MASKER AJAIB

#Pentigraf (3)

#1

Aku berjalan menaiki anak tangga supermarket itu dengan percaya diri. Aku yakin sudah memenuhi protokol kesehatan yang ditentukan. Masker sudah terpasang rapih, hand sanitizer sudah tersedia dalam tas, dan aku berjalanpun selalu menjaga jarak aman dengan orang di dekatku. Percaya diriku semakin mantap saat ibu satpam supermarket dengan senyumnya yang lebar menyapaku dan mengecek suhu tubuhku, sambil tetap dengan senyumnya yang super duper manis.

#2

Lolos dari pemeriksaan, aku langsung menuju pojok sembako yang akan aku beli. Semua sudah tercatat, sehingga aku bisa belanja dengan hemat waktu dan tidak kebablasan. Entah mengapa, hari itu aku merasa semua orang yang berpapasan denganku sangat ramah. Mereka selalu tersenyum padaku disertai sedikit anggukan. Aku ingat-ingat lagi apakah hari itu hari persahabatan sedunia, tapi sepertinya bukan.  Atau jangan-jangan mereka yang tersenyum itu, mantan murid-muridku? sepertinya tidak juga, sebab di antara mereka yang tersenyum padaku ada juga bapak-bapak yang mungkin seusia denganku. Tapi biarlah, aku tidak mau terlalu banyak berpikir, mereka ramah padaku mungkin karena aura percaya diriku dan aura ramah yang terpancar dari wajahku.

#3

Setelah semua daftar belanjaanku terpenuhi, aku bergegas ke kasir. Kali ini, mbak kasirpun menyambutku dengan sangat ramah. Aku balas dengan keramahan berlipat ganda. Proses pembayaran selesai, tak lupa kuucapkan terima kasih. Mbak kasirpun membalas. Sambil mengatupkan kedua telapak tangan di dadanya, dia berkata, “Trima kasih kembali Ibu… maaf Bu, sepertinya masker ibu terbalik deh, itu bagian yang putihnya ada di luar, biasanya bagian putih untuk di dalam Bu, dan yang hijaunya di luar”. Alamaaaak….ternyata mereka bukan ramah tapi menertawakan masker ajaibku. Cuuzzz aku langsung balik kanan, setengah berlari.