Ovrina Resti Arisandi,M.TPd.

Assalamualaikum Wr.Wb. Hallo temans..Salam kenal dari bumi rafflesia, Provinsi Bengkulu. Penulis dilahirkan di salah satu Desa di salah satu daerah kabupa...

Selengkapnya
Navigasi Web
TIGA PARAGRAF BERSAMA AYAH

TIGA PARAGRAF BERSAMA AYAH

#Tantangan Menulis Gurusiana

# Menulis 30 hari

# Hari ke-21

# Pentigraf

Oleh   : Ovrina Resti Arisandi, M.TPd.

TIGA PARAGRAF BERSAMA AYAH

 

Ayah bekerja sebagai seorang sopir angkot. Ayah memiliki banyak armada angkot yang juga disewakan kepada sopir yang lainnya.  Setiap harinya mengantarkan penumpang yang sudah langganan. Ayah mengantarkan penumpang para penjual sayur dari desa ke kota atau biasanya juga ke pekan-pekan atau pasar tradisional  yang ada di kecamatan.

 

Siang hari itu Ayah dan Eliana pergi bersama ke kota. Eliana ikut ayah mengantarkan penumpang langganan ayah ke rumahnya masing-masing. Eliana anak bungsu ayah dari tujuh bersaudara. Kala itu dia berumur 5 atau 6 tahun. Sejak kecil memang suka ikut kemana ayah pergi.

 

Sekarang hanya tinggal ayah dan Eliana di dalam angkot berwarna biru itu. Ayah mengajaknya ke suatu tempat yang ada di pasar utama di kota itu. Ternyata ayah mengajak Eliana ke sebuah studio foto ternama kala itu. “QUEEN PHOTO” namanya. Kameramen sedang mempersiakan semua atribut pengambilan gambar. Kemudian Eliana sudah siap di bawah sinar lampu pemotretan. Berdiri sedikit cemas, deg-degan rasa di hati tak menentu sekilas ada juga rasa takut mau menangis rasanya. “Senyum dikit dek!” kata salah seorang fotografernya. Namun Eliana tak merespon dan ada tanda tanya di hatinya. Tetap tanpa ekspresi dan “Jepret” foto telah diambil. Ayah dan Eliana berlalu meninggalkan studio foto tersebut sambil bercengkrama. Ayah berkata dalam bahasa daerahnya, “ Mene ca tawai nano?”. Dalam bahasa Indonesianya “kenapa tadi tidak senyum?”. Eliana balas menyapa “ memang coa ade tun semayo tawai dalam bahasa Indonesianya,”memang tidak ada yang suruh senyum”. Terbahak ayah tertawa, “hahaha..senyum itu adalah bahasa Indonesia dari tawai, Nak”. Karena belum memasuki usia sekolah, dia tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia selain bahasa ibu/bahasa daerahnya. Eliana tersipu malu.

 

@rienaasmawibengkulu_01 Juni 2020

 

@rindu ayah

 

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ayah, sosok pelindung anaknya.

01 Jun
Balas

Iyaaaa bu..Lagi rinduuuuuuuuuu sekali

01 Jun

Mantap ceritanya bu,sukses selalu

02 Jun
Balas

Ayah tetap menjadi pahlawan dan kebanggaan keluarga

04 Jun
Balas

Mantap...say

01 Jun
Balas



search

New Post