Merasa tidak dihargai atau diapresiasi oleh pimpinan tertinggi di instansi kerja? Bagaimana jika orang lain berprestasi yang sama, atau mungkin kualitasnya di bawah kita. Ternyata pimpinan tertinggi akan memuja muji? Hal itu pasti pernah kita alami. Mungkin faktor like dan dislike. Atau bisa juga karena kita ikut komunitas atau organisasi yang tidak disenangi oleh atasan. Meskipun bukan organisasi terlarang, namun jika berseberangan dengan keinginan pimpinan, wajar saja kalau ia tidak suka. Hasilnya, segala upaya inovasi akan dipandang sebelah mata.

Tips dari saya jika Anda menghadapi kondisi seperti itu, pertama, Silahkan Anda kecewa. Lho kok?.. Iya kecewa itu wajar dan manusiawi. Namun kita tidak boleh berlama-lama kecewa. Karena jika larut dalam kekecewaan, kita akan stagnan. Dan tidak pernah berinovasi lagi, matilah kita. Kecewalah secara wajar, tidak perlu mengumbar kemarahan secara membabi buta, apalagi di medsos.

Kedua, ubahlah cibiran menjadi motivasi. Ini pasti sering kita alami. Kita berkata dalam hati "Saya akan buktikan Bu/Pak, bahwa saya tidak seperti yang Anda kira", atau "Tunggu saja, Anda nanti akan mengucapkan selamat dan Terima Kasih kepada saya". Itu hanya beberapa contoh yang pernah dialami oleh kawan-kawan saya yang seringkali dikecewakan oleh pimpinannya. Hasilnya, mereka justru semakin produktif dalam berinovasi. Jadi, bagaimana sikap kita menghadapi cibiran itu. Akankah justru membuat berhenti berkarya, atau semakin membuat kita untuk lebih giat belajar dan berkarya. Itu adalah pilihan Anda!

Ketiga, berkumpullah dengan "komunitas kecewa". Lho kok.? Jika mencari, Anda akan dipertemukan dengan orang-orang sama, yang memiliki kekecewaan karena tidak mendapatkan apresiasi hasil kerjanya. Bukan penghargaan, imbalan atau hadiah yang mereka inginkan. Hanya sekedar ucapan selamat, bagus, lanjutkan karyanya, itu sudah sangat bernilai. Nah, komunitas itu bukan sebagai ajang demo, atau ajang ngerumpi, ngegosip pimpinan. Namun, komunitas ini untuk saling menguatkan dan berstrategi menghasilkan karya yang lebih baik.

Jika ketiga tips diatas dilakukan, maka Andalah sesungguhnya loyalis sejati. Andalah sesungguhnya yang harus dipertahankan oleh pimpinan. Karena Anda bukan penjilat, Anda adalah seorang loyalis. Dengan ikhlas, meskipun banyak mendapat pertentangan, Anda keluar dari zona nyaman dan aman, berinovasi dan menginspirasi. Yakinlah, apa yang Anda lakukan tidak sia-sia. Karena bukan hanya keridhoan pimpinan yang me jadi tujuan, lebih dari itu apa yang dilakukan adalah sebuah ibadah dan kecintaan dari profesi, itulah puncak keikhlasan.

Kecewa boleh, jangan pernah berhenti berkarya, Mbois!! Semoga berkah kita berlimpah.

Dzikir menunggu Subuh

*Ernaz Siswanto*