Oyu

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

#KenapaHarusMenulisBuku?

Sebagai pendidik yang masih belajar, saya baru menyadari ternyata buku adalah salah satu cara efektif untuk menyebarkan pesan-pesan yang baik. Di tengah keprihatinan moralitas di Zaman Now: korupsi, miskinnya keteladanan, perilaku teknologi menyimpang, dan berbagai demoralitas yang menggempur dari berbagai lini. Buku Menjadi alternatif agen kebaikan.Dengan buku seorang penulis tidak sekedar menyebarkan gagasannya, bahkan ia pun akan "membakar" para pembacanya melalui tulisan ideologinya. Bukankah Komunisme, Sosialisme, Kapitalisme lahir dari buku? Begitu pula dengan Islam, Jauh sebelum masa Renaissance, Islam Jaya karena banyak lahirnya buku dari para pemikir, ulama dan umatnya. Seorang akademisi dan diplomat AS, Michael Hamilton memberikan pengakuan yang jujur tentang sumbangsih besar peran umat Islam dalam meletakkan dasar peradaban dunia modern. Bukunya yang berjudul Lost History: the Enduring Legacy of Muslim Scientists, Thinkers and Artists, telah mengungkap berbagai pemikir Islam dari berbagai fan keilmuan, Kimia, Kedokteran, filsafat, arsitek, teknologi dan sebagainya yang telah memberikan sumbangan terbesar bagi ilmu pengetahuan untuk diteruskan hingga saat ini. Lalu mengapa umat Islam Zaman Now banyak yang mundur ke belakang? Jika boleh jujur, diakui atau tidak, kita tertinggal jauh, karena sebagian besar umat Islam "Tidak Mau Membaca". Membaca dalam arti luas, memahami menggali berbagai ilmu pengetahuan sebagaimana dicontohkan para pendahulunya. Minat baca kurang, tentunya budaya tulis menulis pun juga kurang. Berbagai penelitian sering diungkap, bahwa Budaya Membaca dan Menulis di Indonesia, sangat jauh tertinggal ke belakang dari negara-negara lain. Ini hal yang aneh sebenarnya, karena 87% penduduk Indonesia adalah muslim. Dan Sebagai seorang muslim yang baik, tentunya kita sering mendengar ayat pertama yang turun kepada Rasul Kita Muhammad shallu 'alaih, adalah perintah untuk membaca. Iqra! Maka, dengan bangkitnya gerakan literasi yang dipelopori oleh para guru dan siswa di Indonesia, menjadi momentum yang sangat baik di penghujung Tahun 2017 ini. Secara simbolis beberapa waktu lalu Mohammad Ihsan CEO Media Guru telah memberikan lebih dari 1000 buku hasil dari pelatihan menulis guru selama Tahun 2017 kepada Plt. Dirjen GTK Kemendikbud, Hamid Muhammad. Itu pencapaian yang sangat luar biasa dahsyatnya. Pencapaian itu menjadi anchor, motivasi dan inspirasi guru lainnya. Para guru saat ini berlomba untuk menulis buku. Apapun niatnya sebagai ajang prestise atau gengsi menurut saya tidaklah masalah. Terpenting dari itu Bapak/Ibu guru yang sudah bertahun-tahun berada dalam kejumudan literasi itu mau menulis. Toh, saya yakin jika sudah berhasil menulis buku, niat mereka akan kembali untuk memberikan kemanfaatan yang lebih besar, menjejakkan kebaikan lewat tulisan-tulisannya. Semoga dengan lahirnya buku dari para guru, maka akan lahir generasi-generasi Indonesia yang lebih baik dan hebat dari kita. Jayalah Negeriku Indonesia. Ernaz Siswanto 6 Desember 2017
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jayalah selalu guru Indonesia. Jayalah Indonesiaku. Tulisan pak Editor mantaapppp.

06 Dec
Balas

Semua penulis adalah pemenang yang luar biasa. Karena telah mengalahkan kemalasan pd dirinya dan mengajak kebaikan bagi sesama

06 Dec
Balas



search

New Post