Penjelasan yang cukup panjang lebar akhirnya memberikan titik terang kepada Pak Sarwo, beliau dengan berat hati memerintahkan penjaga untuk menutup gerbang masuk. Beberapa pekerja perempuan diminta membenahi barang-barangnya dan secepatnya meninggalkan rumah tuan tanah tersebut. Mereka dengan sigap berberes dan mengajak anggota keluarga yang dibawa ke rumah besar untuk meninggalkan rumah tersebut.

Kondisi kediaman tuan tanah semakin mencekam dimana wanita dan anak-anak bergerak cepat dalam diam menuju pintu gerbang. Sementara pekerja laki-laki bergerak sigap menelusuri kamar-kamar dan membangunkan penghuni untuk membantu mereka berangkat meninggalkan rumah tuan tanah. Dalam diam semuanya bergerak cepat meskipun wajah mereka tampak tegang. Sekarang semuanya terlihat normal hanya sedikit sepi saja dalam heningnya malam.

Naraya terbangun keesokan harinya dengan keheranan berjalan di sepanjang rumah yang sepi tanpa satupun pekerja perempuan. Naraya hampir kesulitan menemukan sesuatu yang dapat dimakan pagi ini setelah melewati dapur yang kosong. Namun perapian telah berasap menunjukkan sesuatu sudah dimasak sebelumnya. Naraya memberanikan dirinya masuk ke dapur, berharap ada pekerja yang bisa diajak bicara. Harapan Naraya jelas kosong saja sebab ruangan itu jelas kosong melompong.

Bersambung...