Tina S. Atmasasmita

Lahir di Bogor, tahun 1973. Telah dikaruniai 2 (dua) orang putri. Mulai mengajar pada tahun 1996 di Kota Bogor, Alhamdulillah pada tahun 2005 Allah memberi kese...

Selengkapnya
Navigasi Web
SatuDerapSeribuGiat
Belajar Dengan Wapres

SatuDerapSeribuGiat

Belajar Dengan Wapres

(Bergerak maju di tengah keterbatasan)

Sebagai sekolah yang berdiri kurang dari 6 tahun wajar rasanya jika sekolah kami masih dalam proses berbenah diri terus-menerus dalam banyak hal, salah satunya dalam hal penyediaan sarana dan prasarana belajar. Salah satu sarana yang masih belum lengkap di sekolah kami adalah proyektor (In focus) yang belum tersedia dalam rasio yang wajar.

Secara kuantitas, siswa di sekolah tempat kami bertugas mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pihak manajemen sekolah lebih fokus menambah ruang kelas agar dapat menampung siswa yang semakin banyak, sehingga penyediaan sarana penunjang belajar terkadang sedikit terabaikan. Untuk tahun ini saja, rombongan belajar ada 38, sementara proyektor yang tersedia hanya ada 8, itupun termasuk yang rusak. Bisa dibayangkan betapa ketatnya persaingan kesempatan mengajar menggunakan proyektor itu.

Karena keterbatasan tersebut, proyektor yang kami miliki tidak dipasang secara permanen ruang kelas. Setiap guru yang akan mengajar menggunakan proyektor harus meminjam alat itu sebelum KBM berlangsung, menandatangani bukti peminjaman dan segera mengembalikannya ke bagian sarpras setelah pembelajaran guru yang bersangkutan selesai. Tetapi pengaturan seperti itu terkadang tidak mulus sesuai aturan main yang ditetapkan.

Pernah suatu pagi, pukul 06.30 saya sudah tiba di sekolah, semangat mempersiapkan pembelajaran yang akan diawali dengan menampilkan video motivasi bagi siswa. Tetapi apa yang saya dapat, sepagi itu proyektor sudah habis, penyebabnya ternyata beberapa guru kurang disiplin. Guru yang kemarin menggunakan proyektor sampai jam terakhir tidak langsung mengembalikan hari itu karena akan dipergunakan lagi untuk mengajar di hari besoknya. Bentuk tragedi lain yang juga kadang terjadi adalah saat proyektor sudah siap dipasang di kelas, ternyata kabel power atau kabel HDMI nya tidak tersedia lengkap di dalam tas alat. Akhirnya waktu belajar yang akan terkorbankan.

Walapun proyektor ini tidak digunakan di setiap pertemuan, tetapi kondisi seperti itu terkadang cukup menganggu. Beranjak dari masalah yang sering saya alami tersebut, membuat saya merefleksi diri, mengevaluasi lagi perencanaan pengajaran yang sudah saya susun, termasuk penggunaan alat dan sumber belajar.

Sejak awal tahun pelajaran sebenarnya saya seringkali memaksimalkan dukungan internet untuk pembelajaran. Mulai dari penyediaan Blog materi pembelajaran interaktif, QR code, Edmodo, Email, serta aplikasi Quizizz atau Kahoot untuk evaluasi yang menyenangkan. Alhamdulillah semua itu dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Selama pemanfaatan internet tersebut dalam pengawasan guru, justru membuat petualangan belajar menjadi lebih seru.

Untuk mengatasi masalah yang sudah saya paparkan di ataspun akhirnya saya mencari solusi dengan bantuan internet. Dalam kasus ini saya memanfaatkan aplikasi WhatsApp sebagai pengganti proyektor. Hal ini dilakukan dengan cara membagikan video atau slide presentasi yang akan ditampilkan dalam kegiatan belajar ke whatsApp grup siswa di kelas yang kita ajar, sehingga murid dapat mengamati bahan presentasi tersebut pada gawainya masing-masing. Jika tidak semua siswa memiliki gawai, maka materi ini dapat diamati bersama dengan teman sebangkunya. Saya menyebut cara ini WhatsApp Presentation, disingkat menjadi WA presentasi, dan saya menamainya “Wapres”.

Menampilkan video atau bahan presentasi melalui whatsapp grup ini juga dapat dilakukan dengan cara membagikan tautan. Materi pelajaran telah kita siapkan pada blog yang kita miliki, dilengkapi dengan video atau slide presentasi jika diperlukan. Tautan blog tersebut kita bagikan di whatsapp grup kelas. Memang selalu banyak jalan menuju Roma untuk sebuah kemajuan.

Alhamdulillah, cara ini bisa lebih mengefektifkan pembelajaran di tengah-tengah sarpras yang belum lengkap, walaupun memang selalu ada kelemahan. Menurut informasi dari siswa, ternyata semakin banyak guru di sekolah kami yang menerapkan cara ini. Yang lebih kami syukuri, ide sederhana ini akhirnya dapat menjadi solusi cara penyampaian materi pelajaran secara daring di tengah serangan Corona, mengingat keterbatasan alat dan kemampuan ekonomi orang tua siswa kami. Semoga rekan guru semua tetap semangat mengajar bagaimanapun kesulitan yang dihadapi. Mari kita perkuat do’a agar musibah ini segera berlalu. Aamiin.

Sumber gambar : youtube.com dan thenextweb.com

Ditulis oleh:Tina Sundari, S.Pd., M.Pd. Lahir di Bogor, Jawa Barat pada tahun 1973. Guru SMKN 1 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Email : [email protected], WA. 087823621973

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Bund, kreatif dan inovatif. Sukses selalu dan barakallahu fiik

04 Apr
Balas

Aamiin.... Ibuuuu.... Apa kabar? Trima kasih ya bu atas supportnya. Sukses sll buat ibu

04 Apr

bagus bun , inovatif, salam kenal dari orang Blitar

04 Apr
Balas

Saya masih harus banyak belajar Bu.... hehe, sbnrnya malu, tulisannya terlalu sederhana, gapapa belajar ya Bu....salam kenal juga dari saya di Bandung Barat. Sukses selalu buat Bu Esti.

04 Apr

masyaallah..luar biasa ide kreatif "WAPRES" nya bu..salut..asli keren..terimakasih inspirasinya terutama di sekolah semacam kami di pedalaman Sukabumi bu..hehehee.. artikel ibu sangat layak masuk 100 naskah terbaik..saya mendukung dan mendoakan bu..aamiin..

05 Apr
Balas

Aamiin... Aamiin... Trima kasih Pa supportnya, tp sy tdk mau berharap, maluuuuu, idenya sangat sederhana, krn sy sesuaikan jg dg kemampuan konomi siswa di sklh kami..jika membaca tulisan teman2 yg lain nyali sy langsung ciuuuut, sy bnr2 masih harus banyak belajar, tetmasuk kpd Pa Ridwan yg tulisannya keren2 enak dibacanya.... Mhn share ilmunya ya Pa...

05 Apr
Balas

Tempat sy pun sklh negeri yg sdh bertahun berdiri, bahkan kt nya sklh favorit..LCD dkk nya itupun slg pinjam alias bergantian..apalagi laptop... kl sklh br 6 th sdh bgs itu ada. Semangaatt bunda... bersama "wapres" nya...

21 Apr
Balas

iya bund.... kita jadi dituntut harus berfikir keras di tengah keterbatasan, daripada benturan sama teman hanya gara-gara kita mau pake LCD proyektor di waktu yang bersamaan. Trima kasih bunda sudah berkenan mampir di blog saya.

15 May



search

New Post