Naraya menyadari sikap dan perilaku pasutri itu jelas menggambarkan bagaimana resiko yang akan dia hadapi dimasa yang akan datang. Dilema setidaknya itu yang diarasakan oleh Naraya, memilih menyelamatkan dirinya sendiri atau orang lain. Dia berada diambang kematian karena wujudnya yang merupakan campuran dari manusia dan setan. Sisi positif dirinya jauh lebih hebat daripada sisi negatifnya sehingga Naraya tidak menonjolkan sifat jahatnya akan tetapi sifat manusianya yang lemah dan emosional.

Pak Sarwo menyakinkan Naraya untuk fokus pada tujuan awalnya saja terlebih dahulu, setelah bertemu dengan ibu kandungnya maka segala perintang yang lain akan terasa mudah. Naraya meminta pasutri itu memberikan langkah yang harus dia jalani agar dapat bertemu dengan ibu kandungnya. Dan kebohongan berikutnya, dimana goa yang mereka kira sebelumnya menjadi tempat penawanan ibunya ternyata bukan seperti itu. Goa itu bukan yang dituju karena ada tempat lain yang jauh dari gua sebagai tempat penempatan ibunya.

Naraya dan Pak Sarwo berangkat secepatnya menuju lokasi yang ditunjukkan oleh pasutri tersebut. Perjalanan biasa dan lancar tanpa gangguan, Naraya sangat bersemangat sebab informasi yang didapatkan ditunjang lokasi yang dituju cukup mudah dijangkau. Beberapa lama perjalanan menuju lokasi yang diinginkan akhirnya sampai. Naraya memutuskan mereka berdua harus berpisah di pintu masuk namun nanti setelah tiba di dalam mereka akan saling mengirim kode.

Bersambung..