Kemuning tiba lebih awal karena dirinya memang berniat demikian. Pelajaran pagi ini matematika yang paling dia sukai. Beberapa teman kelasnya sudah hadir dan jelas kaget melihat kehadirannya. Mereka mengetahui sederetan peristiwa yang menimpa kemuning.Tapi juga enggan menerimanya dalam siklus pertemanan kembali.

Kemuning mengambil posisi duduk sendirian di pojok belakang. Hatinya jelas was-was dengan tanggapan guru nantinya. Meskipun teman-teman, sangat menerima mereka namun dia merasa aneh dan terasing. Perempuan yang sudah menikah masih berseragam dan datang ke sekolah bukannya mengurus suami.

Tepat saat Bu Tama masuk dan terlonjak kaget, Kemuning menyadari bahwa dirinya salah. Semua orang telah mengetahui permasalahannya namun hanya sedikit yang bisa menerima kehadirannya kembali. Padahal separuh dirinya telah hancur dan jelas hanya kesempatan ini yang tersisa.

Bersambung....