoffal membolehkan menjama' sholat, jika dalam kondisi hajat(keperluan), dengan catatan tidak di jadikan kebiasaan.

📚[كفاية الأخيار، ص ١٤١]

بل ذهب جماعة من العلماء الى جواز الجمع في الحضر للحاجة لمن لا يتخذها عادة وبه قال أبو إسحق المروزي ونقله عن القفال

“Bahkan sekelompok ulama membolehkan jama' bagi hadirin untuk sebuah hajat(keperluan). Dengan catatan, ini tidak bisa menjadi sebuah kebiasaan. Abu Ishaq Al-marwazi memegang pendapat ini. Ia mengutipnya dari Syekh Qaffal”.

📚[بغية المسترشدين، ص ٢٩]

صرح الكبشي في الجوهرة بأن أيام الزفاف السبع أو الثلاث عذر عن الجمعة والجماعة ، وفي التحفة أنها عذر في المغرب والعشاء فقط

[Bughyatul mustarsyidin, hal 29]

“Imam alkabsyi menerangkan dalam kitab al jawharoh, bahwa hari-hari pernikahan yang tujuh atau tiga, adalah udzur pada sholat jum'at atau jama'ah, dan pada kitab attuhfah, bahwasanya ia adalah udzur pada sholat maghrib dan isya saja”.

📚[المجموع شرح المهذب، ج ٤ ص ٣٨٤]

(فَرْعٌ)

فِي مَذَاهِبِهِمْ فِي الْجَمْعِ فِي الْحَضَرِ بِلَا خَوْفٍ ولا سفر وَلَا مَرَضٍ: مَذْهَبُنَا وَمَذْهَبُ أَبِي حَنِيفَةَ وَمَالِكٍ وَأَحْمَدَ وَالْجُمْهُورِ أَنَّهُ لَا يَجُوزُ وَحَكَى ابْنُ الْمُنْذِرِ عَنْ طَائِفَةٍ جَوَازَهُ بِلَا سَبَبٍ قَالَ وجوزه بن سِيرِينَ لِحَاجَةٍ أَوْ مَا لَمْ يَتَّخِذْهُ عَادَةً

“Dalam madzhab ulama', shalat jama' di rumah tanpa sebab takut (sampai membahayakan nyawa), berpergian dan sakit, menurut mayoritas ulama' adalah tidak diperbolehkan. Dan di hikayatkan Ibnu Mundzir dari sekelompok ulama', memperbolehkan hal tersebut dengan tanpa sebab. Selain itu juga. Ibnu Sirin memperbolehkan jama' dengan adanya kebutuhan (hajat) selama tidak di jadikan adat (kebiasaan).”

📚[شرح النووي على مسلم، ج ٥ ص ٢١٩]

وَذَهَبَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ إِلَى جَوَازِ الْجَمْعِ فِي الْحَضَرِ لِلْحَاجَةِ لِمَنْ لا يتخذه عادة وهو قول بن سِيرِينَ وَأَشْهَبَ مِنْ أَصْحَابِ مَالِكٍ وَحَكَاهُ الْخَطَّابِيُّ عَنِ الْقَفَّالِ وَالشَّاشِيُّ الْكَبِيرُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الْمَرْوَزِيِّ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ أصحاب الحديث واختاره بن المنذر

“Sejumlah imam berpendapat, tentang di perbolehkannya menjama' shalat di rumah, karena ada keperluan bagi orang yang tidak menjadikan nya sebagai kebiasaan. Ini pendapat Ibnu Sirin, Ashhab pengikut Imam Malik, al-Qaffal, dan As-Syasyi al-Kabir dari kalangan Asy-Syafi'i, dan Abu Ishaq al-Marwazi dari kalangan ahlul hadits. Sebagaimana dipilih oleh Ibnu Mundzir”.

📚[ترشيح المستفيدين، ص ١٣٤]

ومن الشافعية وغيرهم من ذهب الى جواز الجمع تقديما مطلقا لغير سفر ولا مرض ولا غيرهما من الأعذار. قال النماري رحمه الله ----إلى أن قال---- يعني أن القائلين بهذا ابن سيرين وربيعة الرأي والقفال الصغير وأشهب من المالكية وابن المنذر والقفال الكبير وأحمد بن حنبل. وعن جماعة جوازه مالم يتخذه عادة وهم غير محصورين، هذا في جمع التقديم واما جمع التأخير فقال به جمع غفير.

“Sebagian ulama madzhab Syafi‘i dan madzhab lain, secara muthlaq membolehkan jama' taqdim bagi orang-orang yang ada di rumah/yang tidak bepergian, tidak sakit, atau alasan lain. Syekh Namari menyebutkan ulama' yang sejalan dengan pendapat di atas, antara lain Ibnu Sirin, Rabi‘ah, Qaffal Shagir, Ashhab Maliki, Ibnul Munzir Syafi‘i, Qaffal Kabir, dan Ahmad bin Hanbal. Sementara sejumlah ulama' membolehkan jama' dengan catatan tidak untuk kebiasaan. Jumlah mereka ini tidak terhitung. Hukum fiqih di atas berlaku untuk jama' taqdim. Sedangkan untuk jama' ta’khir, ulama' dengan jumlah besar membolehkannya.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post