Heri Susanto

Heri Susanto, S.Kom., M.Pd.Guru SMK Negeri 4 Surakarta. Gabung di gurusiana pada Januari 2018. Salam kenal ...Email : [email protected] / telp : 081329707...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tantangan Hari ke-23 : Rahasia 'Menunggu' #2

Tantangan Hari ke-23 : Rahasia 'Menunggu' #2

Melanjutkan tulisan yang lalu, bahwa rahasia pertama dalam ‘menunggu’ adalah mengisinya dengan kegiatan yang berkualitas. Rahasia ‘menunggu’ yang kedua adalah pastikan bahwa yang kita tunggu itu adalah sesuatu yang berharga. Maksudnya adalah sesuatu yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Jadi, yang kita tunggu itu harus benar-benar sesuatu yang patut kita tunggu.

Orang service mobil atau sepeda perlu menunggu hingga sepeda atau mobilnya selesai diperbaiki dan siap digunakan. Maka, pastikan ‘menunggu’ tersebut sepadan dengan hasil akhirnya. Contoh lain misalnya, ada orang yang memesan mobil dengan merk yang diinginkan. Tetapi dari dealernya mengatakan bahwa harus indent (baca : menunggu) selama dua bulan. Maka, orang yang sangat menginginkan mobil sesuai merk kesayangannya tersebut akan sabar menunggu hingga waktunya tiba. Ketika penantiannya berakhir dan dia mendapatkan mobil sesuai keinginannya, maka bisa jadi hal itu adalah kebahagiaan baginya.

Jika proses menunggu untuk keinginan di dunia saja kita bisa melakukannya, maka semestinya kita bisa ‘menunggu’ untuk kebahagiaan akhirat. Dan, sebagai orang beriman tentu akan mementingkan akhiratnya daripada dunianya. Mengapa? Sudah pasti karena balasan akhirat lebih baik daripada balasan dunia. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

”Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’am : 32).

Berdasarkan uraian di atas, maka orang beriman akan membentuk suatu pola pikir (mind set). Bahwa ‘menunggu’ sesuatu demi kebahagiaan akhirat adalah yang paling utama. Contoh aplikatif dari mind set tersebut antara lain :

§ Rela ‘menunggu’ (baca : sabar) dengan berlelah-lelah sholat malam

§ Sabar ‘menunggu’ ketika dicaci orang

§ Rela ‘menunggu’ untuk berlelah-lelah dalam menuntut ilmu agama

§ Rela ‘menunggu’ dalam ketaatan kepada suami

§ Rela ‘menunggu’ dalam menjaga sholat di awal waktu

§ Dan lain-lain (cari yang lainnya ya)

Terakhir, sekali lagi semua yang dilakukan dalam ‘menunggu’ tersebut mereka yakini sebanding dengan harapan balasannya. Wallahu a’lam ...

***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post