Jalan Untuk Pulang
Saat ini dalam kegelapan malam dibawah atap salah satu ruko di bagian tersembunyi dari pasar tradisional, sapasang mata mengawasi gerak gerik Darna. Darna tidak menyadari bahwa diujung ruko tempat dia berteduh tak jauh dari penguntitnya berdiri, dua orang anak laki-laki seusia Bagas juga sedang siap siaga menanti tindakan yang akan dilakukan oleh penguntit yang sudah dari tadi siang dan beberpa hari sebelumnya juga mengikuti Darna.
Mereka telah melaporkan kepada Bagas, dan sebenarnya Bagas juga sudah mendapat informasi tentang orang yang suka mengikuti kakaknya itu. Bagas sedikit khawatir dan ingin mendampingi kakaknya sendiri, namun kedua rekannya berhasil menyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja bersama mereka. Seperti malam ini mereka berdua masih terus memantau gerak-gerik orang yang mencurigakan tersebut. Namun suasa pasar yang semakin gelap dan minim penerangan membuat pengawasan mereka menjadi terbatas.
Darna sampai pada batas kesabarannya, atau lebih tepatnya kecemasan sebab hujan yang tak kunjung reda serta suasana yang semakin menyeramkan. Pasar yang tadinya hanya remang-remang sekarang menjadi gelap gulita. Berbekal cahaya senter dari handphone miliknya gadis itu memutuskan melanjutkan perjalanannya kembali. Darna melewati los-los dan jejeran lapak dengan setengah berlari, rasa cemas yang menyelimuti perasaanya membuat keringat dingin membanjiri tubuhnya.
Bersambung...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hi...serem, takut
terima kasih bun